PŁAY and BAĐ | Sisa Rasa

233 32 2
                                    

PŁAY and BAĐ

      BULAN mulai menampakkan dirinya tuk bersinar menghiasi kegelapan malam menggantikan matahari yang menjadi penghias siang hari.

Beberda dengan Eunha yang melakukan kencan rianya dengan Jungkook, Yerin kerap mengurung diri di kamar. Dengan kedua bola mata yang terus menjatuhkan bening-bening air matanya, dan hati yang serasa hancur berkeping-keping, Yerin tak kunjung keluar, tak mau makan, dan tak mau melakukan apapun selain menangis.

Depresi berat mendatanginya, dengan trauma yang terus menusuk pikirannya, sesak berlebihan muncul didadanya.

"Yerin gak kuat!"

"Gak kuat kenapa, Rin?"

"Yerin pengen pindah!"

"Yerin pengen pindah.." lirihnya, tertidur lelap diatas ranjangnya.

•••

Ning Nong ~

"Siapa?"

Sahut ibu Yerin dari dalam rumah dan membuka pintu. Melihat siapa yang memencet bel pintu rumahnya.

"Selamat malam, tante."

"Taehyung?"

•••

Tok! Tok! ~

Ibu terus mengetuk pintu, Yerin tak kunjung membukanya.

"Yerin, ada temanmu, nak." ucap ibu dari luar pintu kamar.

Ketukan pintu tadi membangunkannya dari tidur lelapnya.

"Yerin, ada temanmu."

Yerin tak bergeming. Pikirnya, disaat seperti ini siapa coba yang berani mendekatinya lagi? Apakah memang dia mempunyai teman sejati yang hadir suka maupun duka selain Eunha?

Atau mungkin itu adalah Eunha?

"Siapa bu?" tanya Yerin dengan suara paraunya.

"Eunha?"

"Bukan nak, Taehyung."

DOENG!

Sesuatu menusuk hatinya semakin mendalam, ingin sekali malaikat maut mendatanginya saat ini juga. Yerin ingin mati.

"TAEHYUNG!?"

Tubuhnya bergetar hebat, keringat panas dingin mengalir disekujur tubuhnya.

Yerin melirik kesana-kemari, mencari jalan kabur.

"Jendela."

•••

"Kok aneh, ya. Yerin gak mau bukain pintunya."

Ibu Yerin menuruni tangga, dan menemui teman kecil putrinya.

"Taehyung, Yerinnya gak mau kelu-"

"Eh? Anak itu kemana?" tanyanya pada diri sendiri, karena Taehyung sudah menghilang begitu saja. Entah pergi kemana anak itu.

•••

"Aman?"

Kedua bola mata Yerin berputar kemana-mana dengan waspada, takut ada orang lain yang melihatnya. Apalagi kalo sampe tau dia kabur.

"Huh, aman."

"Eh?"

BRUKK!

Yerin jatuh, terlalu waspada dengan lingkungan sekitar tetapi tidak waspada dengan dirinya sendiri.

PŁAY and BAĐTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang