l'ombra nera

15 8 0
                                    


sometimes humans are even more terrifying than ghosts


Lower East Side, New York, AS

Hujan deras menguyur kota New York malam itu, jalanan nampak sepi karena orang lebih memilih menghangatkan diri mereka di dalam rumah, berbeda dengan seorang pemuda tinggi dengan mantel hitamnya itu, dia berada di sebuah gang kecil kota Lower East Side, memegang sebilah pisau kecil yang tampak berlumuran darah, lelaki itu menyeringai puas saat di depan matanya terdapat seongok mayat dengan luka menganga yang memenuhi tubuh bugarnya, siapapun yang melihatnya akan merasa mual, tapi lelaki dengan mantel hitam itu justru menampakkan ekspresi seperti orang sehabis memenangkan lotre.

Lelaki itu mengeluarkan benda pipih berbentuk persegi panjang yang memiliki beribu fungsi. Mulai mendial nomor seseorang.

"Target berhasil di lumpuhkan" katanya culas.
Seseorang disebrang sana tertawa puas

"Tidak salah aku mempercayai mu Theo, bayaran
mu akan segera ku kirimkan"

Lelaki yang kita ketahui bernama Theo itu menutup panggilan secara sepihak, dipandang sekali lagi pria tua yang dibunuh nya beberapa menit lalu, 'lemah' batinnya, dirinya baru memberikan 7 tusukan dan orang tua itu sudah mati. Theo berdecak kagum sebelum melangkah kan kakinya pergi dari gang sempit dan gelap itu, mengenai mayat itu? ah biarlah menjadi pekerjaan pengangkut sampah besok pagi, lagipula ia tak perlu khawatir, Theo telah membunuh puluhan orang dengan bersih, tanpa meninggalkan jejak, maka dari itu ia disebut sebagai 'Dark Shadow' pergerakan nya tak dapat dibaca, seperti sebuah bayangan, Theo sangat licik dan pintar, puluhan kasus yang melibatkan namanya hanyalah angin lalu bagi Theo, dia selalu bisa lolos dari tangan para polisi.

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Sampailah Theo pada apartemen elite yang 3 tahun ini telah menjadi tempat tinggal nya, menekan beberapa digit nomor dan pintu terbuka, memasuki ruangan dengan senandung kecil, tak menyadari ada seorang wanita tengah memakai berbagai macam produk kecantikannya diruang tengah.

"Habis membunuh? Kali ini siapa lagi Theo?"
Wanita itu membuka suara, mengagetkan Theo yang tengah meminum segelas air.

"Oh God, Briana kau mengejutkan ku"
Theo mengusap dadanya sabar, untung dia tidak punya riwayat penyakit jantung.

Wanita itu memutar matanya jengah.
"Hanya jawab pertanyaan ku Theo." Tekannya.

"Saingan bisnis tuan Edie, seorang pria tua yang bekerja sebagai politikus, dia mengetahui rahasia tuan Edie dan tuan Edie merasa takut." jelas Theo.

Briana berdecak sebelum melanjutkan ucapan nya
"Tuan Edie ini, bukankah seharusnya dia sibuk mengurus surat wasiat untuk anak anak nya, dia sudah berbau tanah dan sebentar lagi akan tutup usia, tapi masih banyak tingkah, bahkan menambah dosa." Briana mengucapkan kalimat panjang itu dengan berapi - api.

"Haha, biarkan orang orang kotor itu berbuat semau mereka, urusan surga dan neraka ya akan menjadi urusan mereka, lagipula, orang orang seperti mereka hanya tau memerintah, tugas kita ya menjalankan perintah nya dan mendapatkan uang." Theo tak mau kalah.

"Hah, baiklah terserah padamu Theo, ah aku lupa mengatakan, orang orang dari tuan Paolo tadi mencari mu , andai aku tak disini, sudah pasti orang orang berbadan besar itu akan merusak pintu apartemen mu dan mengacak acak isinya."

"Tuan Paolo? aku merasa aku tidak punya urusan lagi dengan nya, ah tapi terimakasih Bri, aku akan membicarakan ini dengan nya." Berterimakasih kepada Briana atas informasi yang dia berikan.

"Hm, aku temanmu Theo, tentu aku akan mengatakan jika ada sesuatu, apapun itu."

Briana ini memang rekan Theo dalam melaksanakan misi, Briana Dolsen, sosok wanita yang tak mengenal takut, dia telah bersama Theo dari Theo berumur 18 tahun sampai sekarang dirinya berumur 25 tahun, Bri pertama kali menemukan Theo disebuah perumahan kumuh, seorang diri dan tampak kelaparan, Briana yang saat itu merasa iba membawa Theo pulang kerumah nya, dan menganggap Theo sebagai adiknya sendiri karena Bri tinggal sendiri sedari kecil.




To be Continue



this part is inspired by Alula_Duches


La Cosa NostraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang