𝟎𝟗.𝐑𝐮𝐦𝐢𝐭

20 11 14
                                    

Hidup sudah sulit pikiran buat rumit.

~ Thor ~

Weekend hari yang pas untuk pergi ke taman sekedar melepas penat mengembalikan mood atau cuci mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Weekend hari yang pas untuk pergi ke taman sekedar melepas penat mengembalikan mood atau cuci mata. Seperti yang di lakukan dua gadis saat ini tengah duduk di bawah pohon taman menikmati angin sepoi sepoi sore hari.

"Anginnya bikin ngantuk" ucap Reta yang sedang memejamkan mata menikmati.

"hm.sejuk kaya hati kalo inget Dia" sahut Liza mengingat seseorang.

Reta yang mendengar langsung membuka matanya lebar lebar dan melirik Liza. "idih masi aja berharap sama Dia,move on jangan siksa hati Lo dengan harapan" ucap Reta.

"Gue udah coba tapi gak bisa, hati gue maunya Dia" ucap Liza lesu.

"Lo nyoba nyoba doang gak pake niat gimana mau bisa" sahut Reta jengah pasalnya sudah 5thn Liza mengagumi sosok Dia.

"Gue berusaha niat tapi hati gue nolak, beratt bangett rasanya seolah tuh mau Dia Dia Dia intinya Dia harus Dia" Ucap Liza mendramatis membuat Reta berlaga ingin muntah.

"Lo emang pinter di bidang apa pun bahkan cerdas tapi masalah hati bego" heran Reta.

"Masalah hati gak bisa pake logika tapi perasaan" ucap Liza memberi tahu.

"Buka mata hati Lo buat Farzan yang jelas jelas suka sama Lo dan pasti,gak kaya harapan Lo kapan aja hilang" ujar Reta coba menasehati.

"Dia nyebelin lagi pula gue gak suka, gue maunya Dia" Cengir Liza memperlihatkan gigi putihnya.

"Iya iya terserah Lo sebahagia Lo,kalo debat masalah hati mau gue sendiri apa sama Zafi tetep kita berdua yang kalah" lerai Reta merasa frustasi.

"Utu utu kok cemberut sih sahabat gue" bercanda Liza menusuk nusuk pipi Reta.
"Eh btw seru ya Zafi liburan keluarga besar minap di Villa" ucap Liza mengalihkan topik.

"hm". Jawab Reta acuh.

"Ret coba deh Lo liat kedepan sana" ujar Liza tiba tiba terpaku di satu titik.

Reta menuruti Liza dan sempat terpaku beberapa detik dan melirik kanan kiri "Kayaknya aman" ucap Reta Masi melirik kanan kiri.

"Iya gak liat ada mata mata Bunda" sahut Liza mengangguk membenarkan.

"ekhem" dehem Retaa membuat mereka saling pandang dan tersenyum lebar.

Mereka beranjak berdiri segera berlari dan berteriak "CILOK I'M COMING" membuat orang orang ditaman menatap aneh, kecuali orang yang duduk di bangku taman belakang mereka tersenyum penuh arti.

"Mang cilok 20rebu jadi dua ya" ucap Liza saat sudah berdiri di depan penjual cilok.

"Siap neng,antosan sakedap" ucap mamang penjual cilok, membuat Liza mengangguk tidak mengerti.

𝐀𝐓𝐓𝐄𝐒𝐒𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang