Parties 15

60 14 0
                                    

.

.







Kuntala,Henggala dan Ajuna menatap khawatir sang adik perempuan. Bagaimana tidak? Selepas tiba di vila pun, Aerina masih saja menjadi murung dan tak banyak berbicara.

"Bang suruh masuk ajalah! Ini hujan loh! Ntar masuk angin gimana?" saran Ajuna kepada Kuntala.

"Bener tuh! Niat kita kesini biar Aerina bahagia. ntar kalo sakit jadi gak bahagia dong!" kata Henggala membenarkan ucapan Ajuna.

"Anak itu mau keluar dari kamar saja, aku bersyukur banget! Biarin dia liatin bunga di taman. Toh,dia juga pake payung." Kata Kuntala lalu masuk ke dalam dan menyeruput kopi buatan Mandra sang adik.

Henggala dan Ajuna pun menyusul sang kakak untuk masuk ke dalam dan kembali bermain game bersama Laksamana dan Jero di ruang tamu. Sedangkan, Aerina tampak melamun di depan Bunga Matahari yang basah karena hujan.

Pikirannya terbawa ke ingatan masa lalu dimana dia hampir dibunuh oleh pembunuh bayaran yang dikirim oleh seseorang. Tidak mudah untuk datang ke negara ini setelah kabur dari kematian di Prancis.

"Gak! Masa gini aja lo udah kena mental Ri? Lo gak boleh kek gini! Lo kuat Ri! Lo kuat!!" batin Aerina menguatkan dirinya sendiri.

"Gak dingin disini? Masuk gih, kakak buat sup asparagus!" kata Mandra pada Aerina. Mandra lalu ikut berjongkok di sebelah Aerina dan memandanginya. Tangan Mandra lalu terulur ke surai kepala Aeri dan mengelusnya lembut."Kakak tau kamu gelisah dan takut! Tapi, semakin kamu takut. Semakin orang itu berani bertindak! Aeri juga gak usah takut karena selagi aku dan kakak yang lain masih hidup. Gak akan ada yang bakal nyakitin Aerina! Kalo ada pun, bahkan ke dimensi lain pun kakak-kakakmu siap ngejar dia!" kata Mandra menenangkan Aerina.

Aerina melemparkan dirinya ke dalam pelukan Mandra yang hangat. Dia merasa hangat dan tenang bersama kakak-kakaknya ini. "Kak, Aerina juga janji gak akan biarin wanita itu nyentuh kalian sedikitpun!" batin Aerina."

"HUJAN DAH REDA!" teriak Ajuna sembari berlari keluar dan disusul oleh yang lain. Kuntala dengan segera mengambil kamera polaroidnya dan mengajak semua orang untuk pergi ke danau dan disana mereka menemukan ujung dari pelangi.

"Oi ayo foto-foto!" perintah Ajuna pada semua orang. Mereka kemudian berfoto dengan kamera yang diatur dengan timer. Mereka semua sungguh bersenang-senang. sesekali Aerina dan Kuntala memfoto mereka. terkadang ada saja kelakuan dari adik-adik Kuntala yang cukup random seperti Henggala yang tiba-tiba nongol saat Kuntala sedang difoto.

 terkadang ada saja kelakuan dari adik-adik Kuntala yang cukup random seperti Henggala yang tiba-tiba nongol saat Kuntala sedang difoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TIME FOR THE MOON NIGHT | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang