Parties 20

72 13 1
                                    

Happy Reading 💚




.


.



Jeremy menghela nafasnya kasar, dia menopang dagu sembari memijat kening kepalanya yang pusing. Bagaimana tidak? kasus ini sama sekali belum terlihat ada perkembangannya.

"Lama-lama bisa ikut gila gue gegara kasus lo pada!" protes Jeremy kepada Tony dan Awan yang berada didepannya.

"Yaa gimana lagi Jer, polisi udah mulai ikut nyelidikin nih kasus juga nihil. Kampus nih ya gak bakal aman sampai tuh pelaku ketangkep. Kemarin masih neror ringan kayak loker dirusak dan sebagainya. Bsa-bisa besok pengeboman gedung!" kata Tony yang sebenarnya dia juga ikut frustasi.

"Lo ada yang dicurigaiin gak sih Wan? Barangkali ada someone yang lo curigaiin?" tanya Jeremy pada Awan dan pemuda itu menggeleng.

"Untuk saat ini gak ada, gue gak bisa curiga ke sapa-sapa." Kata Awan.

Tony mengacak rambutnya frustasi, sebagai ketua BEM dia juga punya tugas lain yang harus diselesaikan. Belum lagi tugas kuliah yang menumpuk karena banyaknya kegiatan dan juga penyelidikan yang masih belum membuahkan hasil.

"Javes mana? Biasanya barengan ama lo?" tanya Jeremy penasaran karena seharian ini dia tak melihat Awan bersama Javes.

"Javes bilang dia pergi ke desa buat ambil kanvas sama kertas baru. perjalanannya juga gak selama dan sepanjang itu. tapi, gak tau kok belum balik dari kemarin."

"Beli kanvas ama kertas aja ke desa? Emang di kota gak ada?" tanya Tony.

"Kualitas kertasnya emang bagus makannya Javes langganan disana udah lama."

Ponsel milik Awan berbunyi, sebuah panggilan dengan nomor tidak dikenal masuk. Namun,dengan segera dia menolaknya dan hal itu terus ia lakukan sehingga membuatnya menjadi risih. Awan mengangkatnya dan ia protes.

"Siapa sih?!"

"Kalian frutasi ya buat cari pelakunya? Aku paling seneng liat wajah kesusahan kalian." Ucapnya dengan suara yang berat.

Mara Awan membulat dan tangannya mengepal. Awan menarik perhatian Tony dan Jeremy. Dengan cepat Awan menekan tombol loudspeaker agar ketiga temannya itu bisa mendengar.

"Teruslah mencari karena wajah-wajah frustasi kalian adalah hiburan bagiku!"

"Apa yang lo mau sebenernya? Kita ketemu aja gak pernah!"

"Jauhin Aerina! Dia adalah milik ku dan tidak boleh ada orang yang mendekatinya atau bahkan menyakitinya! Jika,tidak! orang terdekat satu-persatu akan kubuat terjebak dalam ketakutan mereka."

"Gila lo ya?!" tanya Tony sembari membentak.

"Okey! Gue bakal cari lo bahkan sampai ke dunia lain sekalipun! Inget satu hal ini! Lo gak akan pernah bisa dapetin Aerina!" Awan tidak takut dengan ancaman dari pelaku. Dia malah menantang sang pelaku. Awan menutup panggilan secara sepihak.

"Lo gak gegabah? Dia itu psikopat gila! kalp dia beneran bahayaiin semua orang gimana?" tanya Jeremy yang khawatir dengan keadaan saat ini.

Awan menatap Jeremy dan memberinya sorot tajam, "Bakal gue liat seberapa berani dia buat nyakitin orang-orang!" ucap Awan lalu pergi meninggalkan cafe.

"Bro, gue resign aja ya jadi Ketua BEM?"

"Ton, gini ya! Masalahnya tuh gak ada yang mau jadi ketua BEM! Lo terpilih karena visi dan misi lo yang aneh!" kata Jeremy.

TIME FOR THE MOON NIGHT | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang