Bab 3

446 62 0
                                    

Ketika Sebastian menggenggam jemarinya, menuntun Tallulah turun dari altar, Tallulah merasakan pandangan semua orang terpaku padanya. Mereka yang berdiri di sekelilingnya; kerabat yang memiliki kasta lebih tinggi darinya, kaum jet set, miliuner pemilik perusahaan terbesar dan mungkin teman Sebastian yang sama-sama terlahir kaya sejak lahir—mereka terlihat begitu 'besar' dan Tallulah merasa dirinya sangat 'kecil'.

Meskipun senyuman dari beberapa orang di sekelilingnya terlukis, tidak sedikit Tallulah mendapati yang lain saling berbisik ketika kedua mata mereka bertemu. Mereka sekarang mungkin berpikir bahwa dia adalah wanita yang merebut kekasih kakaknya, atau dia hanyalah anak angkat yang digunakan sebagai pengganti?

Tallulah menghembuskan napas. Ia seharusnya tidak menerima permintaan Ayahnya, tapi sejauh Porter Holden membiayai kehidupannya, Tallulah tidak pernah membalas budi pada pria paruh baya itu.

"Tiga bulan, Lula. Aku berjanji akan menemukan Avril secepat yang aku bisa," bisik Porter Holden terdengar memohon ketika Tallulah berada di ruang rias sebelumnya.

"Papa, Sebastian mencintai Avril, bagaimana mungkin aku dan Sebastian berada di altar?"

Porter menghembuskan napas. "Sebastian setuju kau akan menggantikannya."

Tallulah menggeleng. "Avril adalah kekasihnya—aku tidak seharusnya berada di sini."

"Lula, kau dan kakakmu adalah anak Papa. Kau juga adalah anak Papa," ujar Porter tegas. "Aku tidak ingin kau berpikir bahwa kau tidak pantas berada di sini." Ayahnya menjeda ucapannya. Tatapan pria itu penuh harap dan jemarinya menggenggam jemari Tallulah. "Ketika Papa menggenggam jemari Avril, Papa juga di sana menggenggam jemarimu meskipun Papa terlambat tujuh tahun untuk menjagamu."

"Aku mungkin terdengar egois karena memaksamu untuk melakukan ini. Tapi semua orang menunggu acara ini dimulai sejak tadi..."

"..Avril menghilang begitu saja—tadi pagi, kami masih berbicara dengannya, Lula. Dan dia tiba-tiba tidak ada di manapun. Membatalkan acara ini sama saja membunuh semua kolega bisnisku untuk menghilang."

"Kumohon... kau hanya perlu berada di sisi Sebastian dan tidak menjadi istrinya secara nyata."

Tallulah merasakan genggaman dan tatapan Porter yang sangat memelas. Tatapan itu tak kalah frustasi seperti yang dia lihat pada Sebastian sebelumnya. Ya, dia menyadarinya, pertama kali Sebastian masuk ke dalam ruang rias, pria itu seperti kebingungan.

"Aku—tadinya aku berniat meliput pernikahan Avril," bisik Tallulah lirih.

"Kau tidak perlu khawatir, aku akan memastikan bahwa pernikahan ini tidak diliput siapapun, sekalipun oleh jurnalis atas undangan Marvin."

"Tiga bulan, Tallulah."

Tallulah menelan ludah. Beberapa detik kemudian ia mengangguk. Lalu merasakan pelukan Ayahnya. "Aku sangat menyayangimu, sweet pie."

Sebastian Easter mendengus pelan tepat di hadapannya. "Aku tahu aku sangat tampan, Lula. Kau tidak perlu mengagumiku sampai seperti itu, air liurmu nanti menetes."

Ucapan Sebastian membuat Tallulah mengerjap. Tallulah menyipitkan matanya. "Aku tidak menatapmu, kenapa kau begitu percaya diri?"

Sebastian mengangkat bahu. "Karena aku memang tampan."

Jantung Tallulah seakan berhenti berdetak ketika ia melihat Amora Easter dan suaminya, Marvin Easter—kedua orangtua Sebastian—tidak lupa juga Kakaknya, Yang Mulia Ratu Nessa bersama suaminya, Raja Theoden. Tallulah mendadak sangat berkeringat dan ketakutan. Dia jelas tidak akan diterima oleh kehidupan seperti mereka—dia hanyalah pengantin pengganti.

Hal yang tidak Tallulah sangka saat Amora berada tepat di hadapannya, Amora memeluk Tallulah erat. "Selamat, sayang. Selamat bergabung di keluarga kami," bisiknya. "Kau cantik sekali, Lula."

The Right Kind of WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang