A/N : cerita ini tersedia dalam bentuk pdf versi terbaru dengan total 1137 halaman, pemesanan hubungi di Whatsapp : 0858-6347-4083
Di Karyakarsa dukungan per bab di @iamtillyd dan bisa search di Google Play
***
"Apa kau akan terus duduk di dalam mobilku? Aku tidak ingin kembali dan melihatmu mati kehabisan napas di sini, Lula."
"Atau kau ingin aku menciummu terlebih dahulu? Turun atau aku akan masuk dan menciummu di mobil—aku akan menggigit bibirmu agar kau berbicara—"
Tallulah menutup pintu mobil dengan kasar dan mendengus. "Apa kau bodoh?" balas wanita itu sengit. "Kau bisa masuk lebih dulu, orang-orang akan bertanya-tanya kenapa kau datang bersamaku, beruang busuk. Masuk saja dan aku akan menyusul."
Beruang busuk?
Sebastian bahkan tidak memiliki berat badan yang berlebihan. Dari bagian mana wanita itu berpikir bahwa julukan beruang busuk cocok untunya? Wanita itu mengatakannya berulang kali sejak tadi. Walaupun demikian, Sebastian tidak marah mendengar ucapan Tallulah. Sebaliknya, dia merasa lega wanita itu berbicara setelah Sebastian melemparkan ponsel wanita itu ke dasar laut.
Entahlah, Sebastian merasa bahwa diam tanpa berdebat di dalam mobil dengan Tallulah terasa aneh dibandingkan saling menatap tajam seperti sekarang.
"Kau memakai lanyardmu." Sebastian menyentuh lanyard di dada Tallulah. "Kita masuk bersama saja—tidak perlu khawatir."
Miami International Autodrome tampak dipenuhi setidaknya oleh delapanpuluh orang saja di luar sirkuit. Orang-orang yang duduk di kursi adalah beberapa staff yang bertugas, manajer pembalap, asisten, termasuk trainer yang biasanya ditunjuk oleh pemimpin tim agar mengawasi pembalap mereka.
Seorang pembalap formula satu membutuhkan trainer yang menuntun tubuh mereka agar tetap bugar. Apalagi menjelang Grand Prix, trainer akan turun tangan untuk mengawasi ketat para pembalap. Pembalap formula satu wajib menguatkan leher, otot core dan kaki. Stamina tinggi dibutuhkan agar bisa melaju hingga akhir. Terutama kebugaran kardiovaskular karena detak jantung rata-rata bisa mencapai 170 detak permenit selama lomba.
"Hai, Seb," sapa Lilliana Kinley, trainer Sebastian yang telah melatihnya sejak tiga tahun lalu. "Kukira kau takkan datang."
Sebastian berdeham. "Lili."
"Di mana istrimu? Apa kau tidak datang bersama Avril? Pengantin baru biasanya sibuk, tapi kau harus menghadapi Grand Prix." Lilliana tertawa. "Apa dia merajuk?"
Sebastian tersenyum tipis tapi dia sadar bahwa senyuman itu hanyalah sebuah ringisan. Pria itu menggeleng pelan ke arah Lilliana, "Avril sibuk dengan pekerjaannya di New York," dustanya, dan ia sadar Tallulah mendengar ucapannya sekarang.
"Kenapa Avril tidak cuti saja? Miami bisa kalian gunakan sembari berbulan madu."
Pandangan Lilliana tertuju pada Tallulah. "Dan ini..."
Tallulah yang menatap Sebastian masam, merubah raut wajahnya menjadi ramah ketika membalas tatapan Lilliana. "Saya Tallulah Waverly, jurnalis dari Trending Review, yang akan mewawancarai Tuan Sebastian Easter ketika latihan dan juga mengenai kehidupannya bersama Nona Avriella Holden."
Lilliana menyambut uluran tangan Tallulah. "Lilliana, aku trainer Sebastian—dan tolong tidak perlu formal-formal."
"Ayo, Seb. Kau terlambat—bersyukur latihan belum dimulai ke sirkuit. Kita harus memeriksa bobot tubuhmu dulu sekarang."
Pandangan Sebastian terpaku pada Tallulah; Tallulah mengangkat sebelah alis dan kembali memasang wajah masam. Sebastian menunduk cukup lama ketika ia mengambil tasnya di sisi Tallulah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Kind of Wrong
Romance(Sequel Wicked Games) Tallulah Waverly Holden merasa sangat sial ketika dia mendapatkan tugas untuk meliput dan mewawancarai pernikahan kakak tirinya, Avriella Holden. Bukan karena ia membenci Avril, tapi pasangannya, pembalap Formula Satu paling na...