2. Permen Karet

182 37 6
                                    

Taehyun bersenandung kecil sambil kakinya menendang angin, bahunya ia sandarkan di bangku halte. Tangannya menyilang di depan dada, jalanan yang ramai dan juga berisik sudah biasa ia dengar. Tempat duduk yang kosong, sudah sering Taehyun lihat. Tak lama kemudian, seseorang yang menjadi temannya menunggu bus akhirnya datang.

"Daritadi?" tanya Beomgyu sambil mengunyah permen karet.

"Udah lima belas menit aku tunggu, tidak datang-datang," ucap Taehyun. Beomgyu duduk di sampingnya, dan kemudian merogoh sakunya, memberi Taehyun permen karet.

"Biar tidak bosan, 'kan enak sambil makan yang manis." Taehyun tersenyum, kemudian menerima permen dari Beomgyu dan langsung memakannya. Sudah berminggu-minggu lamanya Taehyun sering bertemu dengan Beomgyu dan saling mengobrol, sambil menunggu bus datang.

"Rumahmu jauh dari sini?" tanya Beomgyu. Kemudian Taehyun menjawab, "lumayan. Kalau Hyung?"

"Sama," Beomgyu terdiam sejenak, kemudian nyengir lebar menatap Taehyun. "Lebih tepatnya aku tidak tau seberapa jauh jaraknya. Jadi aku pikir, lumayan."

Taehyun tersenyum dan kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya, seakan paham apa yang dikatakan Beomgyu.

"Teman Hyung kemana?" tanya Taehyun saat baru ingat jika Beomgyu datang sendirian, yang biasanya dia datang bersama temannya. Beomgyu terdiam sejenak, kemudian tersenyum ke arah Taehyun.

"Bagaimana rasa permen karet itu?" tanya Beomgyu kembali.

"Enak, manis," jawab Taehyun sambil memainkan permen karet itu dengan mulutnya, membuat balon hingga meletus. Sedangkan, Beomgyu menghela napasnya lega.

"Syukurlah, soalnya aku lihat dibungkusnya sudah kadaluarsa." Seketika Taehyun langsung berhenti mengunyah, kemudian menatap Beomgyu dengan tatapan terkejut.

"Kau jangan bercanda," ujar Taehyun sambil memungut kembali bungkus permen karet yang sempat ia buang. Dan ternyata benar, sudah kadaluarsa.

"Aku tidak bercanda, tapi tetap enak, 'kan?" Taehyun mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu Beomgyu kembali berkata, "berarti tidak masalah."

"Tapi kalau aku sakit perut bagaimana?" Beomgyu terdiam sejenak, kemudian menjawab, "tidak akan, kecuali kau telan permen karet itu."

"Kalau gitu Hyung sama saja seperti temanmu itu."

"Apa?"

Beomgyu melayangkan tatapan tanda tanya kepada yang lebih muda, sedangkan Taehyun menghela napasnya sambil menatap ramainya jalanan.

"Tidak jelas," katanya yang membuat Beomgyu tersenyum.

"Lantas, kau melihatku abu-abu? Apakah wajahku terlihat datar di matamu?" Taehyun menatap Beomgyu, sambil memajukan sedikit bibirnya.

"Bukan itu. Hyung memberiku permen karet kadaluarsa, jelas sekali tidak tulus," keluhnya. Lantas, Beomgyu tersenyum saat melihat raut wajah Taehyun yang terlihat menggemaskan di matanya.

"Aku tulus saja memberimu permen atau apapun. Lagipula, aku tidak membelinya," balas Beomgyu yang langsung mendapatkan tatapan heran dari Taehyun.

"Lantas, kau menemukannya?" tebak yang lebih muda, kemudian Beomgyu menganggukkan kepalanya. Taehyun terperanga dan kemudian menatap Beomgyu dengan tatapan membola.

"Hum, di pinggir jalan tadi. Daripada dibuang, aku ambil," jelas Beomgyu dengan santai.

"Hyung!" Beomgyu sedikit tersentak saat mendengar suara Taehyun yang tiba-tiba meninggi. 

"Kalau ada narkobanya bagaimana? Atau mungkin zat kimia? Kita akan mati, tahu!" ucapnya dengan kesal. Tetapi anehnya, Taehyun masih terus mengunyah permen karet di dalam mulutnya, tanpa ada niat membuang permen itu. Beomgyu tertawa dan kemudian membuka suaranya.

"Tapi enak, 'kan?" ucap Beomgyu sambil tersenyum menggoda. Taehyun mengalihkan pandangannya, dan masih mengunyah permen karet itu di dalam mulutnya.

"Hyung aneh."

❃°•—•°❃
"Kami bisa dekat dengan cepat. Dia sangat cocok denganku yang kesepian."
❃°•—•°❃

Halte BusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang