4. Perasaan

161 36 8
                                    

Hari ini Taehyun sedang libur sekolah, dirinya sedang menopang dagunya sambil memandang halaman di luar jendela. Dirinya tersenyum saat tidak sengaja membayangkan wajah Beomgyu. Apalagi, waktu dirinya hampir saja dipalak preman tidak jelas, Beomgyu melindunginya seperti pahlawan.

"Kapan aku bisa sekolah lagi?" batin Taehyun. Padahal sudah sering bertemu, dirinya sudah rindu dengan Beomgyu. Kalau begini ceritanya, Taehyun jadi semakin semangat sekolah, agar dirinya bisa bertemu dengannya setiap pulang sekolah.

"Hayo, senyum-senyum kenapa?" 

Taehyun terjengit saat mendengar suara lelaki yang tanpa izin langsung memasuki kamarnya. Dirinya menoleh ke arah lelaki yang memiliki hubungan darah dengannya. Yeonjun, Kakaknya.

"Ck, ganggu aja," ucap Taehyun sambil berdecak. Yeonjun terkekeh pelan, lalu tersenyum ke arah adiknya.

"Udah punya pacar, ya?" tanyanya. Taehyun terdiam sejenak, kemudian berkata, "kenapa emangnya?"

"Bilang saja, siapa namanya?" balas Yeonjun dengan nada jahil. Taehyun mengalihkan pandangannya, guna menutupi pipinya yang sedikit merona. 

"Kau kesini ingin mencari apa?" tanya Taehyun untuk mengalihkan topik.

"Tidak ada. Aku hanya ingin ke sini." Taehyun menatap Kakaknya dengan datar.

"Keluar," titah Taehyun dengan nada ketus.

"Beritahu dulu, siapa yang kau suka itu?" Taehyun menghela napasnya, kemudian menghampiri Yeonjun, mendorong tubuh yang lebih tua agar keluar dari kamarnya.

"Nanti juga tau. Sudah sana, pacaran aja sama Soobin Hyung, jangan urusi aku."

❃°•—•°❃

"Kau yakin tidak ingin pulang bersamaku? Ayahku sebentar lagi jemput."

Taehyun yang sedang memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas,  langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedari tadi teman sebangkunya —Hueningkai, selalu mengajaknya untuk pulang bersama. Temannya bilang, ia kasihan dengan dirinya yang harus berjalan lumayan jauh menuju halte.

"Tidak, aku ingin naik bus." Hueningkai menghela napasnya, kemudian menjawab, "ingin bertemu dengannya lagi?"

Bukannya menjawab, Taehyun malah hanya senyum-senyum tidak jelas. Setelahnya ia menggendong tasnya, kemudian berjalan pergi meninggalkan temannya.

"Aku duluan, Kai!"

Taehyun berjalan sedikit cepat, tetapi lama kelamaan ia berlari. Dirinya ingin cepat sampai di halte, ia tidak ingin Beomgyu pergi duluan sebelum ia bertemu dengannya. 

Saat halte itu sudah tampak dari kejauhan, Taehyun melihat Beomgyu yang sedang melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Taehyun tersenyum lebar, dirinya semakin cepat melangkahkan kakinya. Setelah sampai, dirinya langsung duduk di samping Beomgyu.

"Bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya Beomgyu untuk membuka pembicaraan.

"Baik," jawab Taehyun. Dirinya masih mengatur napasnya, tetapi pandangannya tidak berpaling dengan wajah Beomgyu.

Seseorang yang sering terbayang-bayang dalam pikirannya, kini dirinya bisa bertemu lagi. Rasanya Taehyun tidak ingin bus datang lebih cepat, biarkan saja jalanan macet tidak berjalan, agar Taehyun bisa berlama-lama duduk berdua dengan Beomgyu.

"Ada apa?" tanya Beomgyu, karena merasa bingung dengan yang lebih muda. Taehyun yang merasa terpergok sedang menatapnya lama, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum malu. "Hehe."

Beomgyu tersenyum, kemudian dirinya sengaja menggeserkan tempat duduknya agar berdekatan dengan Taehyun. Kemudian tangannya meraih tangan Taehyun, lalu menggenggamnya. Sontak yang lebih muda terkejut dan hanya bisa diam sambil menatap yang lebih tua.

"Kau merasakannya?" tanya Beomgyu. Taehyun terdiam sejenak, kemudian berusaha menenangkan jantungnya yang ingin meledak. Tak lama kemudian, Taehyun menoleh ke arah tangan Beomgyu yang sedang menggenggamnya, terasa dingin.

"Kau sakit, Hyung?" Taehyun membalas genggaman Beomgyu, berharap bisa memberi sedikit kehangatan untuknya. Padahal saat ini masih siang hari, sinar mentari lumayan terik, sangat aneh jika seseorang kedinginan di musim kemarau.

"Aku tidak apa-apa ... Aku memang seperti ini," Beomgyu tersenyum lebar saat Taehyun semaking erat menggenggam tangannya. Setelahnya yang lebih tua kembali berkata, "jika kau percaya padaku, aku akan melindungimu, Taehyun."

Yang lebih muda mengkerutkan dahinya, kemudian kembali bertanya, "maksudnya?"

"Kalau kau percaya padaku, aku akan selalu ada disampingmu," jawab Beomgyu. Taehyun terdiam, dirinya masih tidak mengerti apa yang dikatakannya. Namun, karena Beomgyu yang cukup mengerti saat melihat ekspresi Taehyun, dirinya kembali membuka suara.

"Ada yang ingin kau katakan?"

Taehyun masih terdiam, menatap lama manik mata milik Beomgyu. Matanya sangat indah, Taehyun menyukainya, dirinya seakan hanyut ke dalamnya. Taehyun tahu jarak mereka mulai menipis, tetapi ia sendiri langsung memutuskan kontak mata mereka, dan kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku rasa, tidak ada."

❃°•—•°❃
"Aku menyukaimu, bolehkah aku langsung mengatakannya padamu?"
❃°•—•°❃

Halte BusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang