5. Memendam Rasa

149 33 2
                                    

"Kemasi barang-barangmu sekarang juga."

Taehyun terkejut sekaligus bingung, karena perkataan Ibunya yang tiba-tiba. Baru saja Taehyun menginjak kakinya di dalam rumah, Ibunya sudah menyuruhnya untuk mengemasi pakaian. 

"Tunggu, Ibu. A-apa yang telah terjadi?" tanya Taehyun sambil melayangkan tatapan bingung ke arah Ibunya. Seingat Taehyun, dirinya tidak berbuat apapun atau mencari masalah sampai-sampai Ibunya marah.

"Kemasi barang-barangmu. Kita akan pergi keluar kota," kata sang Ibu. Taehyun terdiam, masih dalam keadaan bingung. Setelah itu, Ibunya kembali berkata, "kita akan tinggal di rumah yang cukup besar, dan dekat dengan pekerjaan Ayahmu."

"Tapi, bagaimana dengan sekolahku?" tanya Taehyun lagi. Sungguh, dirinya masih belum siap untuk lingkungan baru dan orang-orang baru, ditambah lagi dirinya tidak bisa bertemu lagi dengan sang pujaan setiap pulang sekolah.

"Kau akan pindah sekolah, Ibu sudah mengurusi surat-suratnya."

Nyawa Taehyun seakan lepas dari tubuhnya, rasanya lemas sekali. Suasana hatinya menjadi hancur, rasanya ingin melebur ke dalam tanah. Namun, dirinya mau tidak mau harus menuruti perintah sang Ibu. 

"Cepat kemasi barang-barangmu, Taehyun!" titah Ibunya. Taehyun mengemasi barang-barangnya tanpa dengan niat. Tak lama kemudian, Yeonjun masuk ke kamarnya, merebut pakaian Adiknya itu.

"Kita harus cepat, supaya sampai Jeju tidak kemalaman," komentarnya, karena merasa gemas dengan pergerakan Taehyun yang lambat. Sedangkan, Adiknya itu hanya menghela napas panjang.

"Kau kenapa?" tanya Yeonjun yang membuat Taehyun menoleh.

"Apa kau tidak sedih saat keadaan seperti ini?" Yeonjun mengerutkan dahinya, lalu Taehyun kembali membuka suara. "Kau tidak takut rindu dengan pacarmu itu? Kita akan pergi jauh, mungkin tidak akan kembali lagi ke sini."

Yeonjun merotasikan bola matanya, kemudian meresleting koper milik Taehyun. "Aku tidak masalah, aku tentu saja akan sering menghubunginya dalam jarak jauh. Kalau rindu, tinggal bertemu."

Taehyun tersenyum miris, seandainya hubungan dirinya dengan Beomgyu sudah memiliki status yang pasti seperti Soobin dan Kakaknya. Kalau begini, Taehyun akan merindu seorang diri, belum lagi dirinya yang mungkin harus menanggung cinta bertepuk sebelah tangan seorang diri.

"Lagipula yang pacaran aku, kenapa kau memikirkannya?" Taehyun menghela napasnya lagi, lalu merebut kopernya, mengabaikan pertanyaan Yeonjun.

"Ayo berangkat, Ibu sudah menunggu."

Mereka masuk ke mobil milik Ayahnya. Selama perjalanan, Taehyun hanya terdiam sambil memandangi jalanan kota dari jendela. Bibirnya membentuk pelangi saat dirinya melewati halte yang biasa ia menunggu bus bersama Beomgyu di sana.

❃°•—•°❃
"Tentang perasaan ini ... mungkin nanti akan kita bicarakan. Tunggu aku, Beomgyu."
❃°•—•°❃

Halte BusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang