[ 1 : Athea Stephanie Lubiz]•~•~•
"Menurutmu, obat terbaik untuk melupakan seseorang itu apa?"
~•~•~
Tolong!..
Tolong!!..
LEPASKAN AKU!!!..
Thea tersentak bangun, nafasnya memburu, keringat dingin mengucur dari keningnya. Lagi-lagi ia bermimpi buruk. Gadis itu melihat ke arah gorden yang menghalangi sinar matahari masuk. Ia menarik nafasnya dalam lalu menghelanya perlahan untuk menenangkan debaran jantungnya.
Jam menunjukkan pukul enam. Gadis itu beranjak dari ranjangnya, dengan memakai kemeja putih panjang dan rambut acak-acakan ia pergi melangkah ke kamar mandi.
Gadis bernama Thea itu berdiri di depan cermin. Cermin berukuran sedang itu memantulkan bayangan dirinya. Rambut acak-acakan, kulit pucat, mata yang sedikit bengkak dan ujung bibir yang terluka. Thea menarik lengan bajunya, terlihat banyak sekali sayatan di lengannya itu, bahkan masih terlihat bekas darah yang telah mengering.
Thea membasuh wajahnya. Ia diam sejenak, lalu membasuhnya lagi. Matanya kembali melihat ke arah cermin. Sudut bibir gadis itu sedikit terangkat "Miris sekali dirimu" gumamnya.
Thea berjalan ke arah bak mandi, mengisi full bak mandi dengan air dingin. Ia mulai memenggal pakaiannya dan masuk ke dalam bak untuk membersihkan dirinya. Bahkan dinginnya air tidak membuat Thea merasa kedinginan atau menggigil.
Setelah selesai, Thea mengambil seragamnya yang tergantung di lemari. Ia memakainya lalu kembali duduk di depan meja riasnya.
"Akhh!.."
Thea mengeram saat kepala berdenyut kuat. Ia memegangi kepalanya, lalu ia menatap ke cermin lagi. Air matanya menetes tanpa ia inginkan. Ini benar-benar menyiksanya. Ia butuh pertolongan.
"Kumohon.. Selamatkan aku.. Seseorang.. "
...
"Thea! Selamat pagi!!!"
Seorang gadis menabrakkan diri ke punggung Thea. Membuat Thea terkejut dan terdorong.
"Aduh Thea, lo kapan si jeleknya? Cantik mulu!" gadis lainnya datang dengan membawa beberapa buku di tangannya.
"Thea kan memang cantik dari lahir! Iri gue!" ujar gadis yang masih memeluk Thea tersebut bernama Sakarina.
"Huff.. Memang ya sahabat gue yang satu ini udah cantik, pinter trs di kagumi banyak cowok" puji gadis satunya bernama Melly.
Thea tersenyum, lalu berkata "Apa yang kalian bilang? Kalian sendiri juga cantik."
Lorong sekolah mulai terisi banyak siswa siswi yang baru saja datang. Hingga matanya menangkap sosok yang sedikit menyayat hatinya.
"Lo masih pacaran sama Alden?" tanya Melly. Melihat arah pandang Thea sesaat memandang lelaki yang berjalan bergerombolan itu.
"Gak kami sudah putus" ujar Thea masih dengan mencoba tersenyum.
"Loh?! Kok putus?!! Padahal kalian couple ter the best tahun ini loh! Sayang banget!" ujar Sakarina kecewa dan membuat wajah sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi
Teen Fiction*Catatan kecilku. "Gimana rasanya hidup tenang? Isi kepalaku sangat berisik, jiwaku seakan sudah mati, obat antidepresan yang ku telan terus menerus sudah seperti permen dimulutku. Apakah aku hidup di dunia ini benar-benar hina? Aku sendirian di dun...