Dan kini ber-akhirlah Osamu yang berada di dalam sebuah ruangan remang cahaya, dengan posisi berdiri, menyender pada tembok. Tak lupa kedua tangan yang terantai ke atas.
" Hah, padahal aku ingin mencoba teknik bunuh diri yang baru. " gumamnya dengan lesu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedua matanya tertutup.
Tap tap tap
Ramai suara langkah sepatu, membuatnya membuka sebelah matanya. Terlihat delapan orang dengan masing-masing surai berbeda, dan tinggi berbeda.
Wajah mereka sangat asing bagi Osamu. Kecuali pria bersurai pink yang tadi mengganggunya ketika bunuh diri.
" Jadi ini orang yang kau temukan, Sanzu? " tanya pria bersurai putih, mata sipit dan berpakaian merah.
Osamu menutup kembali mata sebelahnya.
Haruchiyo mengangguk. " Ya. " jawabnya singkat.
Pria bersurai ungu dengan tatanan rambut rapi, maju mendekati Osamu. " Hey, buka mata mu. " ucapnya.
Osamu hanya diam, lalu membuka kedua matanya. Ia tersenyum kecil. " ha'i~ apa aku memiliki masalah dengan kalian?~ " tanya nya.
Pria di hadapan Osamu tersenyum tipis, lalu mengambil pistol yang berada di saku jas nya.
Ia tarik pelatuk pistol itu, lalu mengarahkan pistol itu kearah dahi Osamu. " kau terlihat santai sekali ya~ "
Osamu diam. " Jika kalian ingin membunuhku, bunuh saja. Tapi..... aku tak ingin merasakan rasa sakit. " ucapnya.
Mereka di buat bingung oleh ucapan Osamu. 'Aneh'
" Apa yang akan kau lakukan Ran? " tanya Haruchiyo datar.
Ran bersmirk, ia semakin menekan pistolnya ke dahi Osamu. " Membunuhnya. "
Satu detik sebelum Ran melepas peluru. Osamu terlebih dahulu menjentikkan jarinnya, sehingga kedua borgol yang terpasang di kedua pergelangan tangannya terlepas.
Tak
Ia tersenyum kecil ketika melihat wajah terkejut kedelapan pria di depannya. " Sudah ku bilang, aku tidak ingin mati dengan merasakan sakit. " ucapnya dengan suara kecil, tetapi dapat di dengar oleh mereka semua.
Osamu menepis kasar tangan Ran. Sehingga pistol yang mengarah ke dahinya itu terlempar ke samping.
Sebuah pisau melesat cepat kearah Osamu. Sang target dari pisau itu hanya diam seraya tersenyum tipis.
Pisau itu menancap tepat di samping Osamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" meleset..... " gumam sang pelaku, yaitu adik dari Haitani Ran....Haitani Rindou.
Osamu hanya diam lalu berjalan mendekati Ran.
Sreett
Bruk
Posisi Ran menjadi tengkurap dengan kedua tangannya di tahan oleh Osamu di belakang punggungnya.
Bersamaan dengan itu, dua katana dan dua pistol mengarah ke arah Osamu.
" Dapat! " seru Osamu. tangan kanannya mengarahkan sebuah pistol kearah Ran. Sementara tangan kirinya menahan kedua pergelangan tangan Ran.
Ia dapat merasakan dinginnya pistol, di belakang kepalanya. Juga dinginnya besi katana yang berada di depan lehernya.
" Hah, aku benci harus membunuh orang. " ucap Osamu.
Pria bersurai putih undercut berjalan kearah Osamu. " Apa maumu? " tanyanya datar.
Di matanya tak terlihat satu emosi pun. Osamu diam lalu tertawa kencang. " Hahahahaha. Wajah serius kalian benar-benar lucu. " ucapnya.
Ran berdecak kesal mendengar tawa Osamu yang seakan mengejek mereka. " Kuso! "
Osamu menggenggam erat pistol di tangannya, sehingga menimbulkan retak di gagang pistol tersebut.
" yah, rusak. " gumamnya, lalu melempar pistol itu kesembarang arah.
Tangan kenannya kini beralih memegang katana Haruchiyo yang berada tepat di depan lehernya.
Tranggg
Katana itu hancur berkeping-keping. Wajah mereka semua menjadi terkejut.
" Aku hanya ingin pergi. " nada berbicara Osamu berubah. Kali ini ia terlihat lebih serius.
Tatapan nya menjadi dingin juga datar, menatap sang pemimpin bonten. Sano Manjiro atau Mikey, yang berdiri di hadapannya.
" baiklah. "
Mikey menatap keempat pria yang ada di belakang, juga di samping Osamu.
" Tapi bos- " ucapan Rindou terhenti ketika melihat tatapan dingin Mikey.