"Yaya! Kami datang!"
Itu suara Taufan, hm, sepertinya mereka sudah sampai. Aku menyuruh mereka membeli daging untuk acara BBQ hari ini yang diselenggarakan di rumahku. Aku masuk ke rumah setelah merapikan barang-barang yang akan dipakai untuk nanti.
Aku tersenyum tipis saat Thorn dan Taufan berebutan memasukkan minuman ke dalam kulkas. Saat aku mendekati mereka, mereka langsung diam dan tersenyum kepadaku.
"Ada apa?"
Taufan mengangkat sebuah minuman yang dibelinya tadi. "Aku belikan ini buat kamu, hehe." Thorn mencibir, "tidak, kak Taufan berbohong. Thorn yang membelikan itu buat Yaya."
Aku memegang dahiku, Taufan dan Thorn memang suka bertengkar sejak dulu sampai-sampai kami pernah dibuat pusing oleh mereka. Aku langsung tersenyum dan mencoba melerai mereka. Jika tidak dilerai, bisa saja sampai sore nanti mereka bertengkar.
"Udah ya.."
Taufan diam, ia menurut untuk sudahan. Dia mengalah kemudian dia memasukkan minuman itu ke dalam kulkas. Aku tertawa dalam hati, lucu liat Taufan yang suka ngalah jika aku sudah melerai mereka.
Lalu aku merasakan ada yang menepuk bahuku. Aku menoleh, "Yaya, mama mana?" ternyata itu Blaze yang menepuk bahuku.
Mungkin kalian bingung dengan panggilan mama dan bunda. Bunda adalah panggilan dari ibu si kembar dan mama adalah panggilan untuk ibuku. Karena kami yang sudah dekat, jadi kami tidak keberatan memanggil bunda dan mama seperti anak sendiri.
"Mama tadi katanya pergi membeli arang bersama papa."
Blaze ber-oh-ria, "kelihatan kak Hali tidak? Tadi aku lihat dia kesini dan aku sudah kesini, kak Hali tidak kelihatan." Aku mengernyit, kapan Halilintar kesini?
Aku menggeleng pelan, jujur saja, Halilintar hari ini belum kesini sama sekali.
"Ouh, sepertinya aku salah lihat. Kalau begitu, terimakasih Yaya." Saat mau pergi, Blaze berkata lagi. "Sebentar lagi yang lain kesini jadi siapkan dengan baik ya." Aku mengangguk.
Kemudian perhatianku beralih pada Taufan dan Thorn, mereka terlihat akrab sekarang. Ok, sekarang aku akan beralih pada Ice dan Solar yang sudah aku suruh untuk mengambil karpet di gudang. Semoga saja mereka bisa membawanya.
Sesampainya aku disana, aku melihat mereka yang berdebat. Dan saat aku mau masuk ke dalam, Solar tiba-tiba berteriak. "Jangan masuk, Ya!" aku terperanjat, kenapa?
Ice mendengus. "Disini berdebu, Ya. Kami nggak mau kamu bersin-bersin karena debu." Aku tersenyum kecil, mereka selalu mengedepankan tentang diriku.
"Nggak apa-apa, aku masuk ya?"
Ice keluar, memegang bahuku dan memundurkan langkahku sebanyak tiga langkah. Dia mengecup pipiku, aku agak sedikit kaget. "Udah, diam disini."
"Wih, gue cemburu nih, bisa-bisanya lo nyium cewek gue di depan gue, ha?" aku mengerjapkan mata, apa tadi? Solar ngomong apa tadi?
Ice menyeringai, "belum resmi juga, lagipula kita kan masih bersaing. Boleh lah gue mencium Yaya." Solar berdecak, ia menarik Ice untuk masuk ke dalam lagi.
Lalu menyuruh Ice untuk memegang karpetnya dulu, Ice menurutinya. Bisa-bisanya Ice selalu mengalah pada Solar padahal Ice adalah kakaknya. Yang tidak aku duga, Solar keluar dari gudang lalu mendekatiku.
Aku tersenyum padanya. Tapi yang bikin aku terkejut, Solar mencium pipiku yang sebelah kanan. Solar tersenyum miring, "kita impas, kak Ice."
Apa-apaan sih mereka?
•••
Aku memberi makan kelinci yang berada di halaman belakang. Kelincinya aku beri nama Li, soalnya dia diberi Halilintar sebagai hadiah ulang tahunku yang ke-16. Aku masih mengingatnya bagaimana paniknya aku tiba-tiba kelinci ini ada di dalam rumah dan memakan wortel yang baru dibeli pembantu di rumah. Halilintar cepat-cepat menanganinya, dia tersenyum malu lalu mengatakan harusnya kelinci ini ia berikan saat ingin memberikan surprise.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tʜᴀɴᴋs, Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ! [ ʰᵃˡⁱˡⁱⁿᵗᵃʳ × ʸᵃʸᵃ ]
Teen Fiction[ Terdapat cuplikan di Aku atau Dia ] ❝Tʜᴀɴᴋs, Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ!❞ -Yᴀʏᴀ ••• Ini adalah kisah hidup si gadis bisu dengan cerita cintanya maupun kehidupannya. ••• Endingnya? Mari kita membaca cerita ini bersama-sama untuk mengetahui bagaimana endingnya. ...