Z ᴡ ᴇ ɪ [ D ᴜ ᴀ ]

331 32 4
                                    

"𝚂𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊?"

"𝚂𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telat.

Aku cepat-cepat menuruni tangga. Sesampai di bawah, aku langsung pergi ke meja makan. Mengambil sandwich kemudian memakannya. Lalu aku berlari keluar rumah, mengambil sepatu terlebih dahulu. Kemudian memakainya dengan buru-buru.

Setelah selesai memakai sepatu, aku mendatangi supir yang memang ditugaskan untuk mengantar dan menjemputku. Dan ternyata saat aku sampai, sopir ku tidak menyiapkan mobil yang biasa dipakai.

Jalanku menjadi perlahan, supirku menoleh, mungkin karena suasana sepi sekali kedengaran suara langkah kakiku. "Eh, Nona Yaya, saya tadi nggak boleh antar Nona. Katanya biar Nak Taufan yang antar."

Taufan..?

"Dimana dia sekarang pak?"

"Ada di luar sekarang, Nona Yaya."

Apakah kali ini dia disuruh Hali untuk mengantarkan ku?

Aku bergegas keluar dari rumah. Memang benar, ada Taufan disana, dia duduk di motornya sambil memainkan handphone miliknya. Dia menoleh saat aku mendekatinya, lalu dia tersenyum manis padaku.

"Kita berangkat, udah lumutan nih nunggu kamu." Aku tersenyum canggung, aku akui ini memang salahku.

Sebelum naik ke motor Taufan, aku ingin mengisyaratkan sesuatu padanya. "Maaf udah membuatmu menunggu, aku bangun kesiangan gara-gara belajar semalaman."

Taufan menggeleng, "tidak apa-apa Ya, Taufan akan selalu setia menunggumu."

Aku memukul lengannya.

Dia meringis, "canda doang, astaga. Omong-omong, ayo naik, kita tambah telat nanti."

Mendengar ucapan Taufan, aku lekas naik ke motor Taufan. Setelah duduk rapi, aku memakai helm yang sudah dibawa oleh Taufan. Aku menepuk pundak Taufan, menandakan aku sudah memasang helm.

"Yaya, jangan lupa peluk ya! Aku mau ngebut." Sontak aku memeluk Taufan.

Taufan tuh kalau udah ngebut, ya ngebut, kecepatannya kek udah diatas 140. Gila banget!

Dari semua si kembar, Taufan yang berbeda sendiri. Kalau udah dikejar waktu, ia pasti ngebut. Sedangkan yang lain, mereka selalu santai tapi agak cepet.

Aku nggak bisa bayangin yang jadi pacarnya Taufan nanti. Aku yakin dia pasti selalu naik darah.

•••

"Jawab! Kenapa bisa telat sampai sekolah?! Nggak kasian apa sama Yaya?!"

Taufan mematikan rokoknya, kemudian membuang asal padahal didekatnya ada tempat sampah. Lalu Taufan mengangkat kaki kanannya dan menaruh di atas kaki kirinya.

Tʜᴀɴᴋs, Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ! [ ʰᵃˡⁱˡⁱⁿᵗᵃʳ × ʸᵃʸᵃ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang