Di rumah, Tian terus membayangkan paras Tey yang begitu menawan, tanpa ia sadar bahwa ia telah memiliki kekasih, Tian terus mengingat raut wajah Teyra, hidungnya yang mancung, kulit putih dan badan tinggi nan anggun.
"Ah apaan si, ko gue jadi pikirin bocah itu, jelas² dia rusak kesempatan gua berciuman sama Marta"
>>>>
"Argh fuckk hp gua lowbath"
"Cuma lowbath doang lebay bgt"
"anjg gua gabisa minta jemput gblok"
"yauda sini bareng gua aja"
"Males gua bareng om om modus kaya lo"
"Dih yauda" jawab Aska sambil pergi meninggalkan Tey, bukan bermaksut kesal melainkan Aska tau bahwa tidak ada harapan lagi selain dia yang anter Tey pulang, pasti Tey akan menghampiri Aska dan meminta tebengan.
Tey berjalan keluar gerbang sekolah, ia menunggu di tempat penjemputan siswa siswi, disana ia merasa menyesal karena menolak ajakan aska akhirnya ia tidak bisa pulang.
"Udaa deh jadi anak jangan gengsi² mumpung gua belum balik ini"
Tey malu dan hanya terdiam. Tapi si Aska yang jail itu semakin membuat Tey panik
*Nggrengg
"Ka Askaaa!!" Teriak Tey menghentikan Aska.
"Hmm apa?"
Tey berjalan mendekat aska dan berusaha meminta tebengannya
"Iyaa deh boleh anterin gue pulang"
"dih siapa lo?"
"Emm ngga deh"
Tey memang mempunyai gengsi yang tinggi, wajar karena ia terlahir kaya raya. Ia pergi berjalan 2 langkah membelakangi Aska.
Aska menarik tangan Tey dan berkata "Ayo naik"
Tey tersenyum dan langsung menaiki motor vespa tua Aska. Mereka melewati rumah demi rumah dan menikmati siangnya kota hingga sampai di rumah Tey.
Aska memandangi rumah Tey yang sebesar istana, namun Aska tak terkejut karena hal yang sama ia rasakan, Aska juga anak dokter terkenal di indonesia, ia termasuk keluarga konglomerat karena selain profesi papanya sebagai dokter, keluarganya juga memiliki perusahaan yang cukup besar dan memiliki 10 cabang.
"gua masuk dulu yaa, btw makasi"
"okeyy gua balik"