Tey langsung baris di bagian paling belakang urutan kelas 10-2. Ia bersampingan dengan pria yang tingginya 175cm, wangi, berkulit sawo matang dan tutur katanya sangat lembut, berbeda dengan cowo lainnya.
"kamu anak 10-2?" Tanya Gabriel pada Tey yang tiba² masuk ke dalam barisan.
"eh iyaa salam kenal Tey" Tey yanh terkenal ramah itu mengulurkan tangannya pada Gabriel.
"Gue Gabriel, panggil aja gue El" jawab Gabriel sambil menjabat tangan Tey.
"gue baru masuk kelas 10-2 karena kemaren gue ga ngikutin mpls malah cari botol"
"hah serius? ko bisa?" tanya nya sambil sedikit tersemyum manis.
"iyaa gara² si ketos brengsek itu, males deh gua"
"hahaha bisa aja"
Mereka berbicara enjoy layaknya seperti teman yang sudah lama kenal, Tey merasa nyaman ngobrol dengannya, ia merasa seolah² sudah cocok dengan Gabriel.
Setelah penyampaian materi di lapangan, kini siswa siswi di persilahkan kembali ke kelas dan mendiskusikan pensi yang akan di tampilkan esok hari di acara penutupan masa pengenalan lingkungan sekolah atau kerap di sebut mpls.
"duduk sini, kosong sebelah gue" ucap salah satu murid. Dia adalah Brina, ialah yang akan menjadi teman sekaligus sahabat Tey di SMA, sifatnya yang lucu dam selalu ceria selalu menghibur Teyra.
"jadi kita mau pensi apa teman²"
ucap salah satu siswa.Beberapa siswa menginginkan pensi musik, namun tidak ada yang mau bernyanyi. Al hasil mereka menentukan bahwa akan menampilkan teater. Mereka akan mementaskan kisah cinderella.
"Siapa cinderellanya?"
Siswa dan siswi banyak yang melihat ke arah Tey, mungkin karena parasnya yang cantik dengan tinggi 163cm membuatnya terlihat anggun dan cocok sebagai cinderella.
"Kemudian siapa pangerannya?"
Sontak sekelas menunjuk Gabriel sebagai pangeran. Mungkin memang cocok karena Gabriel lah yang paling ganteng dan gagah di kelas itu.
Di karenakan waktu hanya 1 hari, mereka memutuskan untuk berlatih dan menghandle kostumnya siang ini sepulang sekolah, rencananya mereka akan kerja kelompok di rumah Brina.
"mobilnya bocor pak? yauda saya naik ojol aja pak aman kok" suara Tey saat berbicara dengan supirnya di telepon.
"lo mau pulang sndiri?" tanya Aska yang tiba² datang dari belakang Tey.
"iya, mobil gua bannya bocor"
"yauda naik gue anter"
"gausa gila gua bisa sendiri"
"gausa sok deh naik ga" Aska terlihat posesfi tapi menggemaskan, ia pun naik di jok belakang Aska dan kemudian berangkat.
"kita ke arah ini ya kak, ke rumah Brina mau kerkell" ucap Tey
"Baca jalannya, jalan apa itu"
"Perum citra indah blok A no 28"
"lah? Itumah deket rumah gue, gue nomor 22"
"yauda enak, ntar abis anter langsung pulang aja hehe"
Mereka bergurai di motor dan asik menikmati jalnan yang cukup segar udaranya.
"Shit ka Aska, ko Tey bisa bareng ka Aska" gumam Brina
Tey turun dari vespa Aska dan berpamtian "makasih, btw hati hati yaa"
Aska hanya terssnyum dan melambaikan tangan kemudian pergi, ia hanya ingin terlihat cool didepan teman² Tey.
Tey dan teman²nya fokus berlatih untuk pensi, sampai² tibalah adegan dimana mereka berdansa bersama, mereka saling menatap dan menikmati lagu, keduanya twrasa campur aduk.
"Eh btw latiannya udah selesai, kira² kostumnya di handle sendiri² bisa yaa?"
"bisaa" serentak.