Terkadang kita harus berbohong agar bisa terlihat baik baik saja
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.."Ini kunci cadangan yang ke sekian kalinya, saya berikan ke kamu nara"geram ibu moni
"Iya bu, maafkan nara" tunduk nara
"Hampir setiap seminggu sekali kamu kehilangan kunci loker kamu, bagaimna bisa hmm, jujur sama ibu"ucap Ibu moni lembut, thanara menatap bu moni, ada tatapan sedih disana yang bisa bu moni rasakan, sebenarnya ia tau apa yang terjadi dengan thanara murid nya ini, hanya saja ia juga bukan guru tetap di sekolah ini, bu moni tidak bisa berbuat apa -apa selain selalu meringankan kan sedikit beban nara jika hal seperti ini terjadi lagi.
"Ngk kok bu, nara aja yang ceroboh" Ucap thanara kembali menunduk, rasanya ia ingin menangis sekarang, ingin sekali rasanya nara memberitahu semua orang bahwa dia korban yang terkadang di balik menjadi pelaku,
"Yasudah, yang penting kamu harus terus belajar hmm, buktikan jika kamu bisa, ibu harap kamu bisa lulus dengan kategori siswa terbaik SMA high School girls expensive ,jadi bertahanlah ini tidak akan lama " Ucap Ibu moni memberi semangat thanara.
Thanara mengangguk haru, itu adalah alasan ia bertahan di sekolah ini sampai sekarang, membuat bangga ibunya di bandung walau harus melewati duri setiap hari.
"Kalo gitu nara permisi bu, assalamualaikum" Pamit nara berdiri dan berjalan keluar dari ruangan ibu moni.
"Walaikumsalam" Balas ibu moni memandang kasihan nara yang keluar dari ruangannya.
.....
Sekarang nara berada di dalam wc guna mengganti pakaiannya yang kotor, yang di sebabkan oleh permainan anak -anak manja konglomerat itu, setelah ia mengganti pakaiannya menjadi pakaian olahraga, nara menatap dirinya kasihan melalui cermin,
"Hahahaha menyedihkan" tawa sesak nara, bahkan air matanya sudah terjun bebas di pipinya yang mulus,
"Nara, nara, bisa apa lo selain nangis hah? " Tanya pada diri nya sendiri di cermin,
"Gw bisa lawan dia, tapi gw bisanya cuman di pikiran " Balesnya sendiri dengan suara pelan sembari menunduk , nara bisa melihat pergelangan tangannya yang masih memerah dan ada juga bekas cakaran disana, meraka memegangnya terlalu kuat,sehingga nara yang memiliki kuliat putih bersih sangat mudah terlihat bekas luka disana, nara tersenyum menyedihkan memandang pergelangan tangannya itu.
"Luka ini bisa hilang, tapi bagaimna luka yang ada disini" Ucapnya sembari memegang dadanya, sesak sekali rasanya , harus menampung tumpukan dendam di dalam sana. Air mata nara lagi lagi terjun bebas di pipinya, tak lama ia menangis suara handphone menghentikan tangis nara, tertera nama orang yang satu-satunya yang paling nara sayang di dunia, ibunya menelpon.
Sebelum nara mengangkat telpon ibunya, nara menghapus jejak tangiss yang berada di pipinya itu, lalu mengatur nafasnya jangan sampai ia terdengar seperti habis menangis oleh ibunya.
"Assalamu'alaikum ma" Salam nara
"Walaikumsalam eh di jawab, ibu tadi cuman tes tes aja loh, ibu fikir ini masih jam pelajaran kan, tapi tau taunya di jawab, lagi apa sayang kelasnya udah selesai? " Tanya ibu anggi senang
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET
Teen Fiction"Ini tentang gadis yang sangat menyukai menulis cerita di diary yang ia beri nama RESET, terpaksa harus mengalami hidup yang penuh luka fisik dan mental, belajar di sekolah elit khusus wanita yang di latar belakangi biasiswa ,membuatnya merasakan...