AMARAH

23 5 0
                                    

Jika awalnya sudah buruk,
Maka pada akhrinya pun akan
Lebih buruk
...........
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.

_heppy Reading_

Pagi yang cerah, matahari yang bersinar tenang, bersama dengan angin yang menghembus dengan sejuknya. Itu yang nara rasakan ketika ia melangkah keluar dari rumah sewanya itu.suasana alam yang begitu indah seakan mendukung mood gadis cantik nan putih bersih ini untuk tidak merasa buruk.ia berjalan dengan raut bahagia menuju halte bus yang berada di persimpangan depan lorong rumahnya itu seakan hal buruk yang terjadi kemarin hanyalah mimpi semata, ketika esok harinya ia akan lupakan. Ketika ia sudah bertemu buku kesukaannya itu sekaligus sahabat curhatnya semua masalahnya serasa hilang di serab buku itu ketika ia menulis apa yang terjadi dengan dirinya setiap hari dengan pena hitam pekat di lembaran bukunya itu.

Melangkah dengan senyum yang tak luntur dari wajah cantiknya itu, lalu menyapa tetangga-tetangga di lorong nya dengan senyuman yang begitu manis, siapapun yang melihat itu pasti akan mengira hidup nara sangat bahagia, Mereka tidak tau saja hidup nara penuh dengan topeng. Lihat saja ketika ia sudah menuruni bus yang ia naiki, kemudian memandang sekolah yang tinggi di depannya ini, sekolah yang nampak sangat cantik dari luar dengan pagar besi berwarnah gold yang mengkilat, sangat cantik dan mewah tetapi sayangnya penuh dengan tipu daya dan kotor akan perilaku baik dari guru hingga murid sekalipun. Dengan sekejab raut wajah nara berubah drastis yang awalnya sangat berseri berganti dengan tatapan datar bercampur dengan rasa muak. Merasa sudah cukup memandang lama sekolah mewah ini, nara melangkahkan kakinya masuk dengan menunduk. suasana sekolah ini nampak masih sunyi, tentu saja nara sengaja datang sepagi ini agar ia bisa memasuki kelas pertama  hari ini, jika tidak datang sepagi ini sudah pasti ia akan melakukan drama lagi bersama para anak manja itu yang berujung bolos dalam mata pelajaran, Nara tentu saja tidak mau.

Tetapi sepertinya hari ini adalah hari sial yang kesekian kalinya untuk nara, bisa ia lihat ketiga gadis yang tak punya hati itu berada di depan kelasnya sekarang dengan masing-masing tangan mereka berada di depan dada mereka dengan angkuhnya seperti menunggu seseorang dari gerak -geriknya yang bersandar di masing-masing sisi pintu masuk kelas besar itu. Nara tau seseorang yang mereka tunggu adalah dirinya siapa lagi yang bisa mereka rendahkan selain nara, semua orang juga tau. Dengan langkah pelan sesekali menghembuskan nafasnya dengan pelan seakan pasrah nara berjalan mendekati ketiga gadis sombong itu. terserah apa yang akan terjadi selanjutnya nara sudah siap.

"Ck lama banget si, ngk tau apa, gw rela-rela in bangun jam 5 subuh buat mandi gara-gara lo."keluh natasya setiba nara berada di depan pintu kelar white.

"A-ada apa?"gugub Nara menunduk,

"Ck, ayok ikut kita." Ucap melyn menarik pergelangan tangan nara.

"Tunggu! Kita mw kemana?" Ucapnya menahan pergelangan tangannya.

Melihat tatapan datar dari ketiga gadis di depannya ini membuat nyali nara menciut. Ia kembali menunduk dan pasrah ketika melyn menarik kedua tanganya.

.....
Brukkk....

"Aww s-sakit" Ringis nara, saat tubuhnya di dorong begitu kuat oleh melyn.

Ya sekali lagi mereka membawa nara di tempat ini, tempat langganan ketiga gadis ini menyiksa gadis malang cantik nan putih itu, gudang sekolah.

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang