26. Dimana?

8 3 0
                                    

Di tempat lain, setelah mengantarkan Sinta. Kabir kembali ke sekolah untuk menjemput Asyima.

Tapi sekolah mereka sudah kosong, bahkan gerbang sekolah telah ditutup. Ia menghubungi Asyima tapi tidak diangkatnya. Akhirnya, Kabir menesuri jalan pulang siapa tau dia bisa menemukan Asyima.

Tapi sayangnya Asyima tidak ada dimana pun. "Dimana kamu?"

Sebenarnya tadi, saat Kabir sedang menunggu Asyima. Tiba-tiba Sinta datang menghampirinya sambil menangis lalu memeluknya. Kabir yang terkejut pun tidak tahu harus berbuat apa.

Dia hanya bisa menunggu Sinta lebih tenang. "Kenapa kamu menangis?" Tanya Kabir sesudah Sinta melepas pelukannya.

"A-aku takut Kabir tadi ada yang ingin melecehkan aku hiks.." lirih Sinta terus menangis. "Kenapa bisa, bukannya kamu bawa mobil?"

"Mobil aku sedang di servis" jawab Sinta membohongi Kabir. Sebenarnya itu hanyalah akal-akalan Sinta agar bisa menjebak Kabir. "Kalau begitu kamu harus pulang biar aku hubungi taksi".

"Jangan Kabir a-aku takut, tadi kejadiannya didalam taksi" Sinta menangis lebih kenceng untuk meyakinkan Kabir, dan Kabir pun percaya. Akhirnya Kabir mengantarnya pulang.

Dia sempat menatap kedalam gedung sekolah berharap Asyima segera keluar tapi tidak ada. Dia pikir Asyima masih lama jadi Kabir tidak menghubunginya terlebih dahulu.

Setelah masuk ke dalam mobil Kabir menatap Sinta yang masih gemetar dan menatap kosong kedepan sampai-sampai dia lupa memakai sabuk pengaman. Akhirnya Kabir lah yang harus turun tangan.

Dan tanpa Kabir sadari, sudah ada teman-teman Sinta yang menunggu momen yang pas untuk memfotonya untuk dikirim ke Asyima.

Diperjalanan Kabir berhenti di supermarket untuk membelikan Sinta minum dan dia lupa mengambil hp nya. Disaat itulah Asyima menelponnya, namun Sinta menolak panggilannya.

"Rasakan lo Asyima, inilah akibat nya kalau lo ingin merebut Kabir dari gue" batin Sinta tersenyum licik"

***

"Hai Asyima" sapa seseorang menghadang jalan Asyima yang baru keluar dari mesjid.

"Kamu.."

"Dio, kenal bukan?".

"Sedang apa kamu disini!"

"Heii.. ini tempat ibadah".

"Mesjid"

"Iya maksudku mesjid, jadi bebas dong kalau ada orang ingin sholat apalagi sudah masuk waktu sholat".

Sebenarnya Dio kesana hanya ingin tumpang kencing. Namun tak sengaja ia melihat Asyima masuk. Dio pun mengikutinya dan dengan terpaksa ia harus sholat.

"Lalu dimana peci kamu?" Tanya Asyima melihat ke atas kepala Dio. "Peci? Benda apa itu?"

Asyima terkekeh mendengar jawaban Dio, bukan hanya itu wajahnya juga sangat lucu. "Kenapa, apa ada yang lucu, kenapa lo tertawa?"

"Aku tebak pasti ini kali pertama kamu sholat". Dio tercengir menampakkan deretan gigi nya yang putih.

Memang benar apa yang Asyima katakan, ini adalah kali pertama Dio sholat. Mengapa?
Karena dari kecil Dio sudah tinggal diluar negri. Disana tidak ada yang mengenalkannya sholat.

Temannya pun non muslim semua. Jadi, bagaimana cara Dio sholat?
Jawaban nya adalah, Dio hanya mengikuti gerakan imam tanpa membaca bacaan dalam sholat.

"Lo benar bahkan gue gak tau bacaan yang ada dalam sholat" ujar Dio jujur. "Berarti kamu harus belajar".

"Baiklah gue mau lo yang ngajarin gue, gue ini punya otak cerdas lo tidak akan susah mengajari gue karena gue akan cepat bisa. Bagaimana?"

Tidak akan terlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang