29. Hukuman Bersama

8 1 0
                                    

"Asyima.." panggil seseorang hingga membuat Kabir dan Asyima harus menghentikan langkah mereka dan menoleh. Ternyata itu Putri yang lari-larian mengejar mereka.

Hap..
Putri merangkul pundak Asyima hingga Kabir terpaksa melepas genggaman Asyima. "Cih, ganggu aja ini cewek" batin Kabir menatap tajam Putri. Sedangkan yang ditatap tidak peduli dia asik ngobrol sama Asyima.

"Capek tau lari!"

"Gak ada yang nyuruh dan gak ada yang nanya" sahut Kabir sewot. Putri menatap Kabir "Emangnya gue ngomong sama lo?" Tanya Putri berhasil membungkam mulut Kabir.

"Aaaa... Guys..." tiba-tiba Ami muncul dan teriak dari arah belakang mereka dan bersiap melompat ke atas Asyima dan Putri. Kabir yang melihat nya pun menarik Asyima kedalam pelukannya supaya terhindar dari!

Bhuk...
Ami terjatuh menimpa Putri.
Bisa dibayangkan bagaimana sakit nya badan Putri yang kecil tertimpa oleh Ami yang badannya sedikit berisi. Untung saja Asyima ditarik Kabir, kalau tidak pasti dia akan bernasib sama.

"Auu.. sakit Ami" lirih Putri mengelus-elus lengannya.

"Ha-ha-ha, makanya jadi cewek itu yang anggun jangan kanyak monyet lompat sana lompat sini" ucap Aya entah dari mana datangnya. "Ihh Aya, bukannya dibantu malah ketawa, sakit tau".

"Salah sendiri wleek.."

Putri yang tidak mau lama-lama duduk di lantai terpaksa harus bangun sendiri.
"Awas ya kamu Ami, untung aja baju Pramuka kalau baju putih pasti udah nampak kotornya".

"Ya maaf".

Kabir yang merasa risih menatap mereka, menarik tangan Asyima agar menjauh. "Kenapa?" Tanya Asyima melihat perubahan raut wajah Kabir yang kesal.

"Teman-teman kamu terlalu berisik" jawab Kabir.

"Itu belum seberapa, kami berenam pernah dihukum gara-gara Ara, Ami, dan Aya buat rusuh di dalam kelas".

" Oh ya? Kenapa bisa? "

Flashback..

Waktu itu mereka masih kelas sebelas dan sedang berlangsung ulangan kimia. Ami yang baru masuk setelah dari kamar mandi membawa tiga ekor ulat berwarna hijau tanpa bulu.

"Ehh guys lihat aku bawa apa" teriak nya berdiri di ambang pintu. Murid lain yang merasa geli dengan binatang tersebut pastinya akan sangat shok dan terkejut. Namun ada juga beberapa murid yang suka.

"Aku mau"

"Aku juga" sahut Aya dan Ara bersamaan lalu menghampiri Ami. Putri sangat geli dengan binatang itu naik ke atas meja dan berkata "Jangan dipegang, jorok kalian ihh..." larang Putri yang sudah merasa jijik dari tadi.

"Iya, kasian lo ulatnya" sahut Asyima yang sebenarnya juga merasa hal yang sama. "Kalau kalian macam-macam aku lapor sama buk guru" ancam Ina menatap aneh tiga orang temannya.

Tanpa peduli, mereka bertiga tersenyum misterius menatap satu persatu teman-temannya yang ada di kelas. "Eh.. eh.. kalian mau ngapain, jangan mendekat, aaaa.." teriak Putri melompat satu meja kemeja lainnya.

"Mama tolong..." Teriak Asyima tidak kalah kencang.

"Hei, kalian bertiga" panggil Rendy dari sudut mengalihkan perhatian satu kelas. "Bu-buang bi-binatang itu" ucapnya terbata-bata seperti menahan sesuatu.

"Apa lo, mau, ini ambil" Ami melempar ulat yang di tangannya dan jatuh di atas kepala Rendy. "Aaaa... Ulat.." teriak ketua OSIS itu. Ternyata Rendy sangat anti dengan binatang berbulu.

"Tolong ambilkan aaa.." dia berlarian kesana-kemari, lompat dari satu meja kemeja lainnya, menghamburkan dan mengotori kertas ulangan milik murid yang lain dengan sepatunya.

Tidak akan terlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang