• lembaran kedua.

66 16 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Selamat pagi, Kak Adena!" Sapaan akrabnya dengan suara nyaring terdengar dari jauh, lekas sang gadis hanya lempari senyum manis serta mengibaskan tangannya.

Tiada lagi masanya untuk membalas sapaannya, dia sudah telat untuk ke kampusnya.

Setelah menunggu kedatangan sahabatnya yang selalu mengantarnya, kini di kampus membuatnya harus menunggu taksi atau bus di halte.

Gadis itu bergegas jalan menuju ke halte bus meninggalkan Bulan dan Kamal yang memerhatikan dirinya sedari tadi.

"Kak, mending kakak mengantar dia ke kampus, lagian kakak hak ngelakuin apa-apa lagi, 'kan?"

Bulan menolak menarik dirinya keluar, "kak, bantuin kak Adena doang!"

Kamal pura-pura berdecak, namun sisi lainnya ia sangat senang. Karena itu salah satu cara mudah mendekati gadis.

Ini pertama kalinya Kamal mendekati gadis yang tak bisa menghentikan kebiasaannya - mengetuk ujung sepatu hak tinggi meninggalkan kesan bunyi yang berterusan.

Kamal mendekatinya, memerhatikan gelagat gadis itu kelihatan gelisahnya sebab tiada satu pun bus yang datang.

"Mau aku hantar gak?"

Matanya yang melihat jam tangannya kini beralih ke figuran yang mendekatinya.

Kamal terpaku sesaat, melihat wajahnya benar-benar cantik. Entah kenapa tiba-tiba jantungnya berdebar keras.

Adena tahu kalau lelaki yang bertanya padanya sekarang itu adalah kakak kepada Bulan. Bulan sendiri menceritakannya bagaimana sifat lelaki itu yang membuat Bulan kesal setiap hari.

Adena mengulas senyum, "apa gak ngerepotin kamu?" Meskinya sekarang waktunya ke kampus, dia harus berusaha untuk bersikap sopan pada orang yang lebih tua darinya - walau jaraknya hanya satu tahun.

Kamal geleng, "gak, sama sekali gak." Kamal tersenyum, "mau gak?"

"... Mau sih, tapi-"

Kamal langsung berlari setelah berteriak mintanya menunggu dia sebentar dan kemudiannya ia kembali datang dengan sebuah motor lalu memberikan helmet milik Bulan padanya.

Adena menerimanya dan menatap helmet itu sebentar lalu menatap wajah Kamal, "benar gak apa-apa, nih?"

"Iyaa, benar."

Kamal menahan senyumnya saat Adena kesusahan memakai alat itu, terlihat cukup besar untuk kepala kecilnya.

"Sini, dekati aku," perintah Kamal mengarahkannya untuk mendekat.

Adena mendekatinya dengan wajah polos dengan helmet digunakan menutup pandangannya - hanya terlihat bibir kecilnya saja.

Kamal membenarkan helmet dan mengubah ukuran tali pengait tersebut lebih pendek. Namun Kamal hampir saja tak cukup bernafas.

Wajah mereka sangat dekat dan aromanya harum masukkan ke dalam rongga hidungnya.

"Udah?"

Tersentak Kamal gegas menjauhkan dirinya dan mengangguk kaku, "udah."

"Gimana? Muat gak?" Tanyanya sambil tersenyum.

Adena memegang puncak helmet seketika ia menaiki motor milik Kamal, "muat."

Tubuhnya langsung tegak saat sebuah tangan memegang sudut sisi pinggangnya.

Astaga, inikah namanya cinta pandangan pertama?
Nyaris membuat Kamal berteriak.

Adena sadar bahwa mereka belum bergerak juga akhirnya jauhkan tangannya dari pinggang Kamal.

"Kak geli ya? Maaf, aku kebawa kebiasaan aku," sesalnya sambil menautkan kedua tangannya dan meletakkannya di pahanya.

"Gak kok, cuma ... ini pertama kalinya sih aku boncengan sama kamu."

Mendengar itu lekas ia menatap Kamal melalui kaca motor itu, "masa sih kak, 'kan ada Bulan."

"Bulan mah ga biasanya peluk ginian," ucap Kamal melirik kearah kaca motornya.

Dan luar dugaan Adena, Kamal menarik kedua tangannya dan melingkarkan pada pinggangnya. "Pegangan ya," katanya sambil menghidupkan mesin motornya.

"Boleh ... bersandar ga?"

Mendengar meminta izin darinya, Kamal cuma tertawa kecil, ia tersenyum lebar saat mata Adena tertumpu pada kaca itu, "boleh dong, cuma buat kamu aja."
...

;theonives

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

;theonives.
Next : like a movie.

Another Day • Hueningkai Yuna ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang