7. Double date membagongkan.

553 87 2
                                    

"Aku pergi dulu ya." Megan menyambar tasnya, kemudian berjinjit untuk mengecup pipi Alaska.

Laki-laki itu berdiri sembari memasang wajah cemberut. Tidak habis pikir dengan keadaan konyol ini.

Istrinya izin untuk pergi bersama sahabat laki-lakinya, sementara ia sendiri sebentar lagi juga akan pergi untuk menjemput mantan pacarnya.

Megan sih enak sebab bisa percaya diri dengan penampilan cantiknya, sementara Alaska?

Ia hanya mengenakan kaos dan kolor karena Megan melarangnya tampil ganteng.

Tidak adil bukan?

Baru beberapa langkah, Megan berhenti. Perempuan itu berbalik untuk menatap Alaska sekali lagi. "Yang, jangan terlalu deket ya?" pintanya.

Alaska hanya berdehem, ingin marah tapi tidak bisa.

Istrinya terlalu cantik untuk dimarahi.

Megan menaiki taksi untuk sampai ke cafe yang menjadi tempat janjiannya dengan Sean.

Ia yang datang lebih awal, sembari menunggu Megan termenung menatap keluar jendela.

Sepasang mata beningnya menatap langit yang lebih terang karena keberadaan bintang yang bertaburan.

Bisa melihat lagi seperti ini, terasa sangat tidak nyata.

"Andai lo musnah, pasti gue gak akan terus berpura-pura," gumamnya terdengar penuh dendam.

"Udah dari tadi?"

Megan langsung menoleh dan memamerkan senyumnya. "Gak kok."

Sean ikut tersenyum, ia mengikuti arah pandang Megan. "Langitnya cantik ya?"

"Iya, cantik."

"Mau langsung aja? Lo udah makan? Mau makan dulu?" tanya Sean beruntun.

Megan menggeleng pelan, ia hanya membeli minuman dan ikut masuk ke dalam mobil Sean.

"Aska udah di mall sama Gita," ujarnya memberitahu.

Ternyata Alaska bergerak lebih cepat.

"Ya udah, yuk susulin." Megan tidak mau memberikan mereka waktu lama untuk berduaan.

Gita pasti sangat kecentilan dengan suaminya.
Awas saja jika Alaska tergoda.

***

"Lah, ngapain lo pake koloran? Mau kencan apa apa Ngarit sih?" cibir Megan kepada suaminya.

Alaska mengusap rambutnya dengan gaya slow motion. "Gue tuh gak perlu pake outfit biar cakep, soalnya gue capeknya alami." Laki-laki itu menoleh ke arah Gita. "Yakan, Git?"

"Iya, gue yang jarang lihat Aska pakai baju santai lihatnya berdamage banget!" seru Gita.

Megan mencebikkan bibirnya. Salah Alaska memang, siapa suruh ganteng sejak lahir?!

Keputusannya menyuruh Alaska memakai kolor dan kaos saja ternyata bukan yang terbaik. Pasalnya, laki-laki itu menjadi terlihat mencolok sehingga menarik perhatian gadis-gadis.

"Gue punya dua tiket, mau nonton?" Sean bertanya kepada Megan.

"Mau, yuk nonton sama gue!" sela Alaska. Ia langsung merangkul bahu Sean.

"Gue mau ngajak Megan, lo beli tiket sendiri sono, nonton sama Gita," jawab Sean.

"Gue maunya sama lo."

Sean bergidik ngeri melihat Alaska yang seperti ini. Rasanya lebih horor daripada apapun. "Lo penakut, bro. Sementara ini horor, lebih horor kalau nanti lo hilaf peluk-peluk gue!"

Secret Relationship(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang