8. Takut setan.

490 83 11
                                    

"Sorry, kayaknya gue gak bisa nganterin lo." Alaska menatap Sean. "Lo bisa, kan nganterin Gita?" tanyanya.

Gita menatap Alaska khawatir. "Terus lo sendiri gimana? Biar gue aja yang nyetir, nanti setelah dari rumah lo gue bisa pake taksi," ucapnya menawarkan diri.

Di seperti inilah Megan merasa sangat tidak berguna.

Kenapa juga Gita harus peduli dan sangat khawatir? Ia tahu perempuan itu masih menyukai suaminya dan Megan takut.

"Biar gue yang anterin dia pulang," ucap Megan. Ia merebut kunci mobil Alaska dengan kasar membuat ketiga orang itu langsung memusatkan perhatian ke arahnya.

"Gimanapun, cowok lemah ini adalah bos gue," sarkasnya.

Sean tidak curiga sama sekali. Laki-laki itu mengangguk-angguk.
"Gue percayakan bos ini sama sekertarisnya," jawabnya dengan sedikit tawa.

"Jaga mulut lo ya! Aska lagi sakit, lo bilang dia lemah?" Gita berseru tidak terima.

Seperti saat sekolah, perempuan itu pasti selalu berada di pihak Alaska.

Megan langsung menarik lengan Alaska untuk masuk ke dalam mobil. Tanpa banyak bicara, ia langsung mengendarainya.

Diamnya Megan adalah kelemahan Alaska. Laki-laki itu sudah tidak lemas dan pucat seperti tadi.

Ia menahan diri untuk berbicara sebelum mobil mereka berhenti di dalam bagasi rumah.

Begitu sampai, Alaska langsung membuntuti Megan masuk. "Yang, aku minta maaf. Aku gak bermaksud peluk-peluk cewek tadi, aku juga gak dekat-dekat banget kok sama Gita," ucapnya sembari berusaha menjajarkan langkahnya.

Langkah Megan langsung terhenti, perempuan itu menghadap Alaska sepenuhnya. "Kok minta maaf sih?" Ia menekuk bibirnya ke bawah. "Harusnya kamu marahin aku aja!"

Alaska ikut menekuk bibirnya, lantas merentangkan kedua tangannya.

"Kamu sampai ngikutin masuk ke bioskop, kamu pasti takut. Ayang, maaf.... " Megan menubruk dada Alaska dan melingkarkan tangannya dengan erat memeluk laki-laki itu.

Energi Alaska langsung kembali bagaikan ponsel yang sudah terisi daya penuh.

"Aku cemburu sama Sean, dia bisa deketin kamu semudah itu di hadapan orang-orang," ujar Alaska seraya mengelus rambut Megan.

"Maaf," jawab Megan lirih.

"Yang, kamu gak beper sama perhatian Gita, 'Kan?" Megan mendongak, menatap suaminya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hm, dikit." Laki-laki itu menyengir.

Megan langsung mendorong dada laki-laki itu, ia berkacak pinggang dengan muka garang. "KAMU MAU TIDUR DI LUAR?"

"Astaga, ayang aku cuma bercanda, Yang!" Alaska langsung berlari mengejar Megan.

***

"Yang, anterin ke kamar mandi, aku kebelet pipis." Alaska menoel-noel lengan Megan.

Perempuan yang sedang memakai skincare malam itu merotasikan bola matanya. "Itu kamar mandinya kelihatan dari sini, ngapain minta dianterin?" tanyanya tidak habis pikir.

"Aku sekalian mau sikat gigi, aku takut lihat kaca. Gimana kalau ada setan di belakang aku?" Seperti inilah Alaska jika ditakut-takuti atau habis nonton horor, pasti akan parno sendiri dan membayangkan yang tidak-tidak.

Rasanya setiap pergerakannya seperti sedang diawasi oleh makhluk tak kasat mata.

"Ya gak apa-apa, mungkin setannya mau ikut sikat gigi, atau ngaca untuk melihat keburikan," celetuk Megan dengan santainya.

Secret Relationship(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang