Laze Calon Pengantin

45.7K 2.9K 34
                                    

Aaaaaa.... Update lagi sambungan dari cerita sebelumnya nih.... Sekarang giliran Laze nih... Ayo semanget! Semanget! Walaupun agak bingung dikit bikin ceritanya... Hehehe

Udah ga sabar nih...

Yuk kita lanjut...

Met baca.

----------->>>>>>>

Laze P.O.V

Perlahan kubuka mataku cahaya putih mulai memasuki mataku. Hal pertama yang kulihat saat ini adalah beberapa kepala kecil yang sedang bersandar dipinggir kasur tempatku tertidur... mm... anak-anak? Ya bener... itu kepala anak-anak yang sedang tertidur disampingku. 2 dari anak-anak itu pun terbangun. Lalu melihatku dengan cara yang aneh membuat wajahku panas karenanya.

"Wah... mata merahnya asli!" Ucap salah satu anak itu.

"Cantiknya!!!" Ucap anak yang lain. Membuat 3 anak-anak lainya terbangun.

"Mmmm... ibu udah bangun?" Ucap salah satu anak yang baru bangun... mm dia panggil aku ibu?

"Bodoh kamu Liz ... mana mungkin lelaki bisa jadi ibu." Ucap salah satu yang lain.

"Tapi diakan calon pengantinnya ayah? Kalo dia jadi pengantinnya ayah berarti jadi ibu kita kan?" Ucap anak yang bernama Liz. Ayah? Siapa?

"Ayo yuk kita panggil ayah!!" Ucap salah satu anak yang belum bicara sepatah katapun anak yang lain setuju. Lalu meninggalkan aku yang sedang mencerna semua percakapan anak-anak tadi.

Aku pun memperhatikan sekitarku. Sekarang ini aku berada di sebuah ruangan yang besar dan terang. Tidak seperti dulu semuanya terasa gelap. Ketika aku bangun tidur dan tidur semuanya gelap. Rasanya bisa melihat seperti ini.... rasanya seperti mimpi... sekarang aku bisa melihat semua hal yang ada disekitarku.

+++

Kein P.O.V

Terdengar suara derap langkah yang begitu ramai menuju ruangan baca tempat aku berada sekarang. Ahh... ini pasti 5 anak angkatku yang selalu lincah dan ceria dimanapun mereka berada.

Brakk!!! Mereka berlima membuka pintu ruang baca dengan kasar.

"Ibu bangun!!!" Ucap mereka berlima kompak. Sampai membuat mereka sendiri kaget karena saking kompaknya.

"Ibu ya.... mmm boleh juga?" Ucapku memikirkan caraku memanggil Laze yang menurutku cukup cocok untuk panggilan itu.

"Kalian tunggu aja disini ya. Biar ayah yang berdua dengan calon pengantin ayah." Ucapku pada kelima anak angkatku. Rasanya masih canggung rasanya dipanggil ayah oleh anak-anak itu. Walaupun kami sudah lama bersama-sama.

"Iya.." ucap kelimanya kecewa.

Akupun beranjak keluar dari ruang buku. Langsung menuju kamar Laze yang letaknya tidak jauh dari ruang baca.

Sesampainya disana tepatnya didepan pintu kamar Laze. Aku mengintipnya... ahh... kenapa aku jadi kayak orang kurang kerjaan gini... ketika udah niat mau masuk aku terpukau melihat ekspresi Laze. Jadi akhirnya ku urungkan niatku untuk melihat Laze dan melanjutkan acara ngintipku tadi.

Aku melihatnya sedang tersenyum bahagia melihat sekelilingnya. Matanya berbinar-binar seperti anak kecil yang baru tahu dunia luar. Astaga... ini benar-benar pemandangan yang luar biasa... aku merasa seperti hidup kembali...

Setelah puas melihat pemandangan itu akupun masuk kedalam kamar itu. Kulihat bola mata merahnya yang membesar. Seakan terkejut dengan kedatanganku. Aahh... kenapa... Laze mempunyai mata yang memikat seperti itu... bahkan bukan matanya saja... wajahnya, senyumnya, bibirnya, tubuhnya, baunya yang manis dan tingkahnya... benar-benar sangat memikat.

"Tuan..." ucapnya... membuatku terdiam. Apakah dimatanya aku sama seperti semua pria yang berhubungan badan dengannya?

+++

Laze P.O.V

"Tuan..." Panggilku kulihat wajahnya terlihat sangat datar. Entah kenapa wajahnya berbeda dibanding saat menggendongku... wajahnya sekarang membuatku takut.

Kulihat Kein melangkah mendekatiku. Aku merasakannya Kein seperti pria di kamar gelap waktu itu. Apa Tuan marah? Aku tidak tau... tolong aku. Badan ku semakin menegang ketika Kein semakin mendekat.

"Tuan maafkan aku... maaf... maaf..." Ucapku tanpa sebab memohon. Sekarang Kein berada di samping tempat tidurku dan duduk di sampingku.

"Tuan... aku... Aggghh" ucapku terhenti karena tiba-tiba Kein meremas tanganku begitu kuat sehingga membuatku kesakitan.

"Tuan! Tuan! Aku bukan tuanmu! Sekarang kamu sudah bebas. Dan masih saja kamu memanggil pria sepertiku tuan?!! Apa kamu akan memanggil yang lain juga seperti itu. Tuann. Tuan. Aku muak mendengarnya." Ucap Kein marah lalu menindihku dengan badannya yang lebih besar dari badanku.

"Maaf...tu..." ucapku terputus. Aku berusaha meronta. Tapi tubuhku sangat lemas.

"Tuan.. tuan... aku calon suamimu... panggil namaku... karena aku bukan pelangganmu." Ucapnya sambil mengunci mataku dan matanya. Calon suami? Nama? Apa Kein tidak mau disamakan dengan pria-pria itu.

"Kein..." ucapku agak gugup. Karena biasanya menyebut semua pria dengan panggilan tuan. Bukan nama seperti yang kulakukan sekarang.

Deg! Menyebut namanya membuat jantungku berdebar-debar. Rasanya sangat tidak nyaman. Dan kenapa rasanya wajahku memanas?

"Kein..."panggilku tiba-tiba disela napasku yang semakin cepat. Apa sebenarnya yang kurasa ini?

------------>>>>>>>>>>

Gimana ceritanya?
Penasaran?
Penasaran?

Bikin cerita yang bagian sekarang ini susah loh cos sempet keapus tadi. Gara-gara belum kesave. Dasaaaar... asem!!

Jangan bosen ya...
Tunggu ya lanjutanya...

Jangan lupa vomentnya juga.

ZenoYuichi.

Pengantin Pangeran Kegelapan (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang