ch 2

2.7K 67 0
                                    

tes ombak dulu gak sih 🤣🤿🩱🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🫧🫧🫧🌪️🌪️🌪️🌪️🌪️

---


"Bukankah kamu bilang tak akan ada pelacuran?"

"Terserah kamu mau bilang apa. Ia sudah memilikimu sekarang."

"Kamu menjualku!"

"Sayang, ia sekaya iblis. Aku tak bisa menolak. Bagaimana pun, ia tamu terhormat sekarang dan aku harus mematuhinya. Aku akan menjagamu dengan baik." kata Juliana diiringi tawa ringan. "Ia nampaknya langsung sangat menyukaimu."

Hazal berlari ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia ke cermin dan menyibak bahu kemejanya. Disitu, ada bekas ciuman dan gigitan Sega.

Brengsek itu. Hazal begitu geram. Ia mengepalkan kedua tangannya.

Ia ingat lagi ketika ia akan mengamuk. Ia mengingat semua rekannya. Ia pasti disini untuk satu alasan. Ia tak bisa gegabah dan ceroboh.

Hazal berjalan ke ranjang dan duduk di tepi. Ia memikirkan semuanya. Sampai kapan ia akan disini?

Ia harus pergi. Mungkin semua rekannya sedang mencarinya sekarang.

Lagipula, mengapa ia bisa ada disini dan tak bisa mengingat alasannya?

Ia hanya ingat, saat itu, ia hendak membidik ke kepala Virgiawan Romlan yang duduk di dalam mobil mewah yang berjalan beriring iringan. Setelah itu, ia lupa.

Juliana hanya sempat memberitahunya sekilas, "kamu sekarat. Seluruh tubuhmu babak belur."

Siapa yang melakukannya?

Apakah operasinya waktu itu bocor? Apakah orang orang Virgiawan tahu ia siapa dan menghajarnya? Namun, mengapa ia tidak dibunuh?

Menghembuskan napas, Hazal menjambak sebentar rambutnya kemudian menegakkan tubuhnya. Saat itu, pintunya diketuk. Ia berjalan membukakan pintu.

Ada gadis lain yang berdiri di depannya, memberinya sebuah kotak besar kemudian pergi. Hazal mengunci pintu dan membawa kotak itu ke ranjang. Ia membukanya.

Isinya adalah sepasang sepatu flat dengan hak maksimal dua senti dan memiliki tali untuk diikat ke mata kaki. Kemudian ada sebuah gaun berlengan panjang yang memiliki rok sepanjang betis serta tali di pinggangnya. Gaun itu berwarna biru lembut dan terbuat dari sutera. Hazal juga menemukan secarik kertas dari sana.

Tulisannya rapi dan indah, berbunyi;

Kamu cantik memakai apapun, tanpa apapun atau dengan gaun ini. Aku tak sabar bertemu denganmu malam ini.

Sega B.

Hazal meremas kertas itu tidak suka dan menjejalkan kembali si gaun dan sepatu ke kotak kemudian melemparnya ke dalam lemari. Ia tak sudi memakainya.

Sepanjang hari hingga malam itu, ia depresi di kamarnya sampai Juliana memeriksa nya dan dibuat geram.

"Apakah kamu tak akan siap siap? Kukira aku sudah memberitahumu bahwa Sega akan membawamu malam ini."

Membawa?

"Membawaku?" Hazal menggumam.

Juliana tersenyum licik. "Ya. Dia ternyata bukan tipe yang suka berbaur. Bajingan ekslusif."

my dearest revolutionary.|drama romance•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang