6. Once Again

241 35 16
                                    

Aku update bcs today is my birth day. Haha, Enjoy ya!

-oOo-

"Serius, Pein. Kau belum mengatakan apa-apa tentang maksud dari Si Bungsu Sabaku." Ujar Yahiko

"Tidak ada yang perlu dikatakan."

"Tidak perlu katamu?! Dia berbicara tentang Hime! Apa yang dimaksud dengan Saudara pengkhianat? Jelaskan!" Perintah Yahiko, Masih memegang kendali untuk tidak melakukan dengan cara kasar.

Sebagian besar anggota Akatsuki hanya diam, Tidak ingin ikut campur dalam perdebatan saudara itu. Bahkan Hidan dan Deidara yang biasanya tidak bisa diam pun mengunci mulut mereka.

"Kenapa yang selalu kau pikirkan adalah Hime? Sabaku yang mengatakan demikian, Bukan Sakura. Jadi kenapa kamu harus merasa gelisah?" Pein menyatakan.

"Kau tau Sabaku tidak terikat dengan DarkC, Pein. Jika dia mengatakan sesuatu seperti itu, Tentu ada alasan dibalik perkataannya. Dan aku pikir kau tidak bodoh untuk merasakan aura pembunuh Gaara tadi kan?" Nagato akhirnya angkat bicara.

"Gaara bukan orang yang bisa iseng ketika menyangkut Hime, Jadi aku bertanya sekali lagi tanpa kekerasan, Pein. Apa. Yang. Dimaksud. Pengkhianat. Oleh. Sabaku?" Yahiko menyahut.

"Jangan mencoba berbohong, Pein. Karena kau tau jika kau berbohong, segalanya akan semakin panjang." Nagato menimpali.

Pein melirik keduanya datar, Namun ada sirat ketakutan di mata hitam tersebut.

Tapi sebelum Pein bisa membalas, suara tapak kaki yang cukup banyak menghampiri mereka.

"Sakura Hime!" Panggil Yahiko begitu melihat Hime tersayang nya akhirnya berada di depan mata.

Namun sebelum Yahiko bisa memeluk Sakura dan menghancurkan tulang gadis itu, Sakura mundur dari aksinya.

"Tidak hari ini, Yahiko. Aku perlu meminjam Konan." Ujar Sakura, Mengarahkan tatapan Datarnya pada kembaran Pemimpin Akatsuki.

Menyadari tanpa melihat bagaimana bahu Pein menegang.

"Oh man! Kita begitu lama tidak bertemu dan kamu menolak memberiku pelukan?" Yahiko mengerucutkan bibirnya, Memberikan mata anak anjing terbaiknya pada Sakura.

"Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri mengapa orang-orang dewasa di sekitar ku seringkali lupa bahwa mereka bukan lagi anak kecil." Gumam Sakura, menghela nafas.

Yahiko tidak akan meninggalkan nya dengan tenang jika dia tidak mendapat apa yang diinginkan.

"Baiklah, Peluk aku sesuka mu dan biarkan aku mengurus urusan ku setelahnya." Ujar Sakura, merentangkan tangan dengan ogah-ogahan. Meski begitu, Siapapun bisa melihat kilatan geli dan lembut di mata hijaunya jika menyangkut orang-orang setia nya. Dan Yahiko tidak terkecuali.

Tidak membuang waktu, Yahiko meremukkan Sakura dalam pelukan nya, Memutar-mutar tubuh langsing itu sebelum akhirnya menapakkan kembali kaki di tanah.

"Dulu kamu begitu kecil, Sakura-chan! Hanya sampai perut ku! Sekarang lihatlah! Kamu sudah sampai pundak ku! Astaga betapa Hime ku tumbuh sangat cepat." Yahiko mendramatisir.

"Yah, Ya. Aku pernah mendengar kalimat itu seperti... Puluhan kali mungkin?" Sakura balas membual, Tersenyum tipis mendengar kejenakaan Yahiko lagi.

Matanya mendarat ke kepala merah, Nagato. Ia melihat laki-laki itu tersenyum lembut kala mata mereka bentrok.

Sakura berjalan menuju Nagato, Memeluknya seperti ia yang memeluk anggota lainnya.

Ada sedikit keragu-raguan sebelum akhirnya Nagato merengkuh tubuh semampai Sakura. Menyadari bahwa Yahiko benar. Tubuh kecil yang selalu merengkuh nya saat takut dulu kini lebih tinggi.

Black LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang