Jean dan Jihoon berangkat bareng pagi ini. Jihoon udah ada janji sama Jean kalo dia mau nemenin Jean belajar di perpus karna hari ini udah ga ada latihan paskib. Tinggal gladi kotor dan gladi bersih, lalu berangkat lomba.
Jean berjalan di koridor sekolahnya sambil meminum esteh di genggamannya. Ia baru membelinya setelah cabut mata pelajaran terakhir.
"Gue tungguin di depan kelas ternyata abis beli es di kantin" Suara Jihoon membuat Jean kaget dan hampir saja menyemburkan es yang ada di mulutnya.
"Lo tau kan semalem gue langsung ketiduran, tugas bu Yuni belum gue kerjain. Daripada di hukum mending ngilang"
"Ternyata lo kang ghosting ya"
Jean dan Jihoon tertawa sambil berjalan menuju perpustakaan. Sesampainya disana, Jihoo membantu Jean mencari buku yang ia cari.
"Ini kayanya bagus deh Je, Liat aja dari judulnya"
"Iya sih, tapi kurang tebel Jihoon"
Jihoon hanya melongo kaget, padahal buku yang ia pilih lumayan tebal dengan 370 halaman. Namun, Jean sudah terlebih dahulu menemukan buku dengan 743 halaman yang dimana isinya kebanyakan dengan bahasa Inggris.
Jean dan Jihoon duduk di kursi yang ada di dekat lemari buku disekitarnya. Jean sudah mulai fokus dengan bukunya, sedangkan Jihoon hanya menatap Jean sangat lama.
"Ji bisa diem ga"
"Gue diem deh perasaan"
"Lo bisa berhenti liatin gue ga?"
"Kenapa? salting ya?"
Jean mendengus malas ke arah Jihoon, Lalu ia melanjutkan membaca bukunya. Sekitar 30 menit Jean sudah membaca buku, Ia tak merasakan Jihoon menatapnya lagi. Karna penasaran, Jean menutup bukunya, lalu ia melihat Jihoon yang tertidur pulas dengan kepala yang dipangku tangannya di meja.
Perlahan Jean mendekatkan wajahnya ke Jihoon dan menatap laki laki itu dengan lembut lalu tersenyum pelan. "Kok dia tiba tiba baik ya sama gue?" monolog Jean.
"Ba!!"
Jihoon tiba tiba terbangun dari tidurnya dan mengagetkan Jean. Merah padam sudah terlihat diwajah Jean, Jihoon hanya menertawakan Jean yang sudah malu malu.
"AHAHAHHAH LO LUCU BANGET!"
"Bacot diem"
Jihoon masih belum berhenti tertawa terbahak bahak sampai Jean menutup mulut Jihoon dengan tanyannya.
"eummmm he emmm lwepasinnmm"
Jean melotot ke arah Jihoon dan Jihoon sudah berhenti menertawakan Jean. Gak lama kemudian, Telpon berdering dari handphone Jihoon.
"Halo ma?" Ucap Jihoon kepada seseorang yang sepertinya adalah ibunya.
"Oh oke ma, aku kesana sekarang"
Jihoon menutup Telponnya dan menatap Jean sekilas. "Lo mau ikut gue ga Je?" Tawar Jihoon. Jean menatah Jihoon dan bertanya "Kemana?". "Ke rumah gue yang di Jakarta"
Setelah pulang dari sekolah, Jean dan Jihoon langsung berangkat ke Jakarta dengan mobil Jihoon. Mereka berdua belum mengganti pakaian ataupun makan, karna sepertinya Jihoon sudah antusias ingin bertemu ibu nya.
"Maaf ya Je gue ngajak lo main jauh jauh terus, tapi nanti kalo sempet gue mau ngasih lo kejutan"
Jean menatap heran Jihoon "Kejutan apa?"
"Tunggu aja disana"
Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan ke Jakarta dari Depok, Akhirnya Jean dan Jihoon sampai di depan rumah klasik dan megah ini. Jean menatap kagum rumah itu yang spertinya sangat enak jika sedang hujan.
"Ayo Jean, masuk" Ajak Jihoon. Namun, Jihoon menggenggam tangan Jean. Jean menatap tangannya yang sedang Jihoon genggam, ia tak bisa berbuat apa apa selain diam kaget.
Didalam rumah itu, sudah sangat luas. Lukisan lukisan besar tertempel di dinding yang sangat tinggi. Lalu 2 tangga yang melingkar menuju lantai atas bak istana di film barbie.
"Ma, Aku dateng!"
Mamanya Jihoon turun dari lantai atas terus langsung lari ke arah Jihoon dan memeluknya dengan erat. Jihoon langsung menyuruh Jean untuk berdiri disampingnya."Kenalin mah, ini temen aku. Namanya Jean". Jean tersenyum lebar ke arah ibunya Jihoon. Jean salim dan langsung disambut dengan perkataan lembut dari ibunya Jihoon. "Astaga, mama pikir ini pacar kamu dek" Jean dan Jihoon tertawa hanya canggung.
"Ayo sini mama bikinin makan dulu" Ucap mamanya Jihoon sambil memegang tangan Jean dan membelai rambut Jean lembut.
"Iya tante, makasi banyak hehe"
Jean dan ibunya Jihoon menuju ruang makan, sedangkan Jihoon yang ditinggalkan mereka hanya diam dan tertawa miris
"Euuummm, makanannya enak banget loh tan" Puji Jean sambil memakan sup yang dibuat ibunya Jihoon. Makanan yang dibuatnya beneran sangat nikmat, mungkin karna sudah lama Jean tidak makan sup.
"Iya, tante emang paling jago kalo buat sup, papa nya Jihoon aja sampe suka banget loh nak" Jawab Ibu nya Jihoon sambil tertawa ramah.
"Tante mau nganter makanan ke kantor papanya Jihoon dulu ya nak, kalian tunggu sini ya. Kalo mau nambah ambil aja ya"
Jean mengiyakan tawaran ibunya Jihoon dengan ramah, dan ibunya Jihoon pergi meninggalkan rumah. Sekatang hanya ada suara sendok dan mangkuk yang bertabrakan. Jihoon sama sekali gak bicara daritadi, dan itu bikin Jean bosen.
Mata Jean melihat sekeliling ruang makan yang luas itu, dan menemukan benda yang membuat Jean tersenyum bahagia.
"Andai gue punya itu" monolog Jean yang masi bisa terdengar oleh Jihoon. Jihoon yang asik makan langsung menatap ke arah Jean.
"Lo mau apa?"
"Itu" Tunjuk Jean ke arah benda yang dipajang di meja dekat hiasan lainnya. Jihoon menatap ke arah Jean menunjuk dan berkata
"Apa? itu cuma foto keluarga"
Jean langsung menatap Jihoon. "Cuma? Ga semua orang punya itu Ji"
"Ya tapi kan itu cuma foto yang diambil di studio terus dipajang Je"
Jean tersenyum tipis dan berkata "Mungkin buat lo kaya gitu Ji, buat gue cuma orang beruntung yang bisa punya itu"
Jihoon mulai tidak enak dengan perkataannya.
"Guess i better wash my mouth"
"Noo, gapapa. Kan lo gatau"
![](https://img.wattpad.com/cover/309226657-288-k586667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
juara umum ; park jihoon
FanficPerjuangan buat juara umum tuh ga gampang, harus ada tantangan dan derita yang harus dilalui. Bagaimana anak paskibra SMA-T menghadapinya? "Gue gamau tau pokoknya lomba kita harus juara umum!"