Part 17

6 1 0
                                    

Tittle : Kisah Tentang Dewi

Happy Reading🌻

Setelah mereka sampai ternyata Dyira sudah bangun dari pingsannya... Najwa yang melihat kakaknya sudah bangun itupun langsung mendekat ke arah nya...

Di Kamar Najwa
"Kakk... Alhamdulillah lu akhirnya udah bangun" kata Najwa sambil memeluk Dyira.
"Hehehe iya... Ciee kangen sama kakak yaa" kata Dyira yang meledek Najwa.
"Engga... Biasa aja tuhh... Bukan gue yang kangen sihh sebenernya... Tapi ada salah satu orang diantara kita... Hehehehehe" kata Najwa.
"Hahh? Siapa?" tanya Dyira.
"Iya lu pikir aja sendiri... Kan lu punya otak" jawab Najwa.
"Iihhhss anjirrr" kata Dyira yang sedikit kesal dengan sikap adik nya itu.
"Oh iya Dyir kenapa lu tadi bisa pingsan?" tanya Angel.
"Eummm kenapa ya... Apa gue harus cerita?" kata Dyira yang ragu-ragu ingin cerita.
"Udahh sihh kak cerita aja" jawab Najwa.
"Eummm gimana ya" kata Dyira yang membuat lainnya penasaran.
"Aisshhh cepatlah Dyiraaa" kata Salsa yang penasaran mulai memuncak.
"Iya sabar napa Sal" kata Dyira.
"Iya abisnya lu lama sihh" jawab Salsa.
"Oke Jadi Ceritanya Tuhh Ginii" kata Dyira lalu memulai menceritakannya...

FLASHBACK ON
Dyira yang tadi terdampar di dekat tangga, Dyira pun tiba-tiba terbangun di sebuah tempat parkir sekolah.

Di Tempat Parkir Sekolah
"Haii Dewi" kata Bu Luna.
"Oh iya ibu" jawab Dewi.
"Nak Dewi belum pulang?" tanya Bu Luna.
"Ini mau pulang kok bu" jawab Dewi.
"Dewi ibu boleh minta tolong sebentar?" tanya Bu Luna.
"Minta tolong apa bu?" tanya Dewi kembali.
"Ibu minta tolong... Ambil buku besar yang ada di ruang laboratorium" jawab Bu Luna.
"Oh iya baik bu akan saya ambilkan" kata Dewi.
"Saya permisi mau ngambil buku nya dulu ya bu" lanjut Dewi.
"Iya silakan" jawab Bu Luna.

Dyira yang hanya terpaku berdiri diam saja di samping Dewi, akhirnya Dyira yang penasaran dengan Dewi pun mengawasinya dari belakang... Setibanya Dewi di ruang laboratorium... Ternyata diam-diam Bu Luna mengikuti Dewi. Bu Luna berjalan dengan sangat hati-hati dan ia juga membawa pisau di tangannya. Setibanya di ruang laboratorium...

Di Ruang Laboratorium
Dorrr tiba-tiba Bu Luna mengagetkan Dewi dari belakang... Karna Dewi yang syok melihat Bu Luna membawa pisau ditangannya... Akhirnya Dewi berjalan mundur secara hati-hati kebelakang.

"I-ibu ma-mau nga-ngapain sa-saya?" tanya Dewi yang gugup.
"Tenang anak ku yang manis... Bu Luna hanya ingin bermain dengan mu syg" jawab Bu Luna.
"I-ibu ma-mau nga-ngapain De-dewi?" tanya Dewi yang malah panik.
"Tenang sayang... Ibu hanya ingin bermain-main dengan mu... Setelah ini Ibu akan menghabiskan adik mu" jawab Bu Luna.
"A-adik sa-saya? si-siapa di-dia?" tanya Dewi yang gugup.
"Dia akan masuk ke sekolah ini beberapa tahun kemudian... Lalu Ibu akan memperlakukan dia sama seperti kamu maniss" kata Bu Luna yang memegang dagu Dewi.
"Aisshhh... Pliss Bu sakiti saya saja jangan kakak ataupun adik saya" kata Dewi yang memohon kepada Bu Luna.
"Maaf sayang tidak bisa yaa" jawab Bu Luna.

Dyira yang berdiri di belakang pintu Laboratorium hanya terdiam saja melihat apa yang telah di lakukan Bu Luna kepada Dewi... Setelah Bu Luna dan Dewi berbincang-bincang... Dengan sigap Bu Luna mengarahkan pisau itu ke pipi Dewi.

"Buu saya minta tolong jangann" kata Dewi.
"Nikmati saja lahh sayang" kata Bu Luna.

Srett... Srett... Srett...

Bu Luna dengan rasa tidak bersalahnya menyayat pipi Dewi yang imut ituu...

"Ibu sudah cukup" kata Dewi yang meminta keringanan kepada Bu Luna.
"Sayang ini hanya sebentar saja kok" kata Bu Luna yang melanjutkan menyayatkan pisau ke pipi Dewi.
"Ibuu sudahh... Awhhh perihh" kata Dewi yang mulai merasa kesakitan.

Dyira masih saja terdiam di belakang pintu Laboratorium... Ia juga sesekali menangis karena melihat kekejaman yang dilakukan oleh Bu Luna kepada Dewi... Tapi iya mau bagaimana lagi, karna Dyira ini hanya pergi ke masa lalu nya Dewi bukan di kisah nyatanya...

"Gimana sayang enak kan?" tanya Bu Luna.
"Su-sudah Bu" kata Dewi yang mengerang kesakitan.
"Oke kita akhiri semua ini dengan tanda yaa" kata Bu Luna.

Tanpa memberikan aba-aba Bu Luna langsung melemparkan kursi ke arah kaki Dewi dan langsung menusuk perut Dewi... Dyira yang melihat itu kembali menangis sangat deras... Seperti Hujan yang terus-menerus terjadi...
FLASHBACK OFF

Di Kamar Najwa
"Udahh Dyirr jangan nangis lagi" kata Salsa yang menenangkan Dyira.
"Gimana gue gak sedih... Dia meninggal secara tragiss Sal" jawab Dyira.
"Tapii bentar deh Dyirr... Tadi Bu Luna bilang kan dia akan menghabiskan adik nya juga? Kira-kira siapa yaa?" tanya Gibran.
"Ohh iya ituu... Siapa yaa? Emang Dewi punya adik?" kata Angel yang bertanya-tanya.
"Mungkin ada" jawab Salsa.
"Ahhh masa sihhh" kata Angel yang tidak percaya.
"Lahhh itu tadi buktinya apa Bu Luna bilang kayak gitu ke Dewi" jawab Salsa.
"Eummm bener juga apa kata Salsa" kata Ali.
"Tapi siapa?" tanya Gibran.
"Iya kita gak tau lah Bran" jawab Darrel.
"Iya juga sihh" kata Gibran.
"Ya udah lahh gak usah dipikirin duluu... Sekarang kita pikirin gimana caranya kita bisa ngomong baik-baik ke Bu Luna" kata Sendri.
"Nahhh iya bener tuhhh apa kata Sendri" kata Najwa.
"Tapii jangan langsung kesitu dulu Sen" kata Dyira.
"Hahhh? Terus gimana?" tanya Sendri.
"Iya kita nyelidikin secara bertahap" jawab Dyira.
"Eummm maksudnya satu-satu dulu gitu? Ahhh kelamaan..." kata Sendri.
"Iya mau gimana lagi... Kita itu harus tau dulu satu-satu biar semuanya itu jelas" kata Dyira.
"Eummm bener juga sihh apa kata lu kak... Jangan bertindak gegabah dulu... Kita harus nelitiin satu persatu dan bertahap" jelas Najwa.
"Eummm okeyy" jawab Sendri.
"Iya udah besok kalau kita mulai penyelidikannya gimana?" tanya Darrel.
"Iyaa boleh juga tuhh" jawab Dyira.
"Oke berarti malam ini siap-siap yaa buat barang apa yang harus di bawa besok sore ke sekolah" kata Najwa.
"Oke Jwa" kata para teman-temannya.
"Oke Dek" kata Dyira.

Malam hari pun telah tiba... Kini Dyira, Najwa, dan para teman-temannya menyiapkan barang-barang yang ingin mereka bawa untuk pergi ke sekolah pada besok hari...

Thank you for reading... Oke next part

Misteri Guru IPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang