04. On the go

456 103 15
                                    

Jangan lupa sama vote komennya ya!! MakasiiiiHappy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa sama vote komennya ya!! Makasiiii
Happy Reading.







Hari ini adalah hari dimana aku dan ketiga sahabatku pergi jalan jalan ke sebuah puncak bogor, sebenarnya saat aku ingin pergi perasaanku sudah tidak enak. Entah kenapa aku pun tidak tahu akan hal itu.

"Hah~ semoga aja gak kejadian apa apa.." lirih ku sembari melihat bayanganku di cermin kamar mandi ku.

Ceklek.

"Bintang, kamu jadi pergi? Bunda khawatir kamu kenapa kenapa ntang.." lirih bundaku lalu mengelus puncak kepala ku dengan sangat sayang.

Aku tersenyum pada bundaku, aku pun meraih tangannya lalu mengecup punggung tangannya dengan lembut. Aku akan berusaha menenangkan pikiran bundaku bagaimanapun caranya, karena tidak memungkinkan jika aku membatalkan rencana ini pada ketiga sahabatku. Nanti mereka malah marah padaku.

"Bunda tenang aja.. Insya Allah gak bakal kejadian apa apa. Bintang bisa jaga diri kok bunda.. Jangan terlalu khawatir sama bintang ya?" tutur ku lembut lalu berusaha tersenyum pada bunda ku.

"Bintang janji ya jaga diri baik baik disana?"

"Iya bunda Bintang janji.. Udah ya? Kalo gitu bintang berangkat dulu." pamit ku.

Aku pun langsung mengambil tas ku di atas kasur, lalu setelahnya aku pergi berjalan ke luar rumah untuk segera menuju rumah Vino yang tidak jauh dari rumahku.

"Bintang berangkat ya bunda.. Assalamu'alaikum.." ucapku lalu mencium pipi bundaku sekilas.

"Wa'alaikumusalam, hati hati!"

Ucapan itu lah yang terakhir kali aku dengar dari bundaku sebelum aku benar benar berangkat pergi ke puncak.

"Assalamu'alaikum, Vin?" ucapku saat sampai di rumah Vino.

"Eh ntang Wa'alaikumussalam, masuk aja dulu. Yang lain belum pada dateng kek nya." suruh nya padaku.

Aku menganggukkan kepalaku, aku pun segera melepas sepatuku lalu masuk ke dalam rumah Vino. Aku melihat ke arah sekitar, dan menunggu Vino yang sedang bersiap siap, yang lain juga belum datang.

"Vin, yang nyetir mobil nya supir lu kan?" tanyaku saat Vino sudah duduk di sofa bersamaku.

"Iyalah, gue mana bisa nyetir mobil."

Aku mengangguk anggukkan kepalaku untuk mengiyakannya, tidak lama setelah itu pun Rangga dan juga Ethan datang dengan mengucapkan salam—

"ASSALAMU'ALAIKUM!!!" teriak mereka dari luar rumah.

"Etdah kebiasaan, yaudah yu ntang kita keluar. Lagi pula udah mau sore juga." ajak Vino padaku.

Aku pun langsung meraih tas ku lalu mengikuti Vino keluar rumah, ternyata di luar memang sudah ada Rangga dan juga Ethan yang menunggu, mereka terlihat duduk di teras.

"Wa'alaikumussalam, kaga usah teriak teriak juga anjir." kesal Vino.

"Hehe sorry, berangkat yuk! Gue udah gak sabar nih pengen cepet cepet nyampe." ajak Ethan.

"Iye iye, pak supir! Berangkat kuy." ajak Vino pada pak supir yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat mereka berempat berada.

"Iya den Vino, ayo." ajaknya.

"Mama, Vino berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum." pamit Vino pada sang Mama, lalu dia pun mencium punggung tangan sang Mama sebelum benar benar pergi.

Aku, Ethan dan juga Rangga ikut bercium tangan pada Mama nya Ethan.

"Hati hati ya kalian di jalannya." ucap Mama nya Vino lalu tersenyum manis pada kita semua.

Aku pun reflek ikut tersenyum manis padanya lalu menganggukkan kepalaku. Setelah itu kita pun segera bergegas masuk ke dalam mobil, Vino duduk di depan dan kami bertiga duduk di belakang.

Mobil yang kita gunakan lumayan nyaman, dan juga pak supir menyetir mobilnya terasa sangat santai dana juga tidak grasak grusuk, aku pun terasa cukup nyaman.

"Ntang lu mau camilan gak?" tawar Rangga padaku yang sedari tadi tampak melamun melihat ke arah luar jendela.

"Gamau ah Rang, gue kalo makan nanti malam muntah." tolak ku baik baik.

"Yaudah."

Aku masih nampak melihat ke luar Jendela, hari ini cuaca cukup cerah dan mendukung kepergian ku dan teman temanku ke puncak. Semoga saja nanti saat pulang bunga cuaca akan sama seperti ini. Aku sangat berharap semuanya akan baik baik saja sampai nanti kita kembali pulang.

Di perjalanan semuanya hanya fokus pada ponselnya masing masing, sedangkan aku malah berfokus pada pemandangan dari jendela dalam mobil. Pemandangannya cukup bagus dan juga asri, aku cukup menyukainya.

"Ntang, lu kenapa ngelamun mulu? Ada sesuatu yang lu pikirin?" tanya Vino tiba tiba, ternyata Vino memandangku dari kaca depan mobil.

"Gatau No, perasaan gue kurang enak aja. Gue juga gatau kenapa, semoga aja kaga ada apa apa dah. Dan kita juga bisa selamat sampai tujuan." ucapku lalu mencoba untuk tersenyum melawan semua kekhawatiranku dan fikiran negatif ku.

"Aamiin." ucap Ethan, Rangga, dan juga Vino secara bersamaan.

"Eh btw Ntang, lu jadi bawa kamera kan?" tanya Ethan padaku.

"Ada nih, baru gue isi memori nya pake memori baru biar cukup." aku pun segera mengeluarkan kamera yang ku bawa pada Ethan.

Dengan segera Ethan mengambilnya dari tanganku dengan hati hati, dia pun tampak mengatur atur kameraku, lalu dia mengecek apakah kameranya masih bagus atau tidak. Huh! Padahal tentu saja masih bagus, kamera ku masih baru. Apalagi aku baru saja mengganti memori nya.

"Eh btw kita belum foto njir! Buat kenang kenangan loh! Siapa tau kan nanti setelah lulus kita gak bakal bisa jalan jalan kek gini lagi." celetuk Vino tiba tiba.

Aku terkekeh pelan lalu mengangguk anggukkan kepalaku.

Vino pun segera menyiapkan ponselnya, lalu mengarahkan ponselnya ke depan. Semuanya berpose dengan gaya bebas termasuk aku, tidak lupa juga dengan senyum yang mengembang pada bibir kita masing masing.

Setelah beberapa kali di jepret, akhirnya acara selfie selfie kita berempat pun selesai. Kita berempat kembali fokus pada ponsel kita masing masing, tapi aku masih tetap memandang ke luar Jendela berusaha merilekskan pikiran yang melayang entah kemana.

Disaat yang lain bercanda riang, entah kenapa dengan diriku ini yang tampak khawatir dengan keadaan sekitar. Aku tidak pernah bisa menduga kejadian apa yang akan terjadi kedepannya, aku hanya bisa berdoa dan meminta kepada sang Pencipta agar melindungi kita berempat yang hanya berniat untuk menghibur diri saja yaitu jalan jalan ke puncak.

Lama kelamaan aku merasa mengantuk, ini sudah setengah perjalanan. Aku pun memilih untuk tidur saja ketimbang menunggu sampai, lagipula masih lama sampainya. Aku tertidur tapi yang lain masih memainkan ponselnya masing masing.

Aku tampan terlelap cukup nyenyak, hingga aku tidak merasakan guncangan kecil di dalam mobil. Aku hanya merasa beberapa saat tapi setelahnya pun tertidur lagi, aku memang seperti itu jika dalam perjalanan.

TBC
Aku kehabisan ide 😇 btw vote sama komennya dong! Jangan pelit ehek.

[✔] Lost Soul | 00L Nct Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang