Jangan lupa vote sama komennya ya ges ya, terimakasih!
Waktu pemulihan ku cukup lama, namun setelah 4 hari aku tersadar dari tidur panjangku, aku sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Hari ini aku berniat untuk bertanya kepada bundaku. Bagaimana keadaan ketiga sahabatku saat ini, apakah mereka baik baik saja? Atau.. Mereka bertiga tidak selamat? Entahlah, perasaanku mengatakan mereka pasti selamat.
"Bunda.. Bunda belum jawab pertanyaan Bintang, gimana keadaan Ethan, Vino, sama Rangga? Mereka baik baik aja kan bunda? Bunda jangan bohong sama Bintang." tanyaku pada bunda sembari menatap bundaku dalam dalam agar bundaku tidak akan berbohong lagi.
"Tapi Bintang janji dulu, jangan shock dan sakit lagi ya? Bunda gamau kehilangan kamu sayang.." lirih Bunda membuatku menghela nafasku kasar, aku pun segera menarik tubuh bundaku ke dalam pelukanku secara perlahan.
"Bunda tenang aja, Bintang bakal berusaha Terima kabar apapun walau itu berat nantinya." ucapku meyakinkan agar bundaku tidak terlalu mengkhawatirkan diriku.
"Hah~" bundaku menghela nafasnya panjang panjang sebelum dia berbicara lagi, "Ethan.. Vino dan juga Rangga, gak selamat.. Mereka bertiga meninggal di tempat kejadian, Bintang.."
Aku membulatkan mataku seketika, aku menatap bundaku dengan mata yang sudah memerah karena ingin menangis. Air mata itu jatuh, jatuh tanpa aku minta sedikitpun. Bahkan aku tidak pernah mengizinkan air mata itu mengalir begitu saja, tapi air mata ini mengalir tanpa seizin dariku.
"B-bunda gak bohong kan?" tanyaku sekali lagi untuk memastikan.
Bundaku menggelengkan kepalanya, sebagai jawaban.. Dia sama sekali tidak berbohong padaku. Dunia ku terasa berhenti begitu saja, aku menangis, terisak. Aku merasa kehilangan sahabat terbaikku pada saat itu juga.
Kenapa Tuhan tidak mau menyelamatkan ketiga sahabatku juga sama sepertiku? Kenapa? Dan.. Kenapa Tuhan juga tidak merenggut nyawaku agar aku bisa ikut bersama dengan ketiga sahabatku?
"Kenapa mereka bertiga ninggalin Bintang bun.." lirihku dengan di iringi isak tangis yang memenuhi ruang rawatku.
"Ini takdir, Bintang. Bunda tau, kamu pasti ngerasa berat banget buat ikhlasin ketiga sahabat kamu. Tapi mau gimana lagi? Mereka udah gaada, kamu cuma bisa do'ain mereka bertiga.. Semoga amal ibadah mereka bertiga di Terima oleh Allah SWT.," tutur bundaku sembari memelukku dengan sangat erat. Tidak lupa juga bunda mengusap usap punggungku agar aku merasa lebih tenang.
"Bintang.." panggil bundaku saat merasa aku lebih tenang dari sebelumnya. Aku hanya berdehem untuk menanggapi panggilan dari bundaku, "Bintang jangan nyusul ketiga sahabat Bintang ya? Bunda gamau kehilangan Bintang.." lirih bundaku membuat aku berusaha tersenyum tipis lalu membalas pelukan dari bundaku itu.
"Bunda.. Bintang gak bakal ninggalin bunda, dan Bintang Janji. Allah udah ngasih Bintang kesempatan buat hidup yang kedua kalinya.. Bintang gamau sia siain hal ini. Jadi, bunda gausah sedih sedih ya? Kalo bukan Bunda yang nguatin Bintang.. Siapa lagi bun?" tuturku dengan lembut sembari mengeratkan pelukanku perlahan pada bundaku.
"Iya sayang.. Maafin bunda ya? Sekarang kamu harus berusaha sehat lagi, nanti bunda bakal anterin kamu ke makam ketiga sahabat kesayangan kamu itu.. Kebetulan mereka bertiga di makamin dengan jarak yang gak jauh." ucap bunda ku sembari mengusap air mataku.
"Iya bunda.. Bintang sebentar lagi bakal sembuh.." ucapku membuat bunda ku langsung tersenyum padaku.
Jujur saja, hatiku sangat sesak sekali saat mendengar bunda mengatakan 'ketiga sahabat kesayangan kamu itu..' rasanya pada saat itu juga aku ingin sekali memenangis, tapi aku berusaha menahannya agar bunda tidak terlalu khawatir lagi.
Ethan, Vino, Rangga.. Kenapa kalian meninggalkanku begitu cepat?.. Aku masih ingin bermain bersama kalian, dan berkumpul bersama kalian..
1 bulan kemudian..
Sudah terhitung 1 bulan masa pemulihan ku hingga aku benar benar sembuh. Aku merasa senang aku dapat sembuh dengan cepat, namun aku juga sangat sedih saat mengingat.. Yang selamat hanya aku, hanya aku dan kenangan saja yang selamat..
Hari ini aku berencana untuk mengunjungi makam ketiga sahabatku dengan bunga di tangan ku. Aku sudah bersiap, dan aku akan berangkat bersama bundaku..
Saat sampai disana, aku langsung bersimpuh di tengah tengah makam ketiga sahabatku itu. Aku mengusap batu nisan mereka satu persatu sembari menaruh bunga yang ku bawa tadi di atas gundukkan tanah mereka masing masing.
"Ethan? Lo pergi cepet banget si? Gua kangen sama lo yang banyak makan.." ucapan ku terhenti karena tiba tiba saja dadaku merasa sesak saat mengatakan kata itu.
Setelahnya aku menoleh ke arah makam Rangga, "Angga. Lo kan janji, lo mau jagain gua kan? Lo itu udah gua anggap kaya kaka gua sendiri Angga.. Kenapa lo pergi cepet banget? Kenapa cuma gua yang selamat di kecelakaan itu? Maafin gua ya.. Gua gak bisa nyelametin kalian pada saat itu.."
Aku pun kini menoleh ke arah makam Vino, "Vin, kok lo ninggalin gua duluan si? Katanya kita mau kerja bareng? Mana janji lo? Lo ingkar janji.." kiriku sembari menundukkan kepalaku karena tidak kuat meneruskan kalimat yang aku ucapkan.
"Gua mikir.. Kenapa cuma gua yang diselamatkan? Kenapa gak sama kalian juga? Kalian sahabat terbaik gua.. Tanpa kalian gua bukan apa apa, sulit buat dapetin sahabat sebaik kalian.. Itu sulit banget.." tangisku pecah seketika sembari mencengkram gundukkan tanah yang kini berada di samping kiriku.
"Kalo gua boleh egois, gua pengen kalian hidup lagi dan nemenin gua sampe gua tua. Kita sahabatan sampe kita punya anak, cucu. Tapi kenapa kalian malah ninggalin gua duluan?" isak tangisku cukup menggema di tempat pemakaman ini, bundaku yang berada di belakangku hanya bisa terdiam saja melihatku yang merasa terpuruk karena ditinggal oleh ketiga sahabatku.
"Maaf.. Maaf kalo selama ini gua belum bisa jadi sahabat baik kalian. Tapi percayalah.. Kalian itu sahabat terbaik gua, selamat jalan.. Ethan, Vino, Rangga.. Gua bakal terus do'ain kalian semoga kalian semua tenang disana, dan keluarga kalian juga diberi ketabahan.." tuturku lalu berusaha tersenyum tipis.
"Gua pamit dulu ya? Kapan kapan gua bakal kesini lagi, buat jengukin kalian.. Kalo bisa dan ada waktu, tiap minggu gua bakal kesini jengukin kalian." pamit ku lalu berdiri, aku pun segera menghampiri bundaku yang sedari tadi menungguku di belakangku.
"Peluk bunda sayang.." lirih bundaku sembari merentangkan tangannya.
Dengan sigap akupun memeluk bundaku sangar erat, bundaku paling tahu bahwa aku tengah membutuhkan pelukan saat ini.
"Bunda tau kamu anak yang kuat, sayang. Bunda ada disini, ikhlasin mereka dan mereka bakal tenang disana.."
"Iya bunda, Bintang bakal berusaha ikhlasin mereka.. Ayo kita pulang, sebentar lagi kayanya mau ujan." ajakku pada bunda sembari melepaskan pelukan perlahan.
"Selamat jalan.. Ethan, Vino, dan juga Rangga. Aku tidak akan pernah melupakan kalian, sahabatku.. Tenang disana."
TBC
Jangan lupa vote sama komennya, terimakasih!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Lost Soul | 00L Nct Dream
Fanfiction❝ Aku hanya merindukan kalian, sahabatku..❞ 00L NCT DREAM. --Angst -short story © wa_fie Best rank 10/10/22 #6 - lost start : 08-05-22 end : 08-10-22