"Hahahahah!! ..Benarkah? Aku tak tahu itu!"
Hinata memanyunkan bibirnya kedepan. Melihat perempuannya yang sedari tadi telinganya tidak lepas dengan ponsel. Sudah 15 menit berlalu sejak [Name] tanpa henti bercakap-cakap di ponselnya.
Cih! Siapa sih itu? Batin Hinata.
"..iya! Katanya sih-"
"[Name]! Udahan telfonnyaaaa!" Rengek Hinata, bergelantungan di lengan sebelah [Name].
"Sshh! jangan ribut dulu, Sho-chan!" Bisik [Name].
Hinata mengerutkan alisnya. Pipinya menggembung karena kesal terhadap perlakuan istrinya.
Hinata kemudian bangkit dan berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya di lantai, masuk ke dalam kamar.
"Eh? Siapa itu, [Name]-chan?"
"Oh.. dia- keluarga! Keluargaku.." Balas cepat-cepat [Name].
[Name] hanya menatap pintu yang dimasuki Hinata. Kamar mereka. [Name] sadar kalau dia sudah mengabaikan Hinata.
"Veronica-san, ada yang harus kulakukan dulu. Kututup telfonnya ya?"
"Hai' terima kasih mau mendengarku bicara!"
Tut!
Sinyal telfonnya terputus. Saatnya [Name] menghampiri Hinata dan meminta maaf.
Tok!.. Tok!.. tok!
[Name] mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. [Name] memutuskan untuk langsung membukanya saja.
"Sho-chan.." Panggil [Name] lembut.
Hinata sedang membungkus dirinya dengan selimut. Seperti kepompong, pikir [Name]. Kepalanya keluar dari balutan selimut dan menatap [Name] cemberut.
"Kau seharusnya lebih lama telfonnya lagi, [Name]." Ketus Hinata.
MENGGEMASKAN!!
Batin [Name] berteriak-teriak.
"Apa Sho-chan mau aku menelfon seharian?"
"..."
[Name] terkikik pelan. Dia menutup pintu dibelakangnya, berjalan pelan menuju Hinata. Kemudian duduk di tepi kasur.
[Name] membelai surai oranye nan lembut itu. Menidurkan kepala Hinata ke atas pahanya. Hinata diam-diam hanya menurut saja.
"Sho-chan marah sama [Name]?"
"..."
"Gomen nee, [Name] kelamaan menelfon. Sampai lupa Sho-chan.."
"..."
"Sho-chan.." Setitik air mata jatuh ke pipi [Name].
Kemudian disusul dengan deraian air mata. [Name] terisak tanpa suara. Hinata sadar [Name] menangis saat sesuatu yang dingin jatuh diatas kepalanya.
Hinata cepat-cepat membuang selimutmya. Memeluk erat [Name].
"[Name]! Jangan menangis! Gomeenn, Sho yang salah!"
"Sho tidak marah, kok! Berhentilah menangis sayang.."
Deraian air mata itu perlahan terhenti.
"Beneran nggak marah?"
Hinata mengangguk dengan cepat. Senyum mengembang di wajahnya.
[Name] menyeka air mata yang membasahi pipi kemerah-merahannya. Lalu dibantu oleh Hinata yang ikut mengelap air mata [Name].
"..beneran, 'kan?"
Cup.
Hinata menempelkan bibirnya pelan-pelan pada pipi basah [Name].
"Iya sayang.."
Mendadak, tawa geli menggelitik perut [Name]. Membuat Hinata terheran-heran.
"Yeayy! Rencana air mata ala [Name], sukses!!" Seru [Name] meledek Hinata.
Wajah Hinata berubah masam lagi. Tapi kali ini dia menyunggingkan senyum jahil.
"Oh~ istriku pintar berbohong ternyata! Mau digelitik ya?"
Tanpa menunggu respon [Name], Hinata langsung melayangkan jari-jarinya ke perut [Name]. Menggelitiki istrinya.
[Name] tertawa hingga sebutir air mata terselip di ujung matanya. [Name] terjatuh diatas ranjang mereka.
"Hahahah! Sho-chan!! Hentikaaannn!!!" Tegur [Name] tak lepas dari tawanya.
"Akan kulakukan kalau kau meminta maaf padaku."
"Hahah! Iya.. Iya! Akan kulakukan! Makanya hentikan!"
Hinata menghentikan gelitikannya. Membuat nafas [Name] tersenggal-senggal.
[Name] memandang sinis iris mata coklat Hinata yang jahil itu.
"Sho-chan curang! Main gelitik!" Teriak [Name].
Hinata menyeringai. Membuat perasaan tidak enak menggerogoti [Name].
"Hmm~? Kalau gitu, hukumannya mau yang lain?"
Wajah [Name] merona, kemudian membuang pandangannya ke arah lain.
"Yadaa!"
"Bagaimana kalau hukumannya kau menciumk-"
"Aku sudah kena hukum! Nggak mau lagi!" [Name] gelagapan.
"Kalau begitu, mana permintaan maaf yang [Name] janjikan tadi?" Hinata membelai rambut [h/c] halus [Name].
"..gomen.."
"Apaaaa?? Nggak kedengaran!!"
[Name] menatap Hinata sebal. Ditariknya nafas panjang-panjang, bersiap untuk meneriaki lelaki didepannya.
"Huuff- GOME-"
cup-
Hinata menempelkan bibirnya ke bibir [Name] sebelum [Name] sempat meneriakkan maafnya. Kedua iris [e/c] milik [Name] membelalak kaget. Wajahnya merah padam.
"..emh!"
Hinata melepas ciumannya. Terpekik geli melihat reaksi istrinya. Manis. Kata Hinata dalam hati.
"HINATA SHOYO-SAN!!!!!"
Ah! dia berbeda sekali dari yang kulihat disekolah!
Batin [Name].– – –
— jangan lupa votenya, guys! —
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐒𝐈𝐃𝐄 𝐎𝐅;𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒 [𝐇.𝐒𝐇𝐎𝐘𝐎 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]
Fanfiction"(𝒏𝒂𝒎𝒆).. 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒓𝒆𝒔𝒎𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒔𝒖𝒂𝒎𝒊 𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊, '𝒌𝒂𝒏? 𝒂𝒚𝒐 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖-" 「 ハイキュウ! 」 - 𝒽𝒶𝓇𝓊𝒾𝒸𝒽𝒾 𝒻𝓊𝓇𝓊𝒹𝒶𝓉ℯ -