𝘵𝘸𝘰.

4.5K 525 4
                                    

𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓-! ᥫ᭡

MENCELUPKAN KUAS ke wadah kecil berisikan tinta, sang puan mengangkat dan mengarahkan kuas ke atas kertas tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MENCELUPKAN KUAS ke wadah kecil berisikan tinta, sang puan mengangkat dan mengarahkan kuas ke atas kertas tebal. Surainya yang dipotong hime cut itu membingkai dengan sempurna di wajahnya, bola matanya begitu fokus menatap hasil tulisan miliknya.

Matanya menyipit dan lidahnya sedikit keluar dari bibirnya karena begitu fokus untuk menuliskan bait puisi yang diminta oleh Tuannya. Hakama merah dan hakue putih miliknya telah terselip dengan hanfu bercorak emas dan hijau yang terpapar di atas lantai kayu.

Dia begitu fokus dan asik dengan dunianya sendiri sehingga tak menyadari bahwa ada yang mendekati dirinya.

"[Nama]."

Panggilan namanya membuatnya tersentak kaget, namun dirinya dengan cekatan segera menarik kuas dari atas kertas agar tidak tercoret. Kepala sang miko menoleh ke arah suara.

Corak mata ungu muda itu menatap tubuh yang berdiri di hadapannya, dirinya menghela napas dengan pelan sebelum berbicara kepada suaminya.

"Alatus .." Dirinya menghentikan ucapannya untuk melihat reaksi suaminya yang tetap tak berekspresi apa-apa. Begitu menerima reaksi yang tetap sama selama beberapa detik, sang miko bersuara kembali.

"Mengapa kemari? Apa kau sudah selesai dari tugasmu?" Dia bertanya dengan lembut, namun tak ada respon selain tatapan yang semakin intens terhadap dirinya.

Sesuatu terasa di tekan pada pikirannya, alasan mengapa suaminya terus menatap dirinya tanpa berbicara sedikitpun.

Rupanya karena aku tak memperhatikan sekitar.

Sang miko terkekeh sebelum meletakkan kuasnya ke dalam wadah bertinta di atas meja kecil di atas lantai, "Begitu ya .. maaf, aku terbawa suasana dalam merangkai puisi yang indah."

Jemarinya menyentuh lantai dan ingin berdiri dari duduk miringnya. Suaminya yang berstatus Adeptus muda itu segera berpindah ke sisi istrinya secepat mungkin, membantu dirinya untuk berdiri dari tempatnya.

"[Nama], kau benar-benar harus lebih memperhatikan sekitarmu. Kita tidak tau kapan musuh akan datang, bagaimana bila yang masuk tadi bukanlah aku?"

Dia mengingatkan istri kecilnya untuk lebih berhati-hati, tangannya berpindah untuk memegang telapak tangan istrinya dan menuntun mereka untuk keluar dari rumah kecilnya di Guili Plains.

Shrine Maidens terkekeh kecil seraya menggenggam erat tangan yang telah memegang tangannya itu, dia tersenyum geli ke arah Adeptus dengan berlian ungu di dahinya.

"Benarkah itu bisa terjadi?"

Mata bright amber miliknya menatap dirinya bingung meskipun wajahnya tak berekspresi. Sang miko melepaskan tangannya dan berjalan ke depan, menyaksikan matahari yang semakin turun membawa cahayanya.

"Apakah itu bisa terjadi bila kamu selalu mengawasiku setiap detik?"

Mata ungu mudanya berkedip sebelum menggeleng, jemarinya diangkat dan diletakkan di atas perutnya yang semakin membuncit. Kepalanya menoleh ke belakang dan surainya yang tergerai terhempas terkena angin.

Bibirnya mengukir senyum manis, "Sebenarnya .. apakah itu bisa terjadi bila kamu selalu mengawasi kita?"

 apakah itu bisa terjadi bila kamu selalu mengawasi kita?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓: 原神,ㅤA. Xiao. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang