𝘦𝘪𝘨𝘩𝘵.

2.1K 361 95
                                    

𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓-! ᥫ᭡

"AAARGH! " Keringat membasahi seluruh wajahmu, kedua matamu terbuka dengan lebar dengan jantung yang berdegup kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AAARGH! " Keringat membasahi seluruh wajahmu, kedua matamu terbuka dengan lebar dengan jantung yang berdegup kencang.

Guizhong menatap ke bawah dengan cemas, maniknya juga melihat sekeliling dengan khawatir. Keberadaan mereka berdua saat ini benar-benar gawat, apalgi bersembunyi di balik pohon dan semak-semak yang tinggi. Resiko di temukan dan ditawan oleh musuh semakin besar.

"[Nama]! Kamu pasti bisa, dorong lebih keras!" Dia mengelus  tanganmu yang berada di atas tanah gersang, menarik rumput seolah-olah akan memberikan sebuah kekuatan.

Guizhong merelakan salah satu kain lengannya yang sudah tidak ada untuk digunakan sebagai alas tempatmu setengah berbaring. Manik abu-abu kebiruannya bergetar dengan aliran air mengalir deras, dia melihat dirimu yang menggeleng dengan tergesa-gesa.

"Tidak- tidak. Aku tidak bisa lagi, Nona!"

"Sedikit lagi! Ayo [Nama]!"

Guizhong melihat dirimu yang menutup mata sambil menarik napas dengan dalam. Telinganya mendengar teriakan milikmu dan senjata yang masih beradu di depan sana. Tangannya bergerak menghapus air mata yang berjatuhan di wajahmu.

"TIDAK BISA- ARG- SAKIT!!" Sang miko menangis, dia tidak kuat── tubuhnya tidak kuat. Rasanya seperti di timpa oleh sebuah batu berat, bagian bawahnya saja tidak terasa sama sekali.

Guizhong menggeleng keras, dia mengusap pipimu dan menolehkan kepalamu agar menatap kedua maniknya. "[Nama], kamu pasti bisa. Apakah kamu tidak ingin melihat sebuah anugerah kecil yang ada disini..?" Tangannya menurun untuk diletakkan diatas perut yang masih besar itu.

Manik abu kebiruannya mengintip ke bawah, melihat apakah ada bayi yang keluar atau setengahnya saja. Namun kedua matanya bergetar kembali ketika hanya melihat begitu banyak darah yang keluar tanpa sedikitpun tanda-tanda bayi.

"[Nama]... [Nama]. Kumohon, kamu pasti bisa!" Guizhong berkata, bibirnya begitu ngilu untuk bersuara. Dengan hujan yang terus membasahi bumi ini, membuat hawa sekitar mereka juga semakin dingin.

Guizhong tak kuat menatap dirimu yang terus berteriak dengan satu tangan yang menutupi bibirmu, agar suara teriakanmu tidak didengar oleh pasukan di belakangnya. Anak ini harus lahir atau keduanya akan pergi.

Tangan miliknya dia tumpukan diatas tanganmu yang memegang erat rumput gersang dibawahnya, "Bersama-sama dalam hitungan ketiga."

"Satu."

"Dua ..."

"... tiga!"

"AAAAAAAGHHH! "

Meremas tangan sang miko dengan kuat, Guizhong masih bisa merasakan air matanya menetes. Manik abunya juga memperhatikan tanda-tanda jikalau bayi itu akan keluar.

Istri dari Adepti itu berteriak lagi, semakin kencang dari sebelumnya. Teriakan itu pula membuahkan hasil, Guizhong menatap kepala bayi yang terlihat. Jemari lentik milik sang Dewi Debu mengusap keningmu, "Sedikit lagi! Jangan menyerah, [Nama]!'

"AAAAAGHHHHHH! "

ᯓᡣ𐭩 ⋆。˚

Guizhong membalut bayi ditangannya dengan kain pada lengan satunya, membuat dirinya hanya dibalut oleh pakaian setengah terbuka. Kedua tangannya memindahkan bayi dalam pelukannya kepada dirimu.

"[Nama], selamat atas anak pertamamu." Jemarinya memindahkan rambut hitam milikmu yang menempel di samping wajah. Tersenyum kepadamu yang sedang menatap sayang ke arah bayi di pelukanmu.

"Terima kasih, nona ..."

Dia melihat dirimu menempelkan bibir di atas kening bayi dalam pelukanmu, "Selamat datang di kehidupan ini, sayang ..."

Guizhong tersenyum dan menusuk-nusuk pipi bayi milik Alatus itu. Dia menghela napas, "Aku sekarang sudah jadi bibi. Kamu mau memberikan nama siapa ke bayi imut ini, [Nama]? Atau General Alatus yang memberi?"

Kedua maniknya menutup berpikir, Guizhong bersenandung pelan dan membuka matanya. "Oh! Atau aku dan Morax yang memberi nama? Apa ya.. hem ..."

Guizhong menjentikkan jarinya ceria dan melihat ke arah terbitnya matahari, "Bagaimana kalau [Your Childname]?"

Kepalanya mendongak ke atas ketika tidak merasakan rintikan hujan yang membasahi dirinya tadi, dia juga merasakan sinar mentari yang mulai muncul. "Ah, kurasa matahari sudah terbit. Sepertinya perang ini juga akan selesai! Kau bisa menemui General Alatus setelah ini, [Nama]!"

Tidak mendapatkan jawaban selama beberapa detik dari sang miko membuat Guizhong menoleh. Kedua manik abu kebiruan miliknya menatap manik ungu muda yang memudar.

"... [Nama]?"

 [Nama]?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓: 原神,ㅤA. Xiao. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang