𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓-! ᥫ᭡
MATAHARI BERSINAR terang dikala pagi itu, sinarnya menembus melewati jendela sang miko hingga mengenai matanya. Kelopak mata itu bergetar sebelum terbuka perlahan dan menampakkan warna ungu muda yang cerah.
Sang miko merasakan sebuah tangan telah menyentuh bahunya yang tertutup oleh selimut. Pandangannya yang sebelumnya dipenuhi oleh sinar mentari telah tertutup oleh sebuah siulet perempuan.
"[Nama]."
Suaranya begitu lembut di dengar, mengguncang dirimu yang ingin masuk ke alam mimpi. Kamu melihat sosok cantik dan familiar di hadapanmu dan juga senyum yang terpajang di wajahnya.
"Mari bangun, kita akan pindah dari sini."
Helaian rambut berwarna abu-abu dengan iris mata yang senada dengan rambut pendeknya. Baju yang berwarna biru dengan beberapa bagian yang terbuka telah menjadi ciri khasnya.
"Nona Guizhong ..."
Guizhong bersenandung sebagai balasan dari ucapanmu. Dia menepuk pelan sosok tubuhmu yang terbalut oleh selimut. "Kita akan pindah ke Dihua Marsh, bersama para Adepti yang akan menemani kita berdua."
Guizhong mengambil hanfu berwarna hijau keemasan yang terletak di kursi sebelahnya ketika melihat dirimu duduk di atas kasur. Tangannya mengibaskan hanfu tersebut sebelum meletakan di atas bahumu.
"Ayo kita bersiap bersama-sama."
Tirai jendela yang di tarik oleh jemarinya sebagai awal persiapan mereka berdua.
"Pagi, Bonanus." Hydro Yaksha yang sedang berbincang dengan salah satu prajurit itu menoleh ke arah suara.
"Jie jie! "
Kilat cahaya berwarna biru berada di hadapanmu dan berganti dengan seorang wanita berambut biru tua kebiru muda. Senyumnya terpanjang dengan lebar menampakkan gigi taringnya yang lucu seraya melemparkan dirinya ke pelukanmu.
"Aku kangen, jie jie! "
[Nama] terkikik dengan gembira serta membalas pelukan dari adeptus tersebut. Tangannya mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang, "Kangen Bona juga~"
Bonanus mendusel kepalanya di lekukan leher miliknya dsn mencium aroma yang tidak bisa dibilang benci namun tidak bisa dibilang suka juga. Raut wajahnya mengernyit dan menjauh.
"Iyuh, bau alatus pekat sekali. Kelihatan banget mau memonopoli jie jie untuk dirinya sendiri." Adeptus itu menggerutu kecil.
"Jie jie akan ikut pergi ke Dihua Marsh?"
Wanita berambut hitam legam itu tersenyum dan mengangguk mengiyakan ucapan dari Bonanus. Meskipun pikirannya kalut dengan ucapan suaminya kemarin, tetap saja mau tidak mau dia harus menurut bukan?
Sang surya mengangguk, "Iyaa, bersama dengan Nona Guizhong. Aku dengar karena Xiao meminta tolong kepadanya."
Meminta atau Memaksa?
Bonanus memutar matanya malas, dia tau maksud dan tujuan Alatus, rekan seperjuangannya baik. Tapi bagaimana bisa dia melakukan hal tersebut? Bukannya itu akan menekan perasaan adik iparnya ini?
"Ah, Bona." Iris mata wanita kuil itu menatap iris ocean milik Adepti. "Bukankah aku sudah mengatakan untuk berhenti memanggilku jie jie? "
"Hehe, habis jie jie terlihat seperti kakak! Walaupun bocah itu lebih muda dari ku."
Kamu terkikik geli mendengar ucapan dari Bonanus. Adepti seperti Xiao, Alatusmu dibilang bocah? Mana ada bocah yang menerkam orangnya dengan ganas setiap malam? Pipimu merona memikirkan hal tersebut sebelum mengibaskan tanganmu di wajahmu.
"Tapi Bona, hanya karena alasan itu kamu tidak bisa memanggilku jie jie. Aku lebih muda darimu, Bonanus."
Hydro Yaksha itu melipat lengannya kesal sambil cemberut memalingkan wajah, "Hmph! Siapa peduli? [Nama] itu tetaplah jie jie ku!" Mau tidak mau miko itu mengalah, karena keras kepala milik Bonanus gak ada yang bisa mengalahkannya.
"Ayo [Namaa]. Sebentar lagi kita akan berangkat." Guizhong memanggil dari dalam kereta tandu. Memunculkan kepalanya dari jendela dan mengibaskan tangannya supaya di notice olehmu.
"Baik, Nona."
Bonanus membawa lengannya ke belakang tubuhnya, "Hati-hati, jie jie. Aku tidak bisa ikut mengawal mu kesana."
"Tidak apa. Bersiap-siap lah untuk perang ke depan, General Chizapus." Kamu tersenyum melambai ke arahnya ketika berjalan menuju tandu.
Bonanus tersenyum lebar seraya melambaikan tangannya dengan penuh semangat, "Terima kasih, jie jie! Semoga setelah perang nanti, aku dapat melihat keponakan tersayang dan jie jie!"
"Aku juga, Bonaa."
Tandu mulai berjalan beberapa menit kemudian. Dan perjalanan bersama wanita berstatus sahabat Morax itu berlalu dengan riang di karenakan dirinya tidak pernah kehabisan topik.
"... untuk penelitian yang saya ambil dari sampel inti mesin penghancur ini sedikit aneh dengan mekanisme yang biasa ada di Teyvat."
Guizhong melipat tangannya, "Saya curiga bahwa mesin ini dikirimkan dari Khaenri'ah untuk menghancurkan Teyvat."
"Bagaimana menurutmu, [Nama]?
Miko itu tidak mengangguk tapi tidak juga menggeleng. Dia hanya tersenyum dengan pandangan yang jauh kedepan serta pikiran yang tetap tenang dan terbuka. "Sebaiknya kita tidak boleh asal mengambil keputusan, Nona. Walau sebagian dari diri saya setuju atas perkataan Nona."
"Akan tetapi jika memang ini salah perkiraan, hal ini dapat membuat perang yang tidak inginkan dan membebankan akan terjadi."
Guizhong menganggukkan kepalanya setuju, "Terimakasih atas sarannya, kalau begitu saya akan melanjutkan pembuatan mesin panah bersama para Adep-"
Tandu mereka bergoyang dengan sedikit kuat, membuat kedua wanita tersebut memegang sisi dalam tandu agar tidak terjatuh. Ketika guncangan telah berhenti, Guizhong memutuskan untuk mengintip dari balik tirai yang menutupi jendela tandu.
Senyum yang muncul di wajah Guizhong membuatmu untuk mengintip juga di balik tirai. Bola matamu melebar dengan sempurna melihat pemandangan di hadapanmu.
"Selamat datang di Dihua Marsh, [Nama]. Semoga kedamaian menyertai kita."
*jie jie ; kakak perempuan.
*mesin penghancur ; Ruin Guard dalam bahasa setelah perang Khaenri'ah selesai dan telah di namakan kembali.
*mesin panah ; Guizhong Ballista.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓: 原神,ㅤA. Xiao. ✓
Cerita Pendekʬʬ 𝟬𝟬𝟬𝟮. i'd love to, but only with you ㅤㅤㅤㅤ──── XIAO! ALATUS × FEM! READER ㅤㅤ ❝Seperti ombak yang menyapu pasir, ㅤㅤㅤaku akan selalu menemukanmu.❞ ㅤ( © lcynea © mihoyo © hoyoverse ) ⌗ 𝗪𝗔𝗥𝗡! ㅤarchon war, blood, traumatic ㅤ( 𝗥𝗘-𝗨𝗣𝗟𝗢𝗔�...