• Part One •

870 30 3
                                    

'Happy Reading'

.
.
.
.
.
.
..

Seorang pemuda yg masih tertidur di balik selimut
tebalnya padahal jam menunjukkan pukul 07.12 yg artinya dirinya sudah telat untuk pergi ke sekolah.

"ARKHAN!!!!" Teriak wanita paruh baya yg baru saja masuk ke dalam kamar sang putra seraya membawa segayung air.

Namun sang empu masih saja nyaman dalam mimpi nya. Entah indah atau buruk.

Byurr

Air itu sudah membasahi seluruh wajah Arkhan dan membuatnya langsung bangkit dari tidurnya. Dan mengusap wajahnya kasar.

"Ma, Bisa gak sih kalo ngebangunin tuh pake cara halus aja!" Ucapnya dengan wajah memelas.

"HALUS HALUS PALA LO!!" Balas Andin, mamanya.

"Kamu itu ya, ini udah jam berapa arkhan jam berapa???, Sekolah juga udah masuk , tapi kamu masih aja tidur, kaya gak ada beban aja!" Titah Andin kesal kepada anaknya yg selalu telat bangun.

"Padahal beban keluarga" lanjutnya membuat hati Arkhan sedikit tersentil.

"Ma.. aku memanglah beban keluarga, tapi, aku tidak akan selalu menjadi beban keluarga" ujar Arkhan berekspresi seperti sedih.

"Dih dih, udah sana mandi!!" Perintah Andin yang sudah jengah dengan tingkah sang putra.

Arkhan langsung melangkahkan kaki ke kamar mandi tanpa menjawab perkataan Andin walau hanya 'iya'.

ARKHAN GILANG DIRGANTARA
Seorang pemuda berumur 18 tahun dan ya, kelas 12 SMA. Bersekolah di SMA Satria Mandala. Arkhan adalah sosok yang humoris namun ia juga bisa menjadi dingin dan kejam. Dia bukanlah seorang ketua, dan ia pun bukanlah anggota geng. Tetapi most wanted di sekolah nya.

Hanya pemuda dari anak orang kaya. Dan hanya anak tunggal. Arkhan adalah laki laki yg di takuti di sekolahnya karena kekuasaan nya membuat semua nya takut kepada Arkhan.

Dirinya mempunyai dua sahabat yg sudah lama setia kepadanya. Dari SD dan sampai dengan SMA mereka bertiga selalu bersama.

Arkhan juga pintar, namun karena kemalasan dan kebandelannya di sekolah. Jadi membuat dirinya selalu di rendah kan oleh guru guru.

Laki laki yg tidak mudah jatuh cinta , tetapi sekalinya jatuh cinta, dia akan susah melupakan cinta itu dan dia tak akan melepaskannya begitu saja.

Arkhan bukanlah laki laki brengsek yg mempermainkan hati perempuan, karena ia tahu bahwa ibunya pun perempuan.

Namun, Arkhan mempunyai mantan kekasih yg suka mem bully siswi siswi tidak bersalah. Entah apakah otak Arkhan masih waras tau tidak karena sudah mempunyai mantan yg seperti itu.

__

Usai mandi dan memakai seragam sekolahnya, Arkhan langsung memakai sepatu lalu mengendong tasnya yg berwarna biru hitam itu di pundak sebelah kanan saja.

Lalu ia turun ke bawah lantai satu karena kamar nya berada di lantai tiga.

Sampainya di bawah, ia mendapati mama nya yg sedang menonton televisi sendiri, sedangkan papa nya sudah pergi ke kantor pada pukul enam pagi tadi.

"Ma, pamit sekolah, bay..." Ucapnya kepada Andin setelah mencium tangan mama nya.

"Hm, assalamu'alaikum!!" Balas Andin cuek. Dan menyindir anaknya karena tidak mengucapkan salam.

Mereka berdua memang selalu begitu tidak selalu akur, namun jika akur pasti itu hanya yg mengatakan serius saja.

Sontak itu membuat Arkhan yg sudah sedikit lagi ingin keluar menghentikan langkahnya dan menepuk jidatnya lupa.

"EHH.... Iya heheh lupa mam, dah assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumussalaam"

***

Sampainya Arkhan di sekolah gerbang sudah di tutup rapat oleh satpam. Jadi ia memanjat dinding belakang sekolahnya.

Berjalan sendiri di koridor yg sepi karena jam sudah masuk dan pastinya seluruh guru dan murid sudah mengajar dan belajar di kelas masing masing.

Tak lupa tangan yg di masukkan di kantong celana sesekali ia membenarkan rambut nya ke belakang, membuat siswi siswi yg melihatnya dari dalam kelas terpesona.

Kini dia sudah sampai di depan kelas 12 IPA 3. Terlihatlah seorang guru yg sedang membahas tentang pelajaran.

"ASSALAMU'ALAIKUM!" Ucap Arkhan sedikit keras membuat yg di dalam kelas termasuk guru yg sedang mengajar kaget.

Namun para siswi yg sekelas dengan Arkhan tentunya memuji muji ketampanan seorang Arkhan.

" Gila cuy, nambah gans ae!!!"

"Woylahh gue mau pingsan lihat dia senyum"

"Anj, cowo gue!"

Dan masih ada lagi.

"Wa'alaikumussalaam..." Jawab pak Wahyu dengan memegangi dada nya sabar dengan kelakukan sang muridnya yg satu ini.

"ARKHAN, KAMU INI SUDAH TELAT NGAGETIN ORANG PULA, CEPET HORMAT BENDERA SAMPE ISTIRAHAT!!!" Bentak pak Wahyu.

Arkhan hanya diam lalu berjalan menuju bangku nya yg di depannya sudah ada dua sahabatnya yg sedang mihat ke arahnya. Dia mendaratkan tas nya ke bangku nya lalu berjalan kembali menuju keluar kelas. Untuk melakukan hukumannya.

Sedangkan pak Wahyu hanya bisa mengusap dada lalu ia melanjutkan kembali pelajaran nya.

***

Arkhan sudah berada di tengah tengah lapangan dengan tangan yg hormat dan mengarah ke bendera merah putih.

Senakal nakal nya Arkhan jika ia mendapatkan hukuman, dia tidak akan lari dari tanggungjawab nya sendiri.

Keringat sudah menetes dari pelipis Arkhan ia pun sudah lelah dan pegal pada tangannya. Apa lagi tenggorokan yg sudah terasa kering.

Tiba tiba saja sebotol air berada di depan wajahnya. Ia melihat ke arah orang yg menyodorkan botol itu. Dan ternyata seorang siswi berhijab yg tingginya hanya sebatas dada Arkhan saja. Namun sangat cantik dan manis sekali, kulit yg putih dan berseri indah, wajah yg halus tanpa ada bakteri sedikit pun.

Lalu siswi itu menunduk tanpa melihat ke arah Arkhan sedikit pun.

Arkhan mengambil botol dari tangan siswi itu yg masih terulur.

"Thanks"

Siswi itu mengangguk.

"Kelas berapa?" Tanya Arkhan menunduk untuk melihat siswi yg berada didepannya itu.

"Sebelas" jawab siswi itu pelan.

Arkhan manggut-manggut.

"Nama?"

"Clara"

"Panjangnya?"

"Clara Zahra Diandra"

"Oke, kelasnya kelas berapa?"

"Kakak kok kepo banget?, Banyak tanya lagi,udah ah assalamu'alaikum!" Kali ini adik kelas yg bernama Clara itu mendongak dengan wajah kesal lalu berbalik meninggalkan Arkhan yg melongo.

"Lah ,tapi gapapa, lo imut kalo lagi kesel" gumam Arkhan lalu tersenyum.

'Clara....'

'Clara Zahra Diandra'

💨💨💨

Jangan lupa VOMENT

NEXT

Tbc

ARKHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang