Bab. 16 Ketahuan Selingkuh

8 0 0
                                    

Melihat tiga orang anak kecil yang sedang duduk kelelahan di pos ronda membuat seseorang ibu kasihan dan mengajak mereka ke rumahnya.

"Mampir dulu ke rumah saya, dekat pos ronda ini," ajaknya,"Saya buatkan es teh dan makanan."

"Asik.." jawab anak-anak dengan gembira.

Ibu yang baik itu adalah tetangga Maysa. Dia membuka pintu rumahnya, mempersilakan masuk dan memberi makanan dan minuman. Dengan penuh haru dan rasa gembira Tika mengucapkan terima kasih atas kebaikannya.

"Ayo anak-anak bilang apa sama ibu," Tika mengajari anak-anaknya untuk berterima kasih.

"Terima kasih bu," kata mereka serentak.

"Iya, sama-sama,"jawabnya,"Ayo minumnya di habiskan." Si ibu tersenyum dan merasa senang.

***

Maysa Pov.

Walaupun aku merasamas Jono sangat mencintaiku, namun kata-kata Tika tetap saja mengganggu. Aku mulai ragu dan bimbang. Tika itu bukanlah seorang pembohong, dia adalah seorang istri yang baik dan setia. Jujur saja, rasa tidak sukaku kepada Tika bukan karena sifatnya yang buruk, tapi karena dia menjadi sainganku dalam mendapatkan mas Jono. Sementara suamiku sendirilah yang memiliki sifat buruk, dia membohongi istri-istrinya, Bohong kepadaku dengan mengatakan belum menikah,juga kepada Tika. Ada sedikit rasa sesal karena tadi bersikap kasar kepada Tika dan anak-anaknya. Mereka tidak bersalah, tapi menjadi sasaran kebencianku.

Sudahlah segera ku tepis semua keraguanku, ku hilangkan semua fikiran buruk tentang suamiku. Semoga ke khawatiran Tika tidak benar, selama ini hubunganku dengan mas Jono baik-baik saja. 

Dan akhirnya rasa lelahnya setelah seharian bekerja membuatku terlelap.

Derrrt...derrrrt...derrrt

Bunyi alarm jam membangunkanku. Ternyata aku sudah cukup lama tertidur. Rumah terasa sepi, karena suamiku tidak pulang ke rumah. Entah mengapa semenjak menikah dengannya, aku menjadi sangat malas untuk salat, sekarang pukul tujuh malam, sudah waktunya salat isya, itu berarti salat maghrib sudah lewat. Aku keluar kamar untuk menyiapkan makan malam, kemudian aku makan sambil menonton televisi. Setelah larut baru kutunaikan salat isya. Sekedarnya, untuk menggugurkan kewajiban saja.

***

Usaha toko sembako semakin maju, penghasilannya  juga semakin meningkat, Mas Jono menyetujuiku untuk membeli rumah baru, Bahkan kami bisa membelinya dengan tunai tanpa mengangsur, rumah ini tidak terlalu besar, Tapi sudah termasuk katagori rumah bagus. Semenjak tinggal di rumah baru, aku juga mulai aktif dengan kegiatan ibu-ibu komplek perumahan, mulai dari arisan, pertemuan PKK,makan-makan di resto dan jalan-jalan di mall. Kehidupan seperti inilah yang aku inginkan. Berpakaian bagus, memakai perhiasan mahal dan membeli barang bermerek.

Untuk memenuhi semua ambisi dan gaya hidupku, aku semakin rajin bekerja di toko. Membesarkan usaha bersama suami dan para karyawan. Apabila toko sedang sepi pembeli kami segera mencari cara untuk menariknya, Biasanya dengan menggelar promo dan diskon. Semua usaha kami lakukan agar toko semakin berkembang, Mas Jono sangat pandai dalam buat promosi dan penawaran ke beberapa kios kecil untuk bekerja sama dengan kami sebagai reseller.

Namun semakin sering mengadakan promo, mas Jono jadi sering meninggalkan toko. Dia juga menjadi jarang pulang,dengan alasan ke tempat yang jauh dan harus menginap. Aku mempercayainya. Demi membesarkan usaha kami.

Untuk menghilangkan bosan dan jenuh karena rutinitas bekerja, biasanya aku ikut ibu-ibu komplek yang mengadakan acara jalan-jalan keluar  atau memanjakan diri di salon untuk menjaga penampilan.

Hari ini aku ingin jalan-jalan ke mall sendiri, aku ingin membeli tas yang sudah lama ku inginkan. Ketika sampai di sana, aku merasa senang karena tas yang aku inginkan masih ada. Tetanggaku yang kemarin memamerkan tas barunya, tas yang di dapat dari mall ini, dengan harga yang cukup mahal. Sekarang aku juga sudah mendapatkannya. Dengan perasaan senang aku langsung memakainya. Ingin rasanya segera memamerkan di depan mereka.

Ketika perjalanan pulang, aku melihat sesorang yang tampak tidak asing bagiku. Dia sedang asik berdua dengan seorang wanita cantik, mereka sangat akrab. Aku mengenal baju yang dikenakannya, "Siapakah laki-laki itu? Kenapa pakaian yang dikenakannya seperti pakaian suamiku." Karena rasa penasaran itu aku masuk ke dalam resto, mengamati keduanya, ketika laki-laki itu menoleh, aku sangat terkejut,ternyata dia 'mas Jono suamiku'

Reflek aku segera memanggilnya. " mas..mas Jono!" teriakku.

Laki-laki yang merasa namanya di panggil menoleh, wajahnya pucat seketika," Maysa."

Dia kelihatan terkejut dan sangat gugup.

Aku mendekati mereka berdua, ku tatap wanita yang ada di samping suamiku,"Siapa kamu?"

"Aku Ratna."

"Apa hubungan kamu dengan laki-laki ini."

"Aku calon istrinya."

"Apa kamu calon istrinya? Asal kamu tahu, aku ini istrinya, istri kedua!"

Benar mas, ini calon istrumu?" Aku mendekati mas Jono dan memukulinya.

"Jahat kamu mas, kamu mau menikah lagi, masih kurang ya mas, aku sama Tika."

"Maysa, sabar ... mas bisa jelaskan."

"Bisa mas, jelaskan sekarang, kamu bilang mau pergi untuk promo toko kita, ternyata seperti ya mas, pergi untuk merayu wanita." aku meradang, terus memukul mas Jono hingga banyak orang yang melihat kegaduhan ini.

"Pergi kamu!" usirku pada wanitayang mengaku calon istri mas Jono. Dia tampak malu dan ketakutan, dia segera pergi.

"Jahat kamu mas," jeritku sambil menangis.

Mas Jono menarik tangankudan mengajak pergi dari resto, dia pasti amlu karena menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Ayo kita pulang, May. Mas ... minta maaf."

Aku berusaha berontak dari genggaman tangannya. Seharian ini aku sangat lelah bekerja, ternyata suamiku enak-enak pacaran dengan wanita lain.

"Lepas mas, aku tidak mau ikut denganmu!" berontakku.

Mas Jono sama sekali tidak mau melepas tanganku, dia bahkan menarik pinggangku dan membawaku pergi keluar mall. Sampai di luar dia baru melepaskanku. Aku terduduk di pinggir jalan dan menangis.

"Bodohnya aku mempercayai kamu mas, ternyata kamu menipuku," Aku masih terisak menangis.

Mas jono jongkok di sampingku,berusaha menenangkan dan membujuk,"Iya Maysa mas yang salah, mas minta maaf, mas janji tidak akan mengulanginya."

"TIdak mas, kamu sangat pandai berbohong, inilah yang kamu lakukan pada istrimu yang pertama, terus mas, sampai kamu puas, mencari wanita yang bisa kamu bohongi." Aku menangis meratapi kebodohanku. Inilah yang sudah diingatkan Tika padaku, bahwa mas Jono akan mencari wanita lain jika sudah bosan denganku. Ternyata dia benar, dan aku yang salah, tertipu oleh sikap mas Jono yang manis.

"Pergi mas, biarkan aku sendiri. Aku tidak mau lagi melihatmu" usirku.

Mas Jono duduk di sampingku. "Pukul saja aku, Maysa. Maki-maki aku juga boleh, yang penting kamu puas, mas memang brengsek, mas khilaf."

"Kamu pasti berfikir bahwa aku sama dengan Tika, bisa kamu bujuk dengan kata-kata seperti itu. Tidak mas. Aku tidak mau, besok kita bereskan semua di pengadilan!"

Aku segera bangkit dan memutuskan untuk pulang dengan angkutan umum. Mas Jono segera mengejar dan menahan langkahku.

"Tunggu Maysa.Semua itu tidak benar, jangan mengambil keputusan pada saat marah. Mas sudah mengaku salah.Mas minta maaf, kamu pegang kata-kataku, kamu boleh lakukan apa saja."

Balada Cinta Maysa #ODOCProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang