chapter one

4.2K 392 21
                                    

hallo!!



kim junkyu adalah gambaran seorang dokter yang menjadi idaman para wanita bahkan pria sekalipun. muda, tampan, dan mapan. jangan lupakan badan tinggi dan tegapnya, membuat siapa saja tidak akan sanggup untuk menolak pesonanya. junkyu adalah gambaran seorang dokter yang sempurna, kecuali sebuah fakta bahwa dirinya adalah seorang dokter yang bekerja di rumah sakit jiwa.

ya, kim junkyu. dokter tampan itu adalah seorang dokter ahli kejiwaan atau yang biasa dikenal dengan psikiater. membayangkan sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengurusi orang-orang gila, membuat siapa saja yang tertarik padanya memilih untuk mundur. itulah mengapa, hingga hari ini junkyu masih menyandang status lajang, dengan segala kesempurnaan yang ia miliki.

seperti hari-hari yang biasa dilaluinya, junkyu akan selalu datang pagi-pagi sekali untuk memulai pekerjaannya.

pemandangan orang-orang yang berteriak, berlarian, bahkan menertawakan diri sendiri, sudah menjadi sarapan bagi junkyu ketika mulai melangkahkan kaki ke dalam rumah sakit tempat ia bekerja. junkyu justru akan merasa aneh jika tidak ada kekacauan yang menyapanya di pagi hari, seperti—

"kau, ya, yang menculik anakku?! atau kau?! jangan-jangan kau, ya?!" seorang wanita dengan rambut keriting menunjuk siapapun yang ditemuinya di jalan sebagai penculik anaknya.

"nanti akan kubelikan dua botol soju jika kau mau menceritakannya. eh, tapi kau harus menjaganya sebagai rahasia, ya, karena ibuku melarangku minum soju. eh, tapi kan, sojunya kubelikan untukmu, berarti seharusnya ibu tidak akan marah. ahahah!" atau seorang pria dewasa yang mengobrol dengan pot bunga.

"minggir! minggir! kapten choi sedang menerbangkan pesawatnya. syuuu~" atau seorang remaja laki-laki yang berlarian mengelilingi rumah sakit, seakan dirinya adalah sebuah pesawat terbang ketimbang sebagai kaptennya.

"selamat pagi, dokter kim!"

oh iya, selain pemandangan orang gila yang menyapa junkyu, para perawat serta dokter yang bekerja di sini juga selalu menyapa dirinya ketika mereka saling berpapasan di jalan. setelah itu, junkyu akan membalas sapaan mereka dengan sebuah anggukan kecil da senyuman hangat.

"ay-yo! dokter kim! bagaimana kabarmu pagi ini?" sapa seorang perawat dengan nada yang luar biasa bersemangat.

perawat yang satu ini memang selalu menyapa junkyu dengan cara yang berbeda. saat itu, junkyu sedang mengisi absenya, dan perawat itu tiba-tiba memukul bahu junkyu dari belakangnya, lalu merangkulnya. junkyu melirik sekilas untuk memastikan, meskipun telah yakin bahwa yang selalu melakukan hal itu adalah di pagi hari ini adalah seorang dengan kulit tan yang eksotis, lee haechan.

"baik, bagaimana denganmu?" junkyu kembali berjalan, bersama haechan yang masih merangkulnya.

hanya haechan yang dapat memperlakukan junkyu seperti ini, tanpa membuatnya merasa tersinggung ataupun keberatan. haechan mendapatkan hak khusus, karena dirinya menjabat sebagai asisten dokter kim, serta sahabat karib dari seorang kim junkyu.

"me? fantastic!" jawabnya dengan logat yang dibuat-buat.








mereka berdua sampai di ruangan junkyu. junkyu duduk di balik mejanya, sementara haechan berdiri di sebelahnya sambil memberikan satu dari dua map yang sejak tadi ia bawa.

"pasien bernama park jisung telah kembali bersama kedua orang tuanya pagi tadi. kondisi terakhir, berat badannya bertambah dua puluh kilogram dan dia telah dapat menambahkan nasi ke dalam menu makanannya," jelas haechan.

junkyu meneliti berkas yang diberikan oleh haechan, sebelum membubuhinya dengan tanda tangan. park jisung adalah pasien anorexia akut yang menjadi pasien khususnya selama tiga bulan terakhir. saat pertama kali bertemu dengannya, jisung terlihat tidak lebih baik dari sebuah tengkorak berjalan. tentu junkyu sangat senang mendengar salah satu pasiennya itu kini membaik dan bahkan telah kembali pulang bersama orang tuanya.

"itu bagus," komentar junkyu, menutup map di depannya, lantas mengembalikannya kepada haechan untuk mendapatkan mapnya yang lain.

"dan ini adalah pasienmu yang baru," haechan membukakan map berikutnya, sebelum memberikannya pada junkyu, "namanya park jihoon. seorang pria berias wajah tebal membawanya kemari,"

junkyu menatap haechan bingung pada kalimatnya yang kedua. pria berias wajah tebal? haechan kembali meyakinkannya dengan anggukan, "sungguh. ah! pria itu juga bilang bahwa dia tidak bersedia  untuk bertanggungjawab atas pasien ini. jadi, aku sebenarnya tidak yakin apa pasien ini bisa diberi pengobatan atau tidak,"

dahi junkyu mengerut, "lalu kenapa dia membawanya kemari?" tanyanya, sedikit curiga apa mungkin haechan sedang mempermainkannya. tapi, selama junkyu mengenal haechan, laki-laki yang suka membuat guyonan itu tidak pernah sekalipun bermain-main jika mengenai masalah pasien. apalagi sampai membuatkan berkas resmi seperti ini.

"pria itu bilang, dia sudah pernah membuangnya ke jalanan, namun entah bagaimana caranya pasien ini selalu menemukan jalan kembali. jadi, dia membawanya kemari dan memohon-mohon agar pihak rumah sakit melakukan apa saja padanya, selain menelantarkannya ke jalan. karena pria itu tidak mau pasien ini kembali padanya,"

junkyu mengangguk-angguk. sekarang ia mengerti mengapa data diri pasien ini hanya terisi pada bagian nama dan jenis kelamin saja. ditambah dengan beberapa gejala seperti berteriak histeris dan melukai diri sendiri, yang diyakini junkyu didapatkan oleh haechan dari pengamatan luarnya saja atau bertanya pada pria berias wajah tebal.

"aku yang akan bertanggungjawab atas dirinya," kata junkyu, sebelum membubuhi tanda tangan pada berkas tersebut.

"kau yakin?" junkyu mengangguk mantap.

"tidak ada dokter manapun yang tega menelantarkan pasiennya. terlebih, pasien ini tampaknya sangat membutuhkan pertolongan,"

haechan ikut mengangguk setuju, "baiklah kalau begitu. aku akan membawa pasiennya kemari untuk kau periksa lebih lanjut,"

setelah mengatakan itu, haechan menghilang di balik pintu, meninggalkan junkyu yang kembali mengamati data pasien yang akan segera ia tangani. lebih tepatnya junkyu mengamati foto yang dikaitkan dengan paper clip di sudut berkas tersebut. foto itu menunjukkan wajah pasiennya yang cukup manis untuk ukuran seorang pria, namun justru memandang kamera dengan tatapan yang garang. junkyu tidak heran, sih, rata-rata pasiennya akan berwajah seperti itu ketika hendak diambil gambarnya.

tak lama kemudian haechan kembali, bersama dua perawat lain yang membawa seorang pasien seperti sedang membawa segulung tikar, satu perawat memegangi bagian kepala dan satunya lagi memegangi bagian tungkai. benar-benar persis segulung tikar, dengan kain yang melilit seluruh tubuh pasiennya, ditambah dengan kain hitam yang menutupi mata dan mulutnya.

pasien itu kemudian didudukkan pada kursi di depan meja junkyu, dengan tali yang sengaja dililitkan pada pinggangnya dan punggung kursi. para perawat itu dibuat kewalahan akibat tubuh pasien yang bergerak-gerak gusar minta dilepaskan.

"lepas saja penutup mata dan mulutnya," titah junkyu, setelah kedua perawat itu berhasil mengikat tali pada tubuh pasien.

haechan menatap junkyu sejenak, mencari-cari keseriusan di raut wajahnya, lantas memberi kode kepada kedua perawat untuk melakukan apa yang junkyu minta.

"dengar ya, junkyu. pasien ini sangat aneh," junkyu membuka mulutnya hendak menginterupsi, namun haechan cepat-cepat melanjutkan kalimatnya, "oke, aku tau pasien rumah sakit jiwa yang aneh itu adalah hal yang wajar. tapi, pasien yang satu ini sungguh aneh. benar-benar aneh. jadi, jangan coba-coba untuk melepas ikatan di tubuhnya, mengerti?"

bukannya mengangguk paham, junkyu justru memutar bola matanya, "dia bukan pasien pertamaku, haechan," ujarnya.

"sekarang pergilah, karena aku harus segera memeriksa pasienku," haechan menghela napasnya, berharap junkyu dapat mengindahkan peringatan yang ia berikan, "baiklah. kalau terjadi apa-apa, langsung teriak saja, ya. aku menunggu di luar ruangan,"

junkyu mengangguk sekenanya, sementara haechan mengajak kedua perawat yang lain untuk meninggalkan junkyu berdua saja dengan pasiennya.

setelah mendengar bunyi pintu ditutup, junkyu mulai mengalihkan perhatian pada pasien di hadapannya. ia dapat melihat wajah pasiennya yang kebingungan setelah ikatan pada matanya dilepas.

"halo, park jihoon."






tbc.

psychiatric, lust, and love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang