chapter seven

2.4K 346 15
                                    


italic means flashback.

so, enjoy!




jihoon kecil berlari di tengah gelapnya malam. napasnya terputus-putus, kelelahan sekaligus panik memikirkan bagaimana dirinya nanti akan menghadapi kemarahan ibunya.

"YA!! kenapa berhenti?!" pekiknya pada seorang anak kecil yang sedang membungkuk, berusaha untuk mengatur napas di belakangnya.

anak laki-laki itu mengangkat kepalanya, masih dengan napas yang belum stabil, "kau berlari terlalu cepat!" balasnya.

jihoon berdecak, "jika tidak cepat,
eommaku akan semakin marah. ayo!"

anak laki-laki bertubuh kurus itu harus memaksakan kaki-kaki mungilnya untuk kembali berlari, akibat jihoon yang menariknya secara paksa.

jihoon panik. ia sangat takut jika ibunya sampai marah besar karena dirinya yang nakal.

sebelum meminta ijin untuk bermain dengan renjun pagi tadi, jihoon telah berjanji pada ibunya bahwa ia akan segera pulang sebelum hari gelap. namun, karena keasikan bermain video game keluaran terbaru di rumah sunwoo, jihoon jadi lupa waktu dan tidak menyadari hari telah semakin gelap. karena terlalu takut dimarahi, alhasil ia membawa serta renjun ke rumahnya untuk membantunya mengarang alasan demi meyakinkan ibunya di rumah nanti.

setelah cukup jauh berlari, mereka berdua pun sampai di depan sebuah rumah besar berpagar tinggi milik keluarga park.

"lihat, ibumu sedang tidak ada di rumah! kita seharusnya tidak perlu berlarian begini!" protes renjun setelah sebelumnya memukul lengan jihoon demi melampiaskan kekesalannya.

rumah itu gelap, karena lampu-lampunya tidak dinyalakan.

jihoon mengerutkan dahi. ibunya tidak bilang akan pergi ke manapun malam ini. lagipula sejak ayahnya meninggal, ibu jihoon tidak pernah membiarkan dirinya sendirian di rumah. jihoon selalu diajak jika ibunya memiliki keperluan di suatu tempat. apalagi jika hari gelap seperti ini.

psychiatric, lust, and love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang