chapter three

2.3K 347 37
                                    


hallo!!





hasil laboratorium jihoon telah diberikan oleh haechan beberapa saat yang lalu. sekarang, saatnya bagi junkyu untuk melengkapi data pasiennya, serta menentukan jenis-jenis pengobatan apa yang akan diberikan.

"sudah pasti. kadar hormon testosteronnya di atas normal," gumam junkyu, membaca hasil lab pasiennya, lalu menuliskan sesuatu, "aku akan menambahkan anti testosteron dalam daftar obatnya,"

setelah itu, junkyu kembali termenung memandangi berkas-berkas serta buku-buku tebal yang berserakan di atas meja kerjanya. malam ini junkyu memutuskan untuk tidak pulang ke apartemen dan berisitirahat dengan nyaman, melainkan lembur di ruang kerjanya yang sunyi demi mempelajari kembali gangguan kejiwaan yang diderita oleh pasiennya kali ini.

meski telah menangani berpuluh-puluh kasus gangguan kejiwaan, ini pertama kalinya bagi junkyu dihadapkan pada pasien yang memiliki gangguan seksual. mau tidak mau, junkyu harus membuka kembali diktat-diktat miliknya saat ia masih duduk di bangku kuliah.

"penyebab seorang pasien menderita gangguan seksual adalah hal pertama yang harus ditemukan oleh dokter yang menanganinya. kemungkinan seseorang menderita gangguan seksual ada dua, yaitu akibat stres berlebih atau mengalami trauma di masa lalu," eja junkyu ketika membaca salah satu diktat yang tebalnya dapat menyaingi ketujuh seri novel harry potter dijadikan satu.

"nah! sekarang bagaimana caranya aku dapat menemukan penyebab itu, sementara pasienku tidak punya seorang pun yang dapat dimintai keterangan,"

junkyu tiba-tiba teringat akan kata-kata haechan, saat pertama kali ia diperkenalkan dengan pasien barunya.

" oh, pria berias wajah tebal!"

"dokter kim! dokter kim! dokter kim!"

suara dobrakan pintu— setelah beberapa kali ketukan meminta izin tentunya— dibarengi teriakan dari seorang perawat yang tiba-tiba muncul di ruangan kerjanya membuat junkyu menoleh.

"p-pasien ... hah ... pasien di kamar nomor 203 mengamuk!" katanya, bahkan belum sempat untuk mengatur napas.

junkyu otomatis berdiri dari duduknya. kamar bernomor 203 adalah kamar pasien barunya, park jihoon. secepat mungkin junkyu berlari ke ruangan tersebut, dengan perawat pria yang melapor tadi mengikuti di belakangnya.

ketika junkyu membuka pintu, dirinya langsung disuguhi dengan pemandangan pasiennya yang sedang mencekik perawat wanita yang terbaring di lantai, beserta haechan yang kewalahan menarik tubuh jihoon menjauh.

junkyu dan perawat tadi segera membantu untuk melerai, namun cengkeraman tangan jihoon begitu kuat meskipun degan pergelangan tangan yang terluka. luka yang diyakini junkyu dari hasil tarikan paksa terhadap tali yang seharusnya dapat mengikat tangan jihoon dengan sangat kuat.

jihoon berhasil dibawa kembali ke bangsalnya, masih dengan teriakan dan tubuh meronta yang membuat tiga orang pria yang memeganginya kewalahan.

"cepat berikan injeksi!" pekik junkyu pada siapapun yang dapat memberikan injeksi pada jihoon.

dan tidak ada yang dapat melakukannya di ruangan itu selain perawat wanita yang tadi dicekik. terbatuk-batuk, perawat itu mencari-cari jarum suntik yang telah terisi anastesi dan segera menyuntikkannya pada bagian dalam pergelangan tangan jihoon. sesaat setelah cairan tersebut berpindah ke dalam tubuhnya, pergerakan tubuh jihoon menjadi melemah, bahkan berhenti akibat kesadarannya yang menghilang.

junkyu baru menyadari satu luka lagi pada tangan jihoon, ketika tetesan darah mengotori alas kasur. kali ini sepertinya luka dari harus infus yang dilepas secara paksa.

psychiatric, lust, and love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang