chapter eight

2.3K 339 30
                                    


italic means flashback.

enjoy!




mengejar satu orang anak kecil di dalam kegelapan dan lautan semak-semak sungguh menyusahkan. baekhyun bahkan harus melepas kain yang menutupi wajahnya, demi memperluas pergerakannya.

"hei, tunggu!" teriak baekhyun.

"dapat kau!"

"AAKKK!! lepaskan akuuu! lepaskaaann!!"

baekhyun berusaha menghindari setiap pukulan dan tendangan yang dilayangkan oleh anak bertubuh kurus yang kini telah berhasil terkurung dalam dekapannya. meski memukul ke segala arah dengan asal, namun pukulan anak itu terasa menyakitkan juga di tubuh baekhyun.

"hey, tenanglah! aku tidak akan menyakitimu," bujuknya.

"bohong! kau paman yang jahat! kau pasti akan membunuhku, kan? lepaskan akuu ... kumohooon ... huaaa ..." kini anak itu mulai berteriak dan menangis.

baekhyun berdecak, lantas menjentikkan jari telunjuknya ke dahi anak itu, "yak! siapa yang memperbolehkanmu untuk menangis?"

anak kecil itu mengentikan tangisannya sesaat, kemudian melanjutkannya dengan teriakan yang lebih kencang sambil mengusap-usap dahinya, "benar, kan, kau berbohong! katanya tidak akan menyakitiku ... huaaa ..."

"m-maafkan aku. maafkan aku, ya. aku tidak bermaksud untuk menyakitimu. aku ini paman yang baik, jadi jangan takut. jangan menangis lagi, kumohon," baekhyun gelagapan.

sepertinya bujukan baekhyun kali ini berhasil, karena anak kecil itu sudah benar-benar menghentikan tangisannya. walaupun tatapan matanya masih memancarkan kecurigaan, namun hal itu cukup untuk membuat baekhyun menghela napas lega.

"dengarkan aku. kau ingin menyelamatkan temanmu, kan?"

mata anak kecil itu kembali berkaca-kaca ketika mengingat bahwa teman sebangkunya itu, saat ini sedang dalam bahaya, "jihoonie ..." cicitnya.

sebelum tangisan anak itu kembali pecah, baekhyun buru-buru menyodorkan ponsel ke depan wajahnya, "ini. teleponlah polisi," titah baekhyun, sesekali ia melihat ke belakang, memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tiba-tiba ikut bergabung bersama mereka.

anak kecil itu melontarkan pandangannya pada ponsel dan wajah baekhyun secara bergantian, dengan bola matanya yang membesar. dirinya sedang tidak berhalusinasi, kan? matanya tidak salah melihat pisau sebagai ponsel, kan?

"hei, apa yang kau tunggu? cepat hubungi polisi!" bentakan tersebut berhasil menyadarkannya dari lamunan. ya, ini ponsel sungguhan. ia dapat menekan tombol-tombolnya tanpa membuat jari-jarinya mengeluarkan darah.

sementara anak itu menekan deretan angka pada ponsel yang ia berikan, baekhyun melepaskan anak itu dari dekapannya, "aku akan meninggalkanmu di sini. pastikan bahwa para polisi itu berhasil menyelamatkan temanmu dan menangkap penjahatnya, ya. mengerti?"

meskipun tidak mengerti, namun anak kecil itu mengangguk juga. membiarkan baekhyun berjalan menjauhi dirinya, sampai suara, "halo," dari ponsel kembali mengalihkan perhatiannya.

baekhyun berjalan cepat-cepat, kembali menuju rumah yang tadi sempat menjadi target operasi perampokannya hari ini. ia hanya dapat mempercayakan semuanya kepada anak kecil itu.

"maafkan aku, noona,"







"jadi, noonamu memiliki penyakit kejiwaan?"

psychiatric, lust, and love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang