chapter six

2.6K 363 66
                                    


⚠️🔞 buat jaga-jaga




jihoon mengunyah biskuit cokelatnya dengan bahagia. ia bahkan tidak memperdulikan remah-remah biskuit yang bertebaran di sekitar mulutnya. membuat junkyu tertawa kecil, sebelum membersihkan remah tersebut dengan ibu jarinya.

"kau menyukainya?" tanya junkyu.

jihoon membalasnya dengan anggukan cepat.

beberapa hari ini junkyu memiliki kebiasaan baru dengan membawakan jihoon setoples biskuit cokelat buatannya sendiri. selain tampan dan mapan, omong-omong junkyu juga pintar memasak. jika memiliki waktu luang, junkyu akan menggunakannya untuk memasak sesuatu di dapur apartemennya. ini namanya kegiatan melepas stress, junkyu bilang.

karena pusing belum dapat menentukan pengobatan seperti apa yang harus ia berikan kepada jihoon. ditambah dengan informasi dari baekhyun yang masih belum dapat dibuktikan olehnya, junkyu akhirnya memutuskan untuk mencari sesuatu yang dapat mengalihkan pikiran jihoon dari nafsu yang masih berlebih meski telah diberikan suntikan anti testosteron berkali-kali.

sebetulnya, jihoon tidak pernah memberitahu bahwa dirinya menyukai biskuit cokelat. saat junkyu bertanya tentang makanan kesukaan atau hobi atau buku cerita yang mungkin disukai oleh jihoon, jawabannya selalu tidak jauh-jauh dari hal-hal yang berbau seks.

jadi junkyu berpikir, jika tidak dapat menemukan sesuatu yang disukai jihoon, junkyu akan membuat jihoon untuk menyukai sesuatu. dan itu adalah biskuit cokelat yang kini kian menipis di dalam toples. junkyu rasa, semua orang menyukai biskuit cokelat. apalagi jika camilan itu adalah buatannya sendiri.

"dokter, biskuitnya habis," adu jihoon sambil manyun, menggoyang-goyangkan toples kosongnya di depan wajah junkyu.

junkyu tersenyum, lantas memindahkan toples tersebut ke atas nakas, "nanti akan kuberikan lagi. sekarang minum obatmu dulu, ya,"

hidung jihoon berkedut ketika bau obat menusuk penciumannya, "ugh, aku tidak menyukai yang itu,"

jihoon menunjuk beberapa butir obat yang berada di piring kecil dalam genggaman junkyu, "rasanya sangat pahit. tidak enak,"

meski menerima penolakan, junkyu tetap membawa obat-obat itu mendekat ke arah jihoon, membuat hidung jihoon berkedut dibuatnya.

"tidak apa-apa. nanti setelah menghabiskan obat-obatan ini, aku akan memberikanmu dua toples biskuit coklat lagi," bujuk junkyu.

tentu saja mata jihoon berbinar mendengar hal itu, "sungguh?!"

junkyu mengangguk mantap, "ayo, buka mulutmu. aa~"

dengan dahi yang mengernyit, serta mata yang ditutup rapat-rapat, jihoon memaksa untuk menelan obat-obatnya.

setelah itu, junkyu kembali mengikat tangan jihoon dengan rantai pada sisi bangsal. bagaimana pun, jihoon adalah pasien akut yang akan mengamuk kapan saja.

"kau akan memberikan biskuitnya sekarang?" tanya jihoon, setelah sebelumnya menguap akibat efek mengantuk dari obat yang baru saja ia minum.

junkyu menarik selimut menutupi tubuh jihoon hingga ke dagunya, "iya, aku akan mengambilnya dulu di ruanganku," jawab junkyu, lalu mendaratkan sebuah kecupan ringan pengantar tidur di dahi jihoon.

selain memberikan setoples biskuit cokelat, kebiasaan baru junkyu lainnya adalah mencium dahi jihoon sebelum pasiennya itu terlelap tidur.

tidak seperti ciuman pada bibir ataupun pipi, ciuman pada dahi akan memberikan perasaan menenangkan dan terlindungi. itulah sebabnya, mengapa para ibu selalu memberikan kecupan pengantar tidur sebelum anak-anak mereka terlelap. dan junkyu ingin memberikan perasaan seperti itu kepada jihoon.

psychiatric, lust, and love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang