_-_
|
Obsessed
|
_-_
Pagi yang cerah menjadi awal hari kali ini, tidak mendung seperti kemarin, dan tidak berangin seperti bulan lalu.
Mobil sport hitam sudah terparkir dengan apik di area khusus kendaraan beroda empat, penghuni di dalamnya sudah menjadi sorotan obrolam manis di pagi hari.
Saat mobil sport itu terbuka para pengagum sudah menunggu dengan wajah tegang, menatap tiga pemuda tangguh yang kini salah satu di antaranya sedang membuka kacamata hitam.
Mereka yang sering di sebut sebagai, sang pangeran.
Di lapangan sekolah sudah ramai dengan siswa siswi yang sedang bermain basket atau hanya sekedar mengobrol guna membuang waktu.
Sesampainya mereka di kelas, Joseph menyandarkan punggungnya ke kursi. Pemuda dengan manik hitam kelam itu duduk menyendiri sedangkan Jayden dan Gerald tepat di belakangnya.
"Kau sudah mengerjakan tugas sekolah?" Pertanyaan dari gerald mengudara, si empu sedang sibuk berkutat dengan lembaran kertas tipis tanpa peduli pada sekitar.
"Belum." Joseph menjawab cuek, ia lebih memilih menyumpalkan earphone di telinganya.
Gerald menoleh, menatap teman satu bangkunya yang sedari tadi hanya termenung entah apa yang sedang laki laki itu pikirkan.
"Ini masih terlalu pagi, wajah mu benar benar merusak suasana! Ada apa?"
"Seperti biasa, pekerjaan ku pada si iblis itu." Jayden mengeluh, sambil melempar buku sejarah ke atas meja dengan kasar.
"Kantin? Aku kasihan padamu!"
"Aku malas berjalan .. " Jayden menolak halus, sebelum menundukan kepala ia melihat Joseph berjalan keluar kelas.
"Joseph mau kemana?"
"Entah!" Jawab gerald, lalu mereka sibuk dengan kegiatan masing masing, pemuda kacamata dengan bukunya dan Jayden dengan renungan.
Mereka adalah cucu dari leluhur yang di hormati, ketiganya di kenal karena ketampanan dan kejeniusannya tersendiri.
Beberapa menit kemudian, Joseph masuk dengan membawa satu plastik hitam di lengan kanan.
"Makan!"
Jayden mendongak, menatap temannya terharu. "Terimakasih, kawan. Kau lebih tampan dari Gerald, aku yakin itu!"
Joseph mendengus. "Tidak usah memuji, makan saja!"
[Obsessed]
"Aduh telat nih .. "
Kedua kaki jenjang itu berjalan cepat menyusuri koridor sekolah, walau tak dapat di pungkiri wajah itu terlihat gelisah.
Aura di sekolah ke-empatnya terasa lebih mencekam dan asing.
Ia melebihkan sedikit kecepatan laju kakinya, sampai tidak sadar jika ada seseorang di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed ✔
Ficção Adolescente[ Fantasy, Bromance ] Rian paham, kenapa kasih sayang Edward tak terasa seperti seorang 'Ayah'. >[bromance] Ceritanya meresahkan banget, jadi kalo gak sesuai sama kalian jangan di baca ya!