_-_
|
Obsessed
|
_-_
Rian mengerucutkan bibirnya, mematap jalan raya dengan malas. Helaan nafas lelah keluar dari celah bibir tipisnya.
Edward tetap sibuk menatap jalan, tidak mempedulikan rengekan anaknya yang dari pagi merengek demam.
Tapi saat di periksa tidak ada yang aneh.
"Papa~"
"Papa sayang~"
"Daddy~ ..."
Edward memarkirkan mobilnya di depan gerbang yang menjulang tinggi, menatap Rian dengan pandangan lelah.
Ia mendudukan anak itu di pangkuan, mengecup sudut bibir anaknya dengan lembut.
"Bunny harus tetep sekolah, biar jadi anak pintar."
Rian menjilat bibir nya yang terasa kering, tatapan sang papa hampir membuatnya mati kutu.
"Tapi papa, mereka itu anak jahat! Masa Rian harus sekolah di sini?"
Edward menjilat bibir anaknya, lalu berganti mengecup punggung tangan Rian. "Papa menyayangimu, bunny."
Rian makin merengut kesal saat sang papa membuka pintu mobil dan menurunkannya untuk memijak di atas tanah.
Anak itu mendengus. "Papa jahat! Rian mau cari papa baru aja, Bhay!"
[Obsessed]
Kakinya menghentak kesal, goa mungil itu sibuk menggerutu dan menyumpah serapahkan sang kepala keluarga.
Ia mendudukan bokongnya dengan kasar, menatap sengit Gerald yang asik menoel pipinya.
"Diem, gue lagi kesel!"
Jayden menoleh. "Kenapa? Kau di ledek?"
Rian menggeleng. "Gue tuh ogah sekolah di sini, ini juga! Ngapain sih tuh orang bawa tikus yang berdarah darah gitu?"
Rian berteriak histeris saat salah satu pemuda yang tadi membawa tikus mati menusuk perut makhluk kecil itu beringas, seumur hidup tidak pernah mata sucinya melihat adegan sedosa itu.
"Bangsat .. hiks."
Isakan lirih itu membuat semua anak kelas berhenti beraktifitas, kuping mereka memang cukup tajam untuk mendengar lirihan penuh ketakutan.
Joseph menatap teman sebangkunya, anak ini mengapa masih masuk sekolah saat dirinya sudah tau jika sekolah ini hanya untuk para kriminal?
"Papa .. hiks, Rian mau pulang."
Semua anak berkumpul di meja belakang, berpasang pasang mata tertuju ke arah bocah yang sibuk sesenggukan sambil menunduk.
"Kau takut? Hey .. " Gerald menepuk punggung tangan murid baru itu dengan pelan.
Rian mendongak, menatap semua murid yang sudah berkumpul di meja nya dengan mata kelaparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed ✔
Teen Fiction[ Fantasy, Bromance ] Rian paham, kenapa kasih sayang Edward tak terasa seperti seorang 'Ayah'. >[bromance] Ceritanya meresahkan banget, jadi kalo gak sesuai sama kalian jangan di baca ya!