|| sSIiX ||

11K 1K 40
                                    

_-_

|

Obsessed

|

_-_

   Pagi sekali Rian sudah ribut mengguncang tubuh Edward sambil berteriak heboh, membuat pria dewasa itu harus bangun lebih pagi karena ulah anak tunggalnya.

"Papa .. "

Lirihan itu membuat Edward memaksa matanya agar terbuka, menatap tubuh mungil berbalut piyama gray yang terlihat baik baik saja.

"Ada apa?"

Rian dengan keberanian penuh menatap manik kelam sang papa, tangannya saling meremat menyalurkan rasa gugup.

"Rian pipis, papa."

"Hah?"

Dengan rasa kantuk yang masih melekat, Edward menoleh ke bawah. Memang, celana tidur anaknya terlihat basah.

Pria itu mendesah sambil menghela nafas, kedua tangannya terulur untuk membuka pakaian Rian dengan lembut.

Ia tak ingin kulit itu tergores karena tergesa gesa.

"Oke, kita mandi."

Rian mengangguk, pipi tembamnya bersemu kemerahan. Bagaimana pun ia sudah limabelas tahun, jarang sekali mandi bersama sang papa.

Terakhir saat ia kelas satu smp, itu pun karena mengompol juga.

   Setelah semua terbuka dan Rian tidak berbusana, anak itu berlari lebih dulu memasuki kamar mandi.

Ia memasukan mainan kapal kecil ke dalam bathup dan menuang sabun.

Tak lama Edward masuk membawa dua handuk lembut, pria itu masih memakai boxer yang lebih pendek dari biasanya.

Dua handuk sudah tergantung di belakang pintu, manik kelam kembar itu menatap Rian dari atas kebawah.

"Papa, jangan liat Rian!!"

Edward terkekeh. "Penismu sangat kecil."

[Obsessed]

"Gerald, kemaren lu ga masuk kan ya? Liat deh matanya andriana!"

Rian menunjuk bangku depan dengan telunjuk, matanya menyorot serius.

"Katanya mata dia di congkel anjir!"

Gerald mengangguk angguk. "Karena siapa?"

"Ndak tau tuh!" Rian mengedikan bahunya, pemuda itu kembali sibuk dengan ponsel milik Joseph.

"Jayden belum masuk ya?"

"Belum, dia masih mempunyai tugas praktek."

"Joseph hapenya gue download mainan banyak, gapapa?"

"Hm."

"Bara liat hape lu dong, kameranya cakep gak?"

Obsessed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang