A Mirage

1.1K 71 3
                                    

Seharusnya ini akan jadi pertarungan mudah bagi Atsushi. Lawannya hanya kriminal biasa tanpa Kemampuan. Gekka Juu bisa dengan mudah membuat orang ini tidak sadar. Kalau Atsushi mau menggunakannya. Tiap dia berusaha memanggil harimau itu selalu ada ketakutan dalam dirinya, trauma dari insiden Kikuchi masih menghantuinya. Ketakutannya membuat fokusnya teralih dari lawan yang harus dia bayar dengan sebuah pisau menyayat dalam lengan kanannya. Darah mengalir deras dari lukanya. Orang itu menyiapkan untuk serangan lain namun sebuah bayangan hitam mencekiknya hingga tak sadarkan diri.

"Dia...mati?" tanya Atsushi dengan suara bergetar.

"Hanya pingsan," balas pemilik bayang hitam yang menolongnya, Akutagawa. "Kau ceroboh, lebih dari biasanya. Rashomon bisa mencekikmu tanpa kesulitan sekarang."

"I...itu..." tapi tidak ada yang bisa Atsushi katakan.

Akutagawa mendecakkan lidah namun tak membalas lebih lanjut hanya mendekati Atsushi, mata tak lepas dari luka di tangan pria itu. Tanpa perintah verbal sebagian kecil Rashomon melingkari luka itu, menjadi perban darurat.

"Te...terima kasih..." ucap Atsushi pelan.

"Biarkan Rashomon di sana. Dia bisa kembali sendiri begitu pendarahanmu berhenti."

Pemuda pemilik harimau Gekka Juu itu mengangguk. "Ano," panggilnya saat Akutagawa melangkah pergi. Mafia itu berhenti, menoleh ke arahnya. "Ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membalasmu? Sejak Dazai-san di Port Mafia kau lebih sering membantuku daripada ingin membunuhku."

"Tidak ada alasan lagi menyerangmu dan bos tidak akan suka kalau aku benar-benar membunuhmu. Kau tidak berhutang apa pun," Akutagawa diam sesaat sebelum sesuatu melintas di pikirannya, "tapi kalau kau ingin membalasnya..."

----------------

"Jadi, Akutagawa yang mengajak dulu? Akutagawa yang itu?" tanya Kyouka memastikan sambil mencocokkan dua baju di tangannya pada Atsushi, memilih mana yang cocok untuk pria itu.

"Aku sudah bilang Kyouka-chan, aku bertanya apa ada sesuatu untuk membalasnya untuk pertolongannya selama ini dan dia..." pipi Atsushi bersemu merah, "memintaku kencan dengannya," lanjutnya lirih namun bisa Kyouka dengar.

Tuhan, kenapa juga dia mendadak meminta tolong Kyouka untuk memilihkan baju. Harusnya dia tahu Kyouka akan sadar tidak biasanya dia ingin berpakaian lebih menarik, pasti ada sesuatu di balik itu. Sebentar saja gadis itu sudah mengintrogasinya dan dia tidak bisa menutupi alasannya.

"Kau tahu alasan dia menolongmu kan. Kenapa tidak menjawab juga. Lama-lama aku kasihan dengannya." Kyouka meletakkan dua baju di tangannya dan mengambil baju lain dari lemari Atsushi.

Atsushi membuat gerak tubuh gelisah. Kyouka hanya menghela nafas.

"Saranku, jangan terlalu lama. Dia memang brutal tapi bukan berarti di dalam Port Mafia tidak ada yang menyukainya," ucap Kyouka, berhenti cukup lama mencocokkan jaket parka orange. Gadis itu memikirkan sesuatu. "Kau sudah repot-repot seperti ini, jangan sampai dia muncul dengan baju suramnya itu."

Tanpa bisa Atsushi cegah Kyouka mengambil ponsel dan menghubungi sebuah nomor.

"Kyouka? Ada apa?" balas suara di seberang telepon, Kyouka menggunakan loudspeaker. Satu alis Atsushi terangkat, suara feminim ini familiar tapi di mana dia mendengarnya.

"Kau tahu kalau kakakmu besok kencan, Gin?"

Kalau saat ini Atsushi mengeluarkan ekor harimaunya, ekor itu pasti terangkat tegak. Pantas saja familiar, suara ini suara Akutagawa Gin, adik teman kencannya besok.

Gin yang sepertinya tengah meminum sesuatu tersedak seketika. "Niisan kencan?! Dengan siapa?!"

"Kyouka-chan!" seru Atsushi hampir bersamaan.

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang