5

55 6 2
                                    

“Mike? Apa itu kau, Mike Zacharias?”

Alis Mike sedikit terangkat mendengar suara wanita menyapa dari sampingnya saat ia menunggu seorang apoteker mengambilkan vitamin pesanannya. Kemudian ia menoleh ke sumber suara dan menemukan teman lamanya sejak SMA.

“Marie?” Mike cukup terkejut, “Marie Dok?”

Wanita berambut panjang ikal berwarna cokelat terang itu tersenyum yang sedikit dipaksakan, “Jangan panggil aku Marie Dok, Marie saja..” Marie mengoreksi.

Mike terlihat heran, “Apa maksudmu? Kau masih bersama dengan Nile Dok, kan?”

“Aku sudah lama bercerai dengannya,” jawabnya sambil meringis.

Sebelum Mike berkomentar, seorang apoteker datang megantarkan vitamin pesanannya. Hal yang sama juga dengan Marie, seorang apoteker memberinya satu tabung obat. Kemudian sisi mata Mike melihat Marie menerima obatnya sekilas, ada rasa penasaran dari tabung obat yang dibeli Marie. Menurut Mike, obat yang dibeli Marie nampak tidak biasa.

Mike yang gampang penasaran, ingin menanyakannya. Tapi, Mike juga masih ingin tahu banyak hal tentang Marie setelah sekian lama tidak berjumpa. Ya mereka merupakan sahabat lama bersama dengan Erwin dan juga Nile. Sepertinya banyak cerita yang sudah lama mereka lewatkan.

Setelah masing-masing membayar pesanannya, Mike mengajak Marie untuk mengobrol dan Marie setuju.

Mereka duduk saling berhadapan di meja kafe kecil tidak jauh dari apotek tadi.

“Permisi, apa nona dan tuan ingin memesan makanan, minuman, atau sesuatu?” tanya pelayan wanita kepada Mike dan Marie.

Mike mendongak, “Aku pesan Macchiato dan kau Marie, kau ingin pesan apa?” tawarnya.

“Aku pesan Affogato,” jawab Marie.

Mike kemudian menyebutkan ulang pesanannya dan Marie kepada pelayan. Selanjutnya pelayan itu pun berlalu.

“Marie, semenjak kapan kau berada di London? Seingatku, saat kita lulus SMA kau pergi ke Paris dengan Nile kalau aku tidak salah...” Mike tampak mengingat sambil menebak.

“Mm ya, kau benar. Saat itu aku memang pergi ke Paris dan aku kembali ke sini sudah sekitar enam bulan yang lalu,” terang Marie.

“Lalu, Nile…?” Mike tampak ragu, “Maaf, jika kau tidak ingin menceritakannya, aku tidak akan memaksa.”

Marie menggeleng cepat, “Tidak, tidak. Tidak apa-apa Mike. Aku merasa tidak dipaksa. Lagi pula kau bukan orang asing bagiku.”

Wanita itu menghela nafas pelan sambil menggigit bibir bawahnya, “Aku bercerai dengan Nile.”

“Kenapa bisa terjadi? Apa kalian memiliki pendapat yang berbeda? Sudah tidak sejalan lagi?”

Marie menggelengkan kepalanya lagi, “Bukan Mike, hanya saja di rumah tangga kami ada sesuatu dan orang ketiga… Siapa pun tidak akan ada orang yang menyukai adanya orang ketiga di rumah tangganya..”

“Maksudmu yang selingkuh itu Nile apa kau Marie?” tebak Mike sambil bercanda.

Marie tertawa mengejek, “Apa aku terlihat seperti orang yang mudah selingkuh, eh?”

Pria pirang itu mencondongkan tubuhnya ke depan menatap wajah Marie, “Hmm.. tidak juga.”

Marie kemudian menyandarkan punggungnya di kursi sambil menyilangkan tangan di dada. “Nile selingkuh di belakangku.”

“Wanita sepertimu di selingkuhi? Ckckck…” Mike menggeleng heran, “Jika Erwin denganmu, dia pasti tidak akan pernah selingkuh,” celetuk Mike.

Marie menyipitkan matanya sedikit penasaran, “Apa maksudmu? Apanya yang dengan Erwin?”

UNDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang