10

38 6 0
                                    

Levi sungguh tidak tahu apa yang membuatnya meminggirkan mobilnya ketika ia melihat Petra sedang berjalan di trotoar jalan.

Levi menurunkan kaca jendela mobilnya dan membunyikan klakson. Tindakan Levi berhasil membuat Petra terkejut. Wanita itu menoleh ke sumber suara dan melihat Levi di sana, "Bisakah kau tidak mengagetiku seperti tadi?"

"Tidak bisa! Lagi pula aku tidak salah, kau saja yang terlalu banyak melamun," kata Levi cepat masih di dalam mobil. Kemudian Petra tidak merespon dan memilih memalingkan wajahnya lalu meneruskan jalan.

Ketika Petra berjalan, saat itu juga Levi mengikuti Petra dengan mobilnya secara perlahan, "Hi ladies, penuhi janjimu!"

Petra menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Levi saat laki-laki itu menghentikan mobilnya juga, "Janji? Aku tidak pernah ingat ada janji denganmu."

"Kau janji akan mentraktirku makan."

Petra mendesah, "Bukankah kau bilang padaku kalau kau tidak ingin aku traktir karena kau masih bisa menghasilkan uang. Dan kau juga bilang padaku kalau kau tidak butuh belas kasih dariku," timpal Petra mengingat ucapan Levi beberapa waktu lalu.

Jujur saja Levi ingat ucapannya waktu itu, tapi entah mengapa hanya dengan cara itu Levi bisa mengobrol kembali dengan Petra, "Oh itu, aku ingat. Tapi sekarang aku berubah pikiran."

Petra mengernyitkan keningnya, "Berubah pikiran? Kenapa bisa begitu?"

Tanpa Petra tahu, Levi meraba saku kantongnya dan mengambil dompetnya. Lalu ia melempar dompetnya ke sembarang tempat di kabin belakang mobilnya, "Hari ini aku lupa membawa dompet, lalu aku lapar. Jadi traktir aku makan," kata Levi dusta.

Petra tersenyum kemudian tertawa ringan, "Kau lupa membawa dompetmu, tapi kau tidak lupa membawa mobilmu, begitu?"

"Well, karena mobil ukurannya besar dan dompet ukurannya kecil, jadi aku tidak terlalu memperhatikannya."

Levi kemudian menggerakkan kepalanya ke arah pintu mobil, "Masuklah. Sebaiknya kau cepat sebelum aku terlalu kelaparan dan menghabiskan uangmu untuk mentraktirku makan."

Petra nampak berpikir, "Hari ini aku sedang ada urusan. Bagaimana kalau besok saja?"

"Aku mau sekarang."

"Sungguh hari ini aku tidak bisa Lev." Petra menggigit bibir bawahnya, "Bagaimana kalau aku memberimu uang saja, kau bilang tadi lupa membawa dompet, kan? Jadi kau bisa tetap makan," usul Petra.

Bukan masalah uang atau makan yang Levi inginkan. Tapi ia hanya ingin mengobrol dengan Petra. Ia terlalu merindukan wanita itu.

Levi kemudian memutuskan keluar dari mobilnya dan mendekat ke arah Petra saat wanita itu tengah membuka tasnya untuk mengambil dompet.

Petra terkejut saat Levi dengan cepat menariknya ke gang kecil, "L-Levi, apa yang sedang kau lakukan..?"

Levi tidak merespon, ia masih terus menarik Petra ke dalam gang kecil. Petra berusaha melepaskan tangan Levi dari lengannya dan kaki Petra ikut terseret saat Petra berusaha menhentikan langkahnya.

Secara spontan Petra berteriak, "Erwin, tolong aku!"

Mata Levi melebar kaget ketika mendengar nama Erwin di sebut. Dengan cepat Levi membanting tubuh Petra ke arah tembok di sampingnya. Petra meringis kesakitan atas tindakan Levi.

"Erwin? Kau masih meminta tolong kepada Erwin?" kata Levi heran sambil tersenyum mengejek, "Dia sudah mengkhianatimu dengan menikahi cinta pertamanya, kau di madu Petra, kau diduakan!"

Mulut Petra bungkam, enggan berkomentar. Ia merasa aneh kenapa Levi bisa tahu semua tentangnya.

"Kenapa? Kau heran? Karena aku tahu tentang kehidupan pernikahanmu?" kata Levi ketus.

UNDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang