Our Dark Life || 7

282 43 4
                                    

"Kumohon.... jangan buat aku semakin tak sanggup melepaskan perasaan ini." Batin gadis itu

Wonyoung berusaha untuk tegar, dia tidak bisa jatuh begitu saja. Gadis itu segera menghapus air matanya dan melepaskan pelukannya. 

Wonyoung menatap Yujin, sangat dalam. Tatapan penuh arti itu, membuat Yujin tak tahu harus berkata apa. Gadis itu tersenyum kecil sembari menghapus air mata di wajah Yujin. 

"Aku tidak marah, juga tidak benci pada eonni. Aku hanya sedang mencoba untuk bertanya pada diriku sendiri. Apa yang harus ku lakukan, bagaimana... agar kalian semua baik-baik saja?" Ucap Wonyoung

"Di perjalanan penuh hambatan ini, aku tak bisa terus mendengarkan kata hatiku. Aku akan mudah di jatuhkan. Ada beberapa hal, yang harus ku berikan batasan. Aku harus mengetahui batasan ini." Sambungnya

"Yujin eonni yang kukenal, adalah gadis berusia 15 tahun yang ceria, baik, lembut, ramah, bisa membuat orang tertawa dengan tingkah lakunya. Namun seiring berjalannya waktu, semua orang berubah, termasuk diriku dan dirimu. Aku tidak marah ketika melihat eonni yang tak bisa mengerti keadaanku, semua orang memiliki pendapatnya masing-masing. Berhentilah mengira bahwa aku membencimu." 

Yujin diam, isakan tangisnya sudah mulai mereda. Namun air matanya masih terus mengalir. Kali ini, Wonyoung yang berinisiatif memeluk Yujin duluan. 

"Tidak akan ada yang tahu,... kapan perpisahan akan datang menarik kita pergi." Gumam Wonyoung dengan suara pelan

"Aku membohongi diriku sendiri. Kukira aku akan baik-baik saja tanpamu jika suatu saat kau pergi. Namun ternyata, aku tidak bisa. Jika kau pergi, aku tak akan bisa bertahan." Ucap Yujin

"Jangan khawatir eonni. Aku tidak ke mana-mana." Jawab Wonyoung



.

.

.



Malam harinya, 6 gadis itu melanjutkan jadwal syuting mereka hingga tengah malam. Setelah itu mereka kembali ke dorm bersama. 

Memasuki ruang tamu yang gelap, Gaeul membuka lampu dan melihat bahwa sisa-sisa darah dan barang mengerikan dari sasaeng telah di buang. 

Di belakang mereka, terlihat Wonyoung yang terdiam. Dia tak dapat menghapus ingatan ketika melihat seekor tikus mati dan silet yang menggores pergelangan tangannya. Membuatnya hampir kehilangan nyawa. 

Tangannya sedikit gemetar dan kepalanya terasa pusing. Liz yang menyadarinya pun mengambil langkah ke belakang dan menggenggam tangan gadis itu. 

Seakan gadis pirang itu sedang mengatakan di dalam hatinya, "Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja." 

Wonyoung berusaha menenangkan dirinya. Para gadis itu pun masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.



Cklek....



Wonyoung masuk ke dalam kamarnya dan langsung menutup pintu tersebut. Gadis itu menyender di pintu dan perlahan merosot ke bawah lantai. Wonyoung melipat kedua kakinya, lalu menenggelamkan kepalanya di sana. Setelah itu, tangisnya pun pecah. 

"Kenapa... ini terjadi padaku?" Lirihnya

Kamarnya kedap suara, jadi mau sekencang apa pun isakan tangisnya, tidak akan ada yang bisa mendengarnya. 

Our Dark LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang