BAB 1

4 1 0
                                    

"Kamu tidak sedang bersaing dengan seseorang, melainkan dengan masa laluku."

Fashion Star tampak berhasil menyibukkan para karyawannya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fashion Star tampak berhasil menyibukkan para karyawannya hari ini. Derap langkah kaki yang beradu dengan ubin nyaring terdengar di mana-mana. Di seluruh penjuru ruangan tampak dipadati dengan para karyawan yang menyelam pada tugas masing-masing. Lihatlah di sisi kiri, para pengemban tampak sibuk dengan komputer di hadapan mereka. Lalu di sisi kanan para customer service dan tim pemasaran tidak kalah sibuknya melayani para pelanggan di luar sana dan memasarkan produk mereka. Tim Desain juga tampak melakukan rapat kecil di ruangan mereka.

Sekedar informasi, seluruh ruangan di lantai ini terbuat dari kaca, sesuai dengan keinginan pendiri sekaligus CEO-nya yang menginginkan para karyawan memiliki komunikasi dan kerja sama tim yang baik. Bahkan awalnya semua berada di satu ruangan, tetapi situasi yang dihasilkan cukup berisik jadilah mereka di buatkan ruangan yang seluruhnya dari kaca. Termasuk ruangan CEO Fashion Star yang terletak paling ujung di lantai ini. ruangan itu tampak kosong sekarang sebab pemiliknya tengah berada di salah satu deretan customer service dengan wajah yang tampak khawatir.

Zia tampak mangut-mangut di sana mendengarkan keluhan pelanggannya melalui panggilan telepon.

"Iya, kami meminta maaf atas kesalahan yang terjadi. Kami akan segera mengirim ulang barangnya dan saya sendiri yang akan mengeceknya sebelum itu dikirim," jelas Zia dengan wajah yang tampak penuh beban.

"Ya, tenang saja, anggap saja masalah ini sudah beres. Gaunnya akan sampai sehari sebelum acara pernikahan Anda. Kami janji," lanjutnya dengan senyuman.

"Okay, terima kasih dan semoga pernikahan Anda lancar," pungkasnya lalu menghela napas seraya menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Ada masalah apa kali ini?" tanya Zoy yang duduk di sebelahnya.

"Seorang pelanggan memesan gaun siffon berwarna dusty pink, tapi yang datang malah magenta," terang Zia dengan nada berat. "Kita bahkan tidak menjual itu di sini, jadi bagaimana bisa itu terjadi?"

"Tenanglah, itu bukan satu-satunya masalah besar di sini."

"Yah, itu jelas masalah besar karena customer yang baru saja komplen itu adalah teman sekelasku yang sering menyebarkan berita miring, aku tidak ingin reputasiku hancur."

Zoy tersenyum tipis sembari menggeleng kecil sebelum kembali ke titik fokusnya beberapa saat yang lalu.

Zia melirik ke arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Melihat waktu yang tertera di sana membuat ia membelalak. "Oh my god. Aku sudah terlambat," serunya. Dia dengan terburu-buru melepaskan headphone di telinganya dan segera berdiri.

Langkahnya yang baru saja hendak bergeser dari ruangan itu terhenti oleh kehadiran Ema yang tampak panik. Melihat ekspresi wanita yang saat ini mengenakan jilbab baby blue itu membuat Zia paham masalah apa yang terjadi.

Until MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang