2.Hubungan Tanpa Status

337 116 77
                                    

2.Hubungan Tanpa Status (HTS)




Selamat tinggal 2022 dan selamat datang 2023.Tahun baru dengan cerita kita yang baru, di tahun inilah cerita kita banyak tercipta, dari yang paling sakit hingga paling bahagia.


Malam yang indah untuk Ailen si pemilik mata indah dengan tatapan teduhnya. Malam ini gadis itu tengah tertidur dengan pulas di atas pangkuan Sakha, gadis itu tertidur karena kelelahan. Mengapa posisinya seperti itu? Apakah mereka berpacaran? Jawabannya, adalah TIDAK. Mereka hanya menjalani hubungan tanpa status, kalo kata anak zaman sekarang HTS katanya.

Teman-teman Sakha yang barbar cukup tenang saat ini, hal itu atas perintah Sakha agar tidak mengganggu tidur gadisnya.

"Sakha!!!" Zidan memanggil sahabatnya dengan berbisik.

Sakha menoleh sambil menaikan satu alisnya.

"Lo udah suka sama Ailen?"

Mendengar pertanyaan Zidan barusan membuat sahabat Sakha yang lain ikut terdiam menanti jawaban.

Ahmad Zidan Aidan. Cowok dengan seribu wanita, wajahnya terlihat sangat manis saat cowok itu tersenyum. Cowok bertubuh besar itu merupakan sahabat Sakha dari mereka kecil. Jadi wajar saja jika Zidan paling berani kepada Sakha.

Sakha menatap Ailen cukup lama, wajah gadis cantik itu terlihat begitu tenang. "Cuma kasihan," Sakha berucap sambil merapikan rambut Ailen.

"Kasihan banget Ailen," ucap Iman sambil menatap kasihan pada Ailen.

Iman Lingga Alvero. Cowok friendly dengan wajah yang terlihat dingin, unik bukan?Namanya menang Iman namun kelakuannya sangat tidak mencerminkan orang beriman.

Biru Darma Bentara. Cowok dengan wajah datar itu akhirnya ikut bersuara. "Brengsek lo." Biru berkata dengan penuh penekan.

Cowok dingin itu memang paling irit bicara, namun sekalinya ia bersuara mampu menusuk hati orang.

"Jangan gunain dia sebagai pelampiasan," Biru  bergegas untu pergi dari warung Bi Iis,tempat biasa mereka kumpul.

"Kemana woy?" tanya Iman ikut bangkit.

Biru mengeluarkan uang merah dari sakunya sebanyak tiga lembar. "Bayar semuanya," Biru menyerahkan uang itu pada Iman.

Dengan senyum lebar Iman menerima sepenuh hati. "Makasih Tuan Muda Bentara!!!"

"Udah malam, ajak Ailen pulang. " Zidan memilih untuk pergi juga.

Sakha kembali menatap Ailen yang masih tertidur dengan pulas. Sakha mengusap lembut wajah cantik gadis itu.

"Lo masuk ke dunia gue disaat ga tepat. Perasaan gue belum selesai untuk dia, Ailen." Sakha menundukkan kepada merasa bersalah.

_______

"Enak,kan!??" Ailen menatap Sakha dengan antusias.

Ceritanya kedua remaja itu tengah makan mie kuah lengkap dengan telur. Keberadaan mereka kini sedang berada di rumah Ailen. Setelah pulang dari tempat nongkrong Sakha dan para sahabatnya,Ailen dibangunkan Sakha untuk pulang karena sudah malam. Niat awal Sakha adalah untuk mengantarkan gadis itu saja, namun hujan tiba-tiba turun membuat Sakha terpaksa harus ikut berteduh di rumah Ailen.

Sakha terlihat bersemangat saat memakan mie buatnya,"Perasaan di rumah ga seenak ini."

Ailen terkekeh mendengar perkataan Sakha barusan. Cowok itu terlihat seperti anak kecil jika sedang makan sambil berbicara.

"Temenin gue yaa, please. Gue takut sendirian kalo lagi hujan gini," Ailen memegang tangan Sakha yang hendak beranjak dari duduknya.

Cowok itu diam sesaat, "Heem."

Ailen tersenyum lega, "makasih."

Sakha menatap Ailen dengan begitu detail. "Rambut lo kalo panjang pasti lebih cantik!!" Sakha mengelus surai hitam Ailen.

Ailen tersenyum malu, dan langsung bercermin pada handphone miliknya. "Sakha!! Segini udah paling panjang, lo!!" Ailen terkekeh dan kembali menatap Sakha.

"Tapi gue suka cewek rambut panjang. Kaya....." Sakha menghentikan ucapannya, hampir saja dirinya keceplosan.

Ailen menatap Sakha bingung. "Kaya siapa??" tanyanya penasaran.

"Ga, bukan siapa-siapa."

Ailen menghela napas pasrah.Sebenarnya ia sangat penasaran, namun percuma, Sakha pasti tidak akan menjawab pertanyaan. Selama ini Sakha sering menuntut akan penampilan Ailen. Semua keinginan Sakha pasti akan Ailen turuti, meski itu harus mengorbankan jati diri Ailen.

Ailen menggenggam tangan Sakha dengan erat, "Kalo kamu, cukup jadi diri kamu sendiri. Jadilah seorang Sakha, yang apa adanya."

Sakha dibuat diam dengan perkataan Ailen barusan. Ada sebuah rasa yang sulit cowok itu baca. Yang jelas, hati Sakha menghangat, namun sakit.

"Kenapa lo masih mau jadi mainan gue??"

"Padahal selama ini, gue ga pernah serius sama lo. Ailen!!" Sakha menatap gadis itu penuh makna.

Lagi-lagi Ailen hanya tersenyum dengan tatapan tulus,"you are my first love!!Sakha Aksara."

Sakha dibuat terkekeh mendengarnya. "Cinta pertama, pada orang yang salah."

"No, cinta gak pernah salah." Ailen berkata dengan begitu lirih.

Sakha membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Pergi, sebelum terlalu jauh."

"Hati gue masih untuk orang lama, Ailen."

Ailen menggalang kan kepalanya pada dada bidang Sakha. Ada air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya keluar.

"Kalo gue pergi, lo siap? Sakha."

Kacau, Sakha tidak pernah berpikir sejauh itu. Bagaimana hari-harinya jika tanpa gadis pengganggu ini? Bagaimana jika mereka berdua akan benar-benar asing?

Mungkin, Sakha harus belajar membuka lembaran baru??


SAKHA ADALAH LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang